Menurut dr Agus, shisha yang berbahan utama tembakau mengandung senyawa yang tidak jauh beda dengan rokok konvensional. Proses pembakaran dan asapnya melepaskan senyawa benzena dan asetaldehida yang memicu kanker.
Sedangkan rokok elektrik mengandung gliserol dan formaldehida yang bersifat karsionegenik. Risiko kanker paru juga ditanggung mereka yang berada di sekitar konsumen shisha dan rokok elektrik.
dr Agus kembali mengingatkan untuk berhenti merokok sebagai solusi pencegahan utama kanker paru. Berhenti merokok tidak hanya diterapkan pada produk konvensional tapi juga yang shisha dan eletrik. Berhenti merokok menyelamatkan diri sendiri dan orang-orang di lingkungan sekitar.