Kemampuan mendengar bagi bayi merupakan hal penting yang akan menunjang kemampuan belajarnya kelak. Kemampuan ini juga ikut menentukan kemampuan bicara Si Kecil. Karena itulah, mendeteksi gangguan pendengaran sejak lahir sangat penting untuk memeriksa adanya kelainan sedini mungkin, sehingga bisa segera ditangani. Yuk, cari tahu cara mendeteksi gangguan pendengaran pada bayi di sini.
Perkembangan pendengaran anak pada dasarnya sudah dimulai sejak ia masih dalam kandungan. Bahkan, para ahli percaya bahwa bayi dalam kandungan sudah bisa mendengar suara-suara yang ada di luar perut ibu. Kemampuan mendengarnya biasanya akan semakin sempurna beberapa bulan setelah ia lahir.
Seorang anak dikatakan mengalami gangguan pendengaran bila indera pendengarannya tidak berkembang secara sempurna, sehingga sinyal suara gagal mencapai otak. Gejala-gejala gangguan pendengaran pada tiap bayi bisa berbeda-beda. Selain itu, jenis gangguan pendengaran yang bisa terjadi pun sangat bervariasi, mulai dari yang ringan sampai berat.
Untuk mengetahui apakah bayi memiliki gangguan pendengaran atau tidak, sebaiknya lakukan tes pendengaran sejak bayi lahir. Bahkan, orangtua dianjurkan untuk melakukan tes tersebut sebelum membawa pulang bayi dari rumah sakit.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah indera pendengaran bayi berfungsi dengan normal atau mengalami gangguan. Bila ditemukan adanya gangguan pendengaran pada bayi, maka dokter dapat segera mengambil tindakan penanganan.
Tes pendengaran pada bayi tidak menyakitkan kok, justru sebagian bayi akan tertidur saat pemeriksaan berlangsung. Tes ini juga hanya membutuhkan waktu lima sampai sepuluh menit. Berikut dua jenis tes pendengaran yang biasanya dilakukan pada bayi baru lahir:
Tes ini dilakukan dengan cara memasang earphone kecil pada kedua telinga bayi. Kemudian, perawat juga akan menaruh sensor yang sudah terhubung dengan jaringan komputer di kulit kepala bayi. Sensor ini akan mengukur aktivitas gelombang otak pada bayi dari respon yang ditunjukkannya ketika bunyi klik dikirim melalui earphone kecil tadi.
Tes pendengaran ini dilakukan untuk mengukur gelombang suara di telinga bayi bagian dalam. Prosedur tes ini hampir mirip dengan tes AABR, yaitu dengan meletakkan perangkat kecil di telinga bayi untuk menghasilkan bunyi klik yang lembut, kemudian respon telinga bayi terhadap bunyi tersebut akan direkam.
Selain dengan melakukan tes pendengaran, ibu juga dianjurkan untuk mengamati perkembangan bayi dari bulan ke bulan. Waspadai bila ada tanda-tanda gangguan pendengaran berikut pada bayi:
Sebaiknya segera kunjungi dokter THT bila gejala-gejala di atas terjadi pada kamu atau Si Kecil.