Berita Kesehatan
Apa itu Tinnitus ?
Sabtu, 01 Feb 2020 09:51:54

Tinnitus adalah sensasi telinga berdenging yang bisa berlangsung dalam waktu yang lama atau dalam waktu singkat. Telinga berdenging dapat terjadi hanya di telinga kanan, telinga kiri, atau pada kedua telinga.

Tinnitus bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari kondisi lain, misalnya gangguan di organ dalam telinga, gangguan di dalam pembuluh darah, atau karena efek samping obat-obatan.

Tinnitus atau kuping berdengung merupakan kondisi yang bisa dialami semua orang dengan segala usia, baik anak-anak maupun lansia. Namun, gejala ini umumnya dialami oleh orang yang usianya di atas 60 tahun.

Gejala Tinnitus

Tinnitus ditandai dengan sensasi mendengar bunyi, padahal tidak ada suara di sekitarnya. Penderita tinnitus bisa mengalami sensasi bunyi hanya pada telinga kanan, telinga kiri, atau pada kedua telinga. Sensasi bunyi itu dapat berupa:

  • Dengung
  • Desis
  • Detak
  • Gemuruh
  • Raung

Sensasi suara di atas bisa terdengar lembut atau keras. Pada beberapa kondisi, sensasi suara seakan terdengar sangat keras, sampai mengganggu konsentrasi dan menutupi suara nyata di sekitarnya.

Telinga berdenging bisa terjadi dalam jangka panjang atau hilang timbul. Sebagian besar bunyi tinnitus hanya bisa didengar oleh penderitanya. Pada kasus yang jarang terjadi, tinnitus juga bisa didengar oleh dokter yang memeriksa telinga pasien.

Kapan harus ke dokter

Segera periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami kuping berdengung yang disertai pusing dan gangguan pendengaran. Pemeriksaan oleh dokter juga perlu dilakukan bila tinnitus muncul setelah menderita infeksi saluran pernapasan atas dan tidak membaik setelah satu minggu.

Periksakan ke dokter bila telinga berdenging disertai gejala penyakit Meniere, seperti sering vertigo dan telinga terasa penuh, untuk mencegah risiko terjadinya tuli permanen.

Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan kuping berdengung. Oleh karena itu, periksakan tekanan darah secara ke rutin bila menderita hipertensi. Bila Anda mengalami kuping berdengung setelah mengonsumsi obat-obatan, diskusikan dengan dokter mengenai manfaat dan risiko obat-obatan tersebut.

Penyebab Tinnitus

Telinga berdengung terjadi ketika sel-sel rambut halus di dalam telinga rusak. Rambut-rambut halus tersebut berfungsi menerima gelombang suara dan mengubahnya menjadi sinyal listrik.

Selanjutnya, saraf pendengaran di dalam telinga akan menghantarkan sinyal listrik tersebut ke otak. Di dalam otak, sinyal listrik tersebut kemudian diterjemahkan menjadi bunyi-bunyi yang kita dengar.

Apabila rambut-rambut halus tersebut rusak, saraf pendengaran akan mengirim sinyal listrik yang acak ke otak, sehingga menyebabkan kuping berdenging.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada rambut-rambut di dalam telinga adalah:

Kondisi yang memengaruhi telinga

Sebagian besar telinga berdengung disebabkan oleh kondisi berikut:

  • Penyakit Meniere, yaitu gangguan pada telinga yang bisa menyebabkan vertigo hingga kehilangan pendengaran.
  • Cedera pada kepala dan leher yang memengaruhi saraf pendengaran atau bagian otak yang terhubung ke fungsi pendengaran.
  • Disfungsi tuba eustachius atau saluran di telinga yang terhubung ke tenggorokan, bisa akibat kehamilan, obesitas, atau radioterapi.
  • Ketegangan pada otot di telinga bagian dalam, misalnya akibat multiple sclerosis.
  • Kotoran telinga yang terlalu banyak, sehingga menumpuk dan mengeras di saluran telinga.
  • Mengerasnya tulang di telinga tengah (otosklerosis), yang disebabkan oleh kelainan pertumbuhan tulang.
  • Tumor jinak di saraf penghubung otak dan telinga, yang mengontrol keseimbangan dan pendengaran.

Gangguan pada pembuluh darah

Pada kasus yang jarang terjadi, telinga berdengung dapat disebabkan oleh gangguan pada pembuluh darah, misalnya:

  • Tumor yang menekan pembuluh darah di kepala atau leher.
  • Gangguan aliran darah akibat penyempitan pembuluh darah di leher.
  • Pembuluh darah abnormal yang terhubung satu dengan yang lain.
  • Penumpukan kolesterol di dalam pembuluh darah dekat telinga bagian tengah dan dalam.
  • Tekanan darah tinggi.

Efek samping obat-obatan

Beberapa obat dapat menyebabkan atau memperburuk tinnitus, terutama bila dikonsumsi dalam dosis tinggi. Terkadang, tinnitus hilang setelah berhenti mengonsumsi obat ini. Sejumlah obat tersebut adalah:

  • Antibiotik, meliputi erythromycin dan neomycin.
  • Obat untuk kanker, seperti methotrexate dan cisplatin.
  • Obat diuretik, misalnya furosemide.
  • Antidepresan.
  • Aspirin.
  • Kina.

Faktor Risiko Tinnitus

Telinga berdengung dapat dialami oleh setiap orang, namun orang dengan faktor di bawah ini berisiko lebih tinggi terserang tinnitus:

  • Berusia lanjut, terutama di atas usia 60 tahun.
  • Sering mendengar suara yang terlalu keras, misalnya orang yang berprofesi sebagai tentara, musisi, pekerja di pabrik atau konstruksi.
  • Berjenis kelamin laki-laki.
  • Memiliki kebiasaan merokok.
  • Tidak dapat mengelola stres dengan baik.
  • Sering mengonsumsi minuman beralkohol atau berkafein

Diagnosis Tinnitus

Ketika pasien mengalami telinga berdengung, dokter spesialis THT akan meminta pasien untuk mendeskripsikan jenis bunyi yang didengar, dan melakukan pemeriksaan fisik pada telinga pasien.

Kemudian, dokter dapat memeriksa fungsi pendengaran pasien dengan tes audiometri. Pemindaian dengan CT scan atau MRI juga akan dilakukan jika dokter menduga ada kerusakan atau kelainan pada organ dalam telinga pasien.

Mengatasi Tinnitus

Metode untuk mengatasi telinga berdenging tergantung kepada penyebab yang mendasarinya. Misalnya dengan mengangkat kotoran telinga yang menumpuk, memperbaiki gangguan di pembuluh darah dengan bedah, dan mengganti obat-obatan yang sedang dikonsumsi penderita.

Pasien akan menjalani terapi khusus atau dilatih untuk membiasakan diri dengan bunyi tinnitus bila tinnitus tidak hilang dan sangat mengganggu. Caranya adalah dengan:

  • Terapi suara menggunakan bunyi-bunyi lain yang dapat menyamarkan bunyi tinnitus, misalnya menggunakan suara rintik hujan atau ombak.
  • Tinnitus retraining therapy (TRT), untuk melatih pasien agar tidak terfokus pada bunyi tinnitus yang dialami.

Telinga berdenging tidak bisa diatasi dengan obat-obatan. Meskipun demikian, ada sejumlah obat yang dapat digunakan untuk mengurangi keparahan gejala akibat tinnitus, yaitu:

  • Antidepresan trisiklik, seperti amitriptyline.
  • Obat golongan benzodiazepine, seperti alprazolam.

Penderita telinga berdenging yang disertai hilangnya pendengaran akan disarankan untuk menggunakan alat bantu dengar.

Komplikasi Tinnitus

Telinga berdenging yang terjadi secara terus menerus dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Beberapa kondisi yang bisa terjadi akibat telinga berdenging adalah:

  • Depresi
  • Sulit tidur
  • Sulit berkonsentrasi
  • Mudah marah

Pencegahan Tinnitus

Tidak semua tinnitus dapat dicegah. Namun dalam beberapa kasus, telinga berdenging dapat dicegah dengan melakukan sejumlah langkah berikut:

  • Menyetel musik dengan suara yang tidak terlalu keras, terutama bila mendengar melalui headphone.
  • Mengenakan pelindung telinga, terutama bila Anda berprofesi sebagai tentara, musisi atau pekerja pabrik.
  • Menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, yaitu dengan pola makan sehat dan rutin berolahraga.