Berita Kesehatan
Jangan Asal Minum Obat Batuk Kering, Ini Ragam Jenisnya
Selasa, 24 Mar 2020 11:21:28

Batuk kering adalah keluhan yang amat mengganggu dan bisa membuat tenggorokan menjadi sakit. Kondisi ini biasanya diatasi menggunakan obat-obatan, baik yang dijual bebas maupun yang memerlukan resep dokter. Meskipun beberapa jenis obat batuk memang dijual bebas, Anda tetap tidak boleh asal memilih obat batuk karena obat batuk kering berbeda dengan obat batuk berdahak.

Seringkali, penderita batuk kering bahkan harus mengonsumsi beberapa jenis obat batuk karena perlu menyesuaikan dengan penyebab batuk itu sendiri. Penyebabnya pun bisa bermacam-macam, mulai dari paparan iritasi pada lingkungan hingga penyakit yang lebih serius. Lalu, apa saja penyebab lain batuk kering dan jenis obat batuk yang dapat mengatasinya?

Beragam penyebab batuk kering

perbedaan asma dan ppok

Batuk merupakan respons tubuh saat terdapat iritan, lendir, atau benda asing lain dalam saluran pernapasan. Berdasarkan ada-tidaknya lendir yang dihasilkan, batuk dibagi menjadi batuk berdahak dan batuk kering.

Keduanya sama-sama dapat menimbulkan sensasi gatal pada kerongkongan. Namun, batuk kering yang berkelanjutan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama saat kondisinya memburuk pada malam hari. Inilah mengapa Anda perlu mengonsumsi obat batuk kering guna meredakan keluhannya.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan batuk kering, berikut di antaranya.

1. Asma

Asma terjadi akibat pembengkakan pada saluran pernapasan sehingga jalur napas menyempit. Penyakit ini dapat menunjukkan gejala berupa batuk kering dan batuk berdahak, tetapi batuk kering lebih umum terjadi.

Gejala lain yang sering muncul adalah sesak napas, nyeri dada, batuk terdengar nyaring (mengi), mengalami masalah tidur akibat batuk, serta munculnya suara nyaring menyerupai siulan saat mengembuskan napas. Anda juga perlu mewaspadai tanda-tanda khas seperti serangan sesak napas dan mengi mendadak.

2. Infeksi virus

Infeksi virus biasanya hanya berlangsung selama beberapa hari dan akan sembuh dengan sendirinya karena sistem kekebalan tubuh Anda cukup kuat untuk melawannya. Meski begitu, Anda mungkin masih akan mengalami batuk sebelum benar-benar sembuh dan terbebas dari infeksi. Jenis batuk yang dialami selama masa pemulihan biasanya adalah batuk kering atau batuk dengan dahak kental yang tidak dapat keluar.

Proses pemulihan setelah flu akan memakan waktu dan membutuhkan kesabaran. Memaksakan untuk batuk agar dahak keluar juga akan mengiritasi tenggorokan. Guna meredakan gejalanya, Anda dapat mencoba minum air hangat, makan permen mint, atau mengonsumsi obat batuk kering bila diperlukan.

3. Penyakit asam lambung (GERD)

Pernahkah Anda mengalami kenaikan aliran asam lambung? Pada penderita penyakit asam lambung atau GERD, kondisi ini terjadi berulang kali sehingga dinding esofagus lama-kelamaan mengalami iritasi. Esofagus adalah saluran yang menghubungkan mulut dan perut. Saat terjadi iritasi, tubuh Anda akan meresponsnya melalui batuk.

Batuk kering akibat penyakit asam lambung umumnya bersifat kronis, yang artinya berlangsung lama. Selain itu, penyakit asam lambung juga ditandai dengan nyeri dada, heartburn, keluarnya makanan yang telah dicerna, kesulitan menelan, serta sakit tenggorokan kronis.

4. Penyebab lainnya

Sebelum mengonsumsi obat batuk kering, pastikan bahwa Anda telah mengetahui penyebab batuk. Keluhan Anda bisa saja disebabkan oleh faktor selain penyakit yang umum terjadi. Misalnya:

  • iritasi dari lingkungan seperti polusi, partikel kimia, debu, udara kering, serbuk sari, asap, dan sebagainya
  • pertusis atau batuk rejan, yaitu penyakit batuk menular dengan gejala menyerupai flu yang banyak terjadi pada anak-anak
  • konsumsi obat-obatan mengandung ACE inhibitor seperti enalapril dan lisinopril
  • pneumotoraks, yaitu kolapsnya paru-paru akibat penyakit pada paru-paru atau cedera dada

Obat batuk kering yang sesuai dengan penyebabnya

Setelah Anda mengetahui penyebab batuk kering, berikut berbagai macam obat untuk batuk kering yang dapat digunakan sesuai penyebabnya:

1. Dekongestan

acetaminophen paracetamol

Pilek atau alergi dapat menyebabkan produksi lendir secara berlebihan di hidung. Lendir akan mengalir ke belakang hidung, kemudian menuju tenggorokan. Aliran lendir tersebut dapat menyebabkan batuk kering yang akan bertambah buruk ketika Anda berbaring.

Obat dekongestan seperti phenylephri dan pseudoephedrine dapat membantu menekan produksi lendir berlebih yang menyebabkan batuk. Obat ini juga sering dikombinasikan dengan jenis obat lain untuk mengatasi berbagai gejala flu. Namun, Anda perlu berhati-hati dalam mengonsumsi obat dekongestan kombinasi karena efek mengentalkan dahak yang dimilikinya justru dapat memperparah kondisi batuk.

Efek samping yang timbul dari konsumsi obat batuk kering ini adalah mengantuk, pusing, pandangan kabur, sakit perut atau mual, dan tenggorokan kering. Penderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan tiroid, dan gangguan prostat juga disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu sebelum mengonsumsinya.

2. Antihistamin

ibuprofen

Sumber: NBC News

Bila Anda memiliki alergi, tubuh akan melepaskan histamin. Histamin merupakan sejenis asam amino yang dapat memicu reaksi alergi seperti mata berair, hidung meler, dan batuk kering. Untuk mengatasi batuk karena alergi, maka Anda harus menghambat efek histamin dengan obat batuk kering dari golongan antihistamin.

Antihistamin yang umum digunakan di antaranya loratidine, chlorpheniramine, diphenhydramine, dan cetirizin. Beberapa jenis obat antihistamin bekerja dengan cara menghambat kerja histamin pada sistem saraf pusat, tapi ada pula jenis obat antihistamin yang bekerja dengan menghambat aktivitas neurotransmiter asetilkolin. Fungsi ini menimbulkan efek berupa penurunan produksi lendir dan pelebaran jalur pernapasan.

Kendati efektif mengatasi alergi, obat antihistamin nonsedatif (tidak menyebabkan kantuk) seperti loratidine mungkin kurang efektif mengatasi batuk kering. Jadi, Anda perlu menyesuaikan jenis obat antihistamin yang dikonsumsi dengan penyebabnya. Perhatikan pula efek samping yang mungkin muncul, seperti rasa kantuk, pusing, sakit perut dan mual, serta tenggorokan kering.

3. Antitusif

antitusif

Sumber: Restore

Antitusif adalah golongan obat supresan yang bermanfaat untuk meredakan batuk. Mekanisme fungsinya belum diketahui secara pasti, tetapi obat yang sering digunakan untuk mengatasi batuk kering ini bekerja langsung pada otak. Antitusif akan menghambat fungsi batang otak yang mengatur respons dan refleks batuk sehingga frekuensi batuk dapat berkurang.

Ada bermacam-macam obat antitusif, dan kebanyakan di antaranya termasuk dalam golongan opioid yang memiliki efek samping berupa rasa kantuk dan ketergantungan. Karenanya, konsumsi jenis obat ini sebaiknya dilakukan sesuai anjuran dosis dan resep dokter. Pemberian antitusif pada anak-anak juga tidak disarankan karena efektivitasnya belum terbukti.

Jenis antitusif yang banyak digunakan dalam obat batuk kering antara lain:

  • Dextromethorpan. Ini adalah jenis obat batuk kering alternatif selain dekongestan, yang diresepkan untuk mengobati batuk akibat flu atau pilek. Obat ini bekerja dengan menekan refleks batuk pada otak sehingga frekuensi batuk kering dapat berkurang. Obat ini dapat menimbulkan efek samping berupa pusing, mual atau muntah, serta dapat membuat Anda sedikit mengantuk..
  • Codeine. Obat ini digunakan untuk mengatasi nyeri ringan hingga berat. Pada sejumlah produk, codeine juga digunakan sebagai pereda batuk kering. Cara kerjanya adalah dengan menekan refleks yang mengatur batuk sehingga frekuensinya dapat berkurang. Efek samping yang paling sering muncul dari mengonsumsi codeine adalah sembelit, pusing, perubahan mood, dan rasa kantuk.
  • Guaifenesin. Obat ini bermanfaat untuk mengatasi batuk akibat flu, bronkitis, dan penyakit saluran pernapasan. Guaifenesin bekerja seperti ekspektoran, yaitu dengan mengencerkan lendir dan dahak yang menyumbat saluran pernapasan. Efek samping guaifenesin biasanya menyerupai reaksi alergi, tapi hal ini jarang terjadi.

Akan tetapi, penggunaan antitusif hanya direkomendasikan untuk mengatasi batuk kering tanpa dahak. Hal ini disebabkan karena penggunaan antitusif pada penderita batuk akibat penyakit sistem pernapasan justru disinyalir lebih berisiko menimbulkan efek samping yang merugikan. Hal yang sama juga berlaku bila Anda mengalami batuk akibat infeksi virus. Alih-alih mengonsumsi obat antitusif, Anda lebih disarankan untuk menambah asupan cairan dan menghirup udara segar.

4. Antibiotik

minum obat saat olahraga

Tidak semua batuk bisa diobati dengan obat batuk kering biasa. Terkadang, batuk kering bisa menjadi pertanda dari penyakit infeksi pada saluran pernapasan. Contohnya adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus pada batang tenggorokan yang dikenal sebagai tracheitis.

Selain batuk kering, penyakit peradangan pada saluran pernapasan ini juga menimbulkan demam tinggi, napas pendek, serta pembengkakan pada tenggorokan. Untuk mengurangi batuk sekaligus mengurangi infeksi dan membunuh bakteri, obat yang akan diresepkan adalah obat antibiotik. Contoh obat antibiotik yang sering digunakan untuk mengatasi infeksi pernapasan di antaranya azithromycin dan golongan cephalosporin.

Selama masa perawatan, Anda juga dapat menggunakan obat-obatan pereda batuk lainnya. Namun, konsumsi obat-obatan tambahan selain antibiotik perlu dilakukan dengan hati-hati sesuai anjuran dokter. Batuk terkadang justru diperlukan karena Anda dapat membuang lendir yang terinfeksi keluar dari tubuh. Ini akan membantu membersihkan paru-paru Anda dari bakteri penyebab infeksi.

5. H2 blocker dan inhibitor pompa proton

penyebab mata kering

Batuk kering pada penderita penyakit asam lambung terjadi karena asam lambung mengiritasi dinding esofagus. Untuk mengobati batuk dengan kondisi seperti ini, berarti Anda juga harus mengatasi masalah asam lambung yang menjadi pemicunya.

Jenis obat yang banyak digunakan adalah obat H2 blocker (famotidine, cimetidine, nizatidine dan ranitidine) atau inhibitor pompa proton (pantoprazole, omeprazole, lansoprazole, esomeprazole dan rabeprazole). Kedua obat tersebut dapat menurunkan produksi asam lambung, mengurangi iritasi pada esofagus, dan meredakan batuk kering.

Konsultasikan kondisi Anda pada dokter terlebih dulu sebelum menggunakan obat-obatan ini, apalagi jika Anda juga mengonsumsi jenis obat batuk kering lainnya. H2 blocker dan inhibitor pompa proton memang dapat mengurangi jumlah asam lambung, tapi keduanya tidak dapat mengatasi penyebab kenaikan asam lambung itu sendiri.

Beragam obat batuk kering alami yang mudah dibuat

cara mengatasi nyeri haid

Selain menggunakan obat-obatan yang terbuat dari bahan kimia, Anda juga dapat  mencoba obat batuk yang terbuat dari bahan alami. Berikut adalah beberapa bahan yang dapat Anda gunakan:

1. Madu

Madu merupakan bahan makanan serbaguna yang banyak digunakan sebagai pereda sakit tenggorokan. Meskipun efek penyembuhnya tidak sekuat obat-obatan batuk kering pada umumnya, efek lega yang didapatkan dari mengonsumsi madu disinyalir dapat menyamai dextromethorphan.

Anda bisa mengonsumsi madu secara langsung atau mencampurkannya dengan bahan lain seperti teh herbal, air hangat, dan perasan lemon. Madu akan melegakan tenggorokan Anda, sementara sari lemon akan meredakan gejala flu yang Anda alami.

2. Peppermint

Peppermint mengandung mentol yang dapat melegakan tenggorokan sekaligus bersifat seperti dekongestan. Biasanya, peppermint yang digunakan berbentuk minyak esensial yang dapat kamu gunakan dengan beberapa cara.

Cara pertama, kamu dapat mencampurkan beberapa tetes minyak peppermint dengan teh untuk dikonsumsi secara langsung. Sementara cara kedua adalah dengan menghirup uapnya. Campurkan 3-4 tetes minyak peppermint ke dalam 150 mL air panas. Tutupi kepala Anda dengan handuk, lalu hiruplah dalam-dalam uap dari campuran air dan peppermint tadi.

3. Air garam

Dibandingkan obat alami lainnya, ini adalah cara yang paling sederhana untuk meredakan batuk kering. Anda cukup mencampurkan seperempat hingga setengah sendok teh garam dengan satu gelas air. Gunakan untuk berkumur dan pastikan bahwa larutan tersebut mencapai seluruh bagian mulut hingga pangkal tenggorokan Anda.

Larutan garam cukup efektif untuk melegakan rasa gatal yang memicu batuk. Namun, cara ini sebaiknya tidak diterapkan pada anak berusia di bawah 6 tahun yang belum pandai berkumur.

4. Jahe

Jahe mengandung senyawa antiperadangan yang dapat meredakan batuk kering, batuk akibat asma, mual, hingga rasa nyeri. Senyawa ini juga dapat melegakan saluran napas sehingga banyak digunakan sebagai obat alami batuk kering.

Campurkan 20-40 gram jahe segar dalam secangkir air panas. Biarkan selama beberapa menit agar rasa jahe semakin kuat. Untuk memperkaya rasa dan menambah manfaatnya, Anda juga dapat menambahkan madu atau perasan lemon. Perlu diingat, teh jahe mungkin tidak cocok bagi Anda yang memiliki penyakit pada saluran pencernaan karena dapat menimbulkan sakit perut.

5. Thyme (timi)

Tingginya kandungan antioksidan pada thyme membuat tanaman ini dapat meredakan peradangan pada otot pernapasan akibat batuk kering yang berkepanjangan. Daun thyme biasanya dimanfaatkan sebagai rempah untuk masakan, tapi manfaatnya ternyata tidak berhenti sampai di situ.

Guna meredakan batuk kering, campurkan 2 sendok teh daun thyme yang telah dihaluskan ke dalam secangkir air mendidih. Tutuplah cangkir dan biarkan selama 10 menit. Setelah itu, saring air dari daun thyme dan Anda bisa langsung meminumnya.

Perlu diperhatikan bahwa obat batuk kering mungkin tidak selalu bisa mengatasi keluhan yang Anda alami. Anda juga perlu memperbaiki gaya hidup dan menjaga kesehatan sebaik mungkin bila memiliki penyakit yang dapat menyebabkan batuk kering.

Segera periksakan diri Anda ke dokter bila batuk kering terus berlanjut atau disertai dengan gejala lain seperti sesak napas parah, timbul ruam, wajah bengkak, nyeri dada parah, atau batuk mengeluarkan darah. Anda juga disarankan untuk memeriksakan diri apabila pernah terpapar pasien tuberkulosis atau pasien batuk rejan, mengingat kedua penyakit ini dapat menular dengan mudah.