Sistem saraf adalah sistem yang cukup rumit namun cukup canggih dalam mengatur dan mengoordinasikan aktivitas tubuh. Terdiri dari dua divisi utama, di antaranya adalah sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), dan sistem saraf perifer (terdiri dari semua saraf, termasuk saraf perifer dan saraf otonom).Â
Sistem saraf manusia rentan terhadap berbagai gangguan. Akibatnya, muncul beberapa gejala yang mengganggu aktivitas. Beberapa penyebab kerusakan saraf antara lain trauma, infeksi, degenerasi, cacat struktural, tumor, gangguan aliran darah, dan gangguan autoimun. Nah, berikut ini ulasan tiga jenis penyakit akibat gangguan saraf, yaitu neuroma akustik, neuropati diabetik, dan neuropati radialis.
National Health Services UK mengungkapkan neuroma akustik atau schwannoma vestibular, adalah tumor non-kanker yang tumbuh lambat dan berkembang pada saraf (vestibular) utama yang mengarah dari telinga bagian dalam ke otak. Akibatnya, mereka yang mengidap penyakit ini akan kehilangan kemampuan mendengar secara perlahan dan mengalami tinnitus.
Cabang-cabang saraf ini secara langsung mempengaruhi keseimbangan. Pengidapnya akan mengalami ketidakstabilan, kehilangan keseimbangan, pusing (vertigo), wajah mati rasa, dan kelemahan atau kehilangan gerakan otot.Â
Untungnya tumor ini tidak akan menyebar ke bagian tubuh lain. Penyakit ini cenderung memengaruhi orang dewasa berusia 30 hingga 60 tahun dan biasanya tidak memiliki penyebab yang jelas. Meskipun sejumlah kecil kasus terjadi akibat kondisi genetik yang disebut neurofibromatosis tipe 2 (NF2).
Perawatan untuk neuroma akustik bisa meliputi peninjauan rutin oleh dokter, terapi radiasi, atau pengangkatan tumor dengan operasi bedah.
Berbeda dari neuroma akustik, neuropati diabetes adalah komplikasi serius dan umum dari diabetes tipe 1 dan tipe 2. Sederhananya, kerusakan saraf ini terjadi akibat kadar gula darah jangka panjang yang tinggi. Sebagaimana penyakit saraf, kondisi ini berkembang lambat, bahkan kadang-kadang selama beberapa dekade.
Jika kamu telah didiagnosis alami diabetes dan merasakan gejala seperti mati rasa, kesemutan, nyeri, atau kelemahan di tangan atau kaki, maka segera periksakan diri ke rumah sakit. Pasalnya ini adalah gejala awal neuropati perifer. Dalam kasus neuropati perifer yang parah atau berkepanjangan, seseorang jadi rentan terhadap cedera atau infeksi. Pada kasus yang serius, penyembuhan luka yang buruk atau infeksi dapat menyebabkan amputasi.
Beberapa gejala yang dirasakan oleh pengidap neuropati diabetik adalah sensitivitas terhadap sentuhan, kehilangan indera peraba, kesulitan dengan koordinasi saat berjalan, mati rasa atau sakit di tangan atau kaki, kelemahan otot, gangguan pencernaan seperti mual, muntah, diare, atau sembelit.
Terakhir adalah neuropati radialis, yaitu kondisi saat saraf radial rusak yang menyebabkan kelemahan pada pergelangan tangan dan jari-jari. Kondisi ini bisa terjadi karena pembengkakan sehingga menjepit saraf.
Gejalanya berupa sensasi abnormal pada tangan atau lengan bawah, dan jari-jari, kesulitan meluruskan lengan pada siku, kesulitan menekuk tangan belakang pergelangan tangan, atau memegang tangan, mati rasa, kesemutan, dan nyeri.Â
Penyebab dari neuropati radialis biasanya karena cedera, seperti patah tulang, penggunaan jam tangan atau aksesori lain di tangan yang terlalu kencang, atau tekanan pada lengan selama tertidur atau koma. Untuk mengatasinya, biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan terapi fisik.
Itulah jenis penyakit yang dapat menyerang saraf. Perhatikan gejala aneh yang terjadi di dalam tubuh kamu agar segera menemukan penanganan yang tepat.