Pernah merasa tiba-tiba sesak napas saat berbaring? Mungkin Anda mengalami orthopnea. Orthopnea adalah masalah pernapasan yang bisa terjadi pada siapa saja dan bisa menimbulkan kondisi kesehatan serius. Sebenarnya, apa itu orthopnea ya? Apa yang menjadi penyebab sesak napas saat tiduran ini?
Orthopnea adalah suatu gejala kesulitan bernapas yang terjadi ketika seseorang berbaring telentang. Biasanya, ketika berbaring Anda akan susah bernapas hingga batuk dan suara mengi muncul.
Gejala sulit bernapas akan langsung membaik ketika berubah posisi menjadi duduk ataupun berdiri.
Kondisi ini dapat menyulitkan seseorang orang untuk terlelap.
Alhasil, Anda harus tidur dengan posisi duduk atau dapat diatasi dengan meletakan dada dan kepala menjadi lebih tinggi ketika berbaring dengan menambah tumpukan bantal.
Meskipun hanya gejala, orthopnea merupakan pertanda penting dari memburuknya penyakit jantung.
Sesak napas saat berbaring bisa disebabkan karena pembagian kadar cairan di dalam tubuh.
Ketika Anda berbaring, cairan di dalam tubuh akan berkumpul di area dada sehingga meningkatkan tekanan pada pembuluh darah paru.
Nah, kondisi ini akan menyebabkan gangguan pada paru ketika bernapas. Jika Anda tidak memiliki riwayat penyakit jantung, biasanya kondisi ini tidak akan menimbulkan masalah apapun.
Namun, lain hal bila Anda pernah mengalami serangan jantung atau punya riwayat penyakit jantung.
Penumpukan cairan di area dada akan membuat jantung tidak cukup kuat memompa darah ke seluruh tubuh saat posisi berbaring.
Akibatnya, tekanan dalam pembuluh darah paru meningkat dan menyulitkan Anda untuk bernapas.
Seseorang yang punya penyakit paru juga dapat mengalami orthopnea. Penyakit paru yang diderita akan menyebabkan lendir diproduksi terlalu banyak.
Banyak cairan di paru akan menyulitkan pertukaran gas oksigen dengan karbon dioksida pada kantung kecil paru (alveoli).
Akibatnya jumlah oksigen yang didapatkan kurang dan tubuh pun tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Maka itu, Anda pun sulit bernapas saat berbaring.
Orthopnea juga cenderung dialami oleh orang yang memiliki kondisi:
Selain itu, obesitas dapat menyebabkan orthopnea.
Memang, obesitas tidak berhubungan dengan penumpukan cairan, tapi banyaknya lemak di bagian perut juga akan berpengaruh pada kerja paru.
Tak hanya sesak napas saat berbaring, Anda juga akan merasakan nyeri di sekitar dada. Hal ini lagi-lagi diakibatkan karena kerja jantung yang terganggu.
Selain itu, orthopnea juga menyebabkan seseorang mengalami:
Sebenarnya sangat mudah untuk mengenali kondisi ini. Biasanya, orang yang mengalami orthopnea akan langsung kesulitan bernapas sesaat setelah ia berbaring.
Untuk memastikannya, dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan berikut.
Sesak napas saat berbaring bisa langsung diatasi dengan cara mengubah posisi, biarkan bagian atas tubuh menjadi lebih tinggi sedikit daripada bagian bawah.
Namun, jika kondisi ini terus mengganggu, dokter akan meresepkan obat antiradang, steroid, diuretik, vasolidator serta obat lain yang mengurangi tumpukan lendir di dalam paru.
Alat bantu pernapasan mungkin bisa dipakai untuk memudahkan Anda bernapas.
Jika memungkinkan penanganan jantung juga dapat dilakukan dengan tindakan pembedahan.
Selain pengobatan medis, perubahan gaya hidup juga diperlukan untuk menjaga kesehatan sistem kardiovaskuler.
Salah satu contohnya adalah dengan olahraga teratur dan menerapkan program diet untuk mengurangi berat badan, khususnya pada individu yang mengalami obesitas.