Berita Kesehatan
Waspada, Ini Komplikasi Alami Bronkitis saat Hamil
Rabu, 06 Mei 2020 15:57:35

Bronkitis bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada wanita yang tengah hamil. Sebelumnya perlu diketahui, bronkitis merupakan penyakit yang terjadi akibat peradangan pada saluran utama pernapasan alias bronkus. Lantas, adakah komplikasi yang harus diwaspadai jika ibu hamil mengalami bronkitis? Berikut pembahasannya!

Bronkus memiliki fungsi sebagai saluran yang membawa udara dari dan menuju paru-paru. Salah satu gejala yang muncul sebagai tanda bronkitis adalah batuk yang disertai sesak napas. Peradangan yang terjadi pada bagian ini (bronkitis) sebenarnya jarang menimbulkan komplikasi berupa gangguan pernapasan pada bayi yang dikandung. Meski begitu, kondisi ini sama sekali tidak boleh dianggap sepele. 

Komplikasi Bronkitis pada Ibu Hamil 

Bronkitis adalah peradangan yang ditandai dengan munculnya gejala batuk selama lebih dari satu minggu dan bisa disertai dengan sesak napas. Ibu hamil yang mengidap penyakit ini tidak memiliki risiko menularkan kondisi yang sama pada bayi. Selain itu, jika ditangani dengan tepat, komplikasi bronkitis jarang muncul pada ibu hamil. 

Kendati begitu, bronkitis bisa saja memicu sejumlah gangguan pada kehamilan atau persalinan yang kelak dijalani. Bronkitis yang parah pada ibu hamil disebut bisa memicu gangguan pada aliran oksigen ke bayi. Jika hal ini sering terjadi, bayi yang dikandung berisiko mengalami kelahiran prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah. 

Tak hanya itu, obat-obatan yang dikonsumsi untuk mengatasi gejala bronkitis juga dikhawatirkan bisa memengaruhi janin. Maka dari itu, sangat penting untuk memberi tahu riwayat penyakit bronkitis pada dokter serta lakukan pemeriksaan secara rutin. Hal ini bisa membantu mengurangi risiko gejala bronkitis muncul serta kemungkinan terjadinya komplikasi selama kehamilan. 

Bronkitis pada ibu hamil sama sekali tidak boleh dianggap sepele. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus. Bronkitis lebih rentan menyerang orang  yang aktif merokok serta orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah. Selain itu, ada faktor lain yang juga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit ini, di antaranya tidak menerima vaksin influenza atau pneumonia, sering terpapar zat berbahaya, serta faktor usia, yaitu di bawah 5 tahun atau lebih dari 40 tahun. 

Pada kondisi yang ringan, gejala penyakit ini umumnya akan hilang sendiri dalam beberapa saat. Sebaliknya, bronkitis yang tergolong parah atau berat mungkin harus ditangani dengan pengobatan khusus. Jika kondisi ini menyerang ibu hamil, sebaiknya pengobatan tidak dilakukan sembarangan. Pastikan dokter kandungan mengetahui kondisi tubuh dan riwayat bronkitis pada ibu hamil. 

Jika masih memungkinkan, gejala bronkitis pada ibu hamil bisa diatasi dengan banyak minum air putih serta cukup istirahat. Sebelum melakukan penanganan bronkitis sendiri di rumah, pastikan ibu sudah membicarakannya terlebih dahulu dengan dokter. Salah satu cara yang bisa dicoba untuk malah satu cara yang bisa dicoba untuk meredakan gejala penyakit ini adalah dengan mencuci hidung, sehingga jalan pernapasan terasa lebih lega dan mengatasi sesak napas. 

Daripada mengobati, ibu hamil disarankan untuk menjauhi hal-hal yang meningkatkan risiko munculnya gejala bronkitis. Penyakit ini bisa dicegah dengan menghindari rokok atau asap rokok, menerima vaksin influenza dan pneumonia, selalu menjaga kebersihan diri, serta kenakan masker saat beraktivitas untuk menghindari paparan senyawa berbahaya.Â