Trauma gigi merupakan kondisi cedera fisik di sekitar gigi dan mulut. Jika terjadi kondisi ini, maka perlu segera ditangani. Apa saja gejala, faktor risiko, dan cara mengatasi trauma gigi atau dental trauma?
Seperti telah disebutkan sebelumnya, trauma gigi adalah timbulnya kondisi cedera fisik pada gigi, gusi, tulang alveolar (tulang rahang yang menahan gigi), dan jaringan lunak mulut, termasuk bibir dan lidah. Kondisi ini juga sering disebut sebagai dental trauma. Selain itu, apabila Anda mengalami kondisi ini biasanya akan sangat menyakitkan dan harus mendapatkan penanganan segera.
Kondisi paling umum dari kondisi ini adalah gigi patah atau hilang. Hal ini juga biasanya dibarengi dengan luka dan berdarah pada jaringan lunak, seperti gigi dan gusi.
Namun, secara umum trauma gigi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut ini.
Menurut sebuah penelitian pada tahun 2019, trauma gigi memengaruhi 1-3% populasi, termasuk anak-anak dan remaja. Jika mengalaminya, segera kunjungi dokter gigi untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Pada beberapa kondisi, dokter masih bisa mengembalikan gigi kembali seperti tampilan awalnya.
Anda mungkin akan langsung menyadari trauma gigi apabila terdapat bagian gigi yang patah, berpindah tempat, atau tanggal sepenuhnya. Timbulnya perdarahan pada jaringan lunak pada mulut, seperti bibir, lidah, dan gusi juga menjadi pertanda adanya luka pada gigi.
Beberapa tanda dan gejala lainnya yang bisa Anda rasakan saat mengalami trauma gigi, antara lain seperti di bawah ini.
Trauma gigi umumnya termasuk kondisi serius yang perlu Anda perhatikan. Kondisi ini membutuhkan penanganan segera dari dokter gigi jika Anda mengalami hal-hal, seperti:
Beberapa orang juga mungkin mengalami trauma gigi ringan, berupa retakan atau patahan kecil saja. Namun, kondisi ini tetap perlu Anda periksakan ke dokter gigi, apabila:
Jika Anda memiliki tanda atau gejala tersebut maupun pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.
Sebagian besar kasus trauma gigiyang Anda alami disebabkan oleh kecelakaan atau tabrakan yang berdampak langsung pada bagian mulut, dagu, atau wajah Anda secara keseluruhan. Beberapa kondisi kecelakaan tersebut meliputi:
Kecelakaan yang menjadi penyebab utama trauma tentu tidak bisa Anda hindari. Namun, beberapa kondisi dan masalah gigi yang Anda alami bisa meningkatkan risiko trauma gigi yang lebih parah, seperti:
Waspada apabila Anda mengalami kecelakaan atau tabrakan yang memengaruhi bagian wajah, seperti mulut dan dagu yang bisa menyebabkan trauma gigi. Beberapa langkah pengobatan untuk mengatasi masalah kesehatan gigi ini antara lain sebagai berikut.
Walaupun gigi utama pada anak-anak umumnya sulit dipasang ulang, namun gigi permanen pada orang dewasa perlu dikembalikan ke tempatnya sesegera mungkin. Hasil terbaik terjadi jika gigi Anda terpasang ulang dalam kurun waktu 15 menit. Setelah lewat 2 jam, penempatan kembali gigi tidak akan bermanfaat.
Idealnya, pertolongan pertama untuk mengembalikan gigi kembali pada tempatnya yakni sesaat setelah terjadi kecelakaan Anda dapat melakukannya dengan beberapa panduan berikut ini.
Dokter gigi biasanya akan melakukan prosedur splinting, yakni teknik yang digunakan untuk menstabilkan gigi yang terkena trauma dan longgar dengan merekatkannya dengan gigi lain. Prosedur ini biasanya berlangsung selama beberapa minggu dan setelahnya dokter mungkin akan merekomendasikan Anda untuk melakukan perawatan saluran akar.
Jika melakukan pengobatan 30 hingga 40 menit setelah terjadi kecelakaan, maka masih ada kesempatan untuk menyelamatkan gigi Anda. Namun, lebih lama dari ini tentu peluangnya akan berkurang drastis, sehingga mungkin perlu menggantinya dengan gigi palsu.
Beberapa prosedur medis lain untuk mengobati trauma gigi, seperti tambal gigi, pemasangan crown gigi, hingga cabut gigi sesuai tingkat keparahan dan kondisi yang Anda alami.
Setelahnya, Anda bisa langsung kembali ke rumah. Apabila masih terasa sakit dan nyeri pada gigi, dokter akan memberikan resep obat pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen. Sebaiknya makan makanan lembut sambil menunggu perawatan lanjutan ke dokter gigi.
Dokter gigi terlebih dahulu melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan kondisi kesehatan Anda setelah mengalami trauma gigi. Selain itu, dokter juga akan melakukan serangkaian tes untuk mendiagnosis kondisi ini, seperti:
Beberapa perubahan gaya hidup yang dapat membantu Anda mencegah dan meminimalkan risiko kecelakaan yang menyebabkan trauma gigi sebagai berikut ini.
Selain beberapa tips tersebut, Anda sebaiknya juga rutin melakukan pemeriksaan gigi ke dokter gigi setiap enam bulan sekali. Hal ini bertujuan untuk mengetahui dan memperbaiki berbagai gangguan kesehatan gigi yang bisa meningkatkan risiko trauma gigi.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.