Berita Kesehatan
Virus corona: Ribuan orang mantan pasien Covid-19 terancam gangguan fibrosis paru
Jumat, 26 Jun 2020 09:37:37

Puluhan ribu orang yang terinfeksi virus corona dilaporkan kembali ke rumah sakit untuk memeriksa apakah mereka mengalami kerusakan paru-paru permanen atau tidak, kata beberapa dokter kepada BBC.

Para ahli khawatir proporsi signifikan infeksi itu dapat menyebabkan fibrosis paru atau gangguan pernafasan akibat terbentuknya jaringan parut atau luka di paru-paru.

Fibrosis paru tidak bisa dipulihkan dan gejalanya dapat berupa sesak napas parah, batuk, dan kelelahan.

Layanan Kesehatan Inggris (NHS) telah membuka pusat rehabilitas bagi mantan pasien virus corona.

Seorang pensiunan sopir taksi, Anthony McHugh, 68 tahun, dirawat di rumah sakit pada 6 Maret lalu dengan gejala virus corona. Kondisinya memburuk dan dipindahkan ke perawatan intensif untuk dipasang ventilator selama 13 hari.

"Aku merasa terengah-engah, lalu aku hanya ingat dilarikan ke ICU, dan setelah itu semua hanya kosong," katanya.

'Beruntung masih hidup'

McHugh menghabiskan waktu hampir empat minggu di rumah sakit dan dua kali di unit rehabilitasi NHS atau badan pelayanan kesehatan Inggris.

Ia kembali ke rumah pada pertengahan April lalu, namun ia tetap masih kesulitan bernafas selama dua bulan kemudian.

"Hal-hal kecil seperti berjalan menaiki tangga atau menyirami bunga di luar. Saya mulai membungkuk dan saya harus berhenti," katanya.

Hasil CT scan (computerized tomography) yang diambil saat McHugh di rumah sakit menunjukkan pola kabut putih, atau "kaca tanah", pada kedua paru-paru - tanda khas virus corona.

INTERACTIVETony's lungs before and after Covid-19

After

Before

Dalam beberapa kasus yang serius, virus corona memicu respons imun yang berlebih sehingga menyebabkan lendir, cairan, dan sel-sel lain memenuhi kantung udara, atau alveoli.

Ketika kantung udara penuh maka terjadi pneumonia dan membuat sulit bernapas tanpa bantuan.

Hasil x-ray paru-paru McHugh yang diambil enam minggu setelah meninggalkan rumah sakit menunjukkan garis-garis putih tipis, yang dikenal sebagai reticular shadowing atau tanda-tanda awal dari fibrosis paru.

"Itu mengkhawatirkan'

"Dengan semua kasus ini, kami tidak dapat mengatakan dengan pasti pada saat ini," kata Sam Hare, seorang anggota komite eksekutif dari British Society of Thoracic Imaging dan penasihat Royal College of Radiologists.

"Tetapi biasanya dengan virus atau infeksi pada enam minggu, Anda akan mengharapkan pemindaian telah kembali normal. Tidak dan itu yang perlu dikhawatirkan."

Seperti pasien Covid-19 lainnya yang telah dikeluarkan dari rumah sakit, McHugh masih masih memerlukan pemindaian lain dalam 12 minggu untuk melihat apakah jaringan parut yang diduga di paru-parunya telah memburuk atau tidak.

Apa itu fibrosis paru?

  • Fibrosis paru adalah penyakit yang terjadi ketika bagian paru-paru yang rapuh menjadi rusak dan tergores
  • Jaringan yang menebal dan kaku membuat kantung udara menjadi lebih sulit bekerja secara efektif
  • Dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan kelelahan, serta membuat pasien lebih rentan terhadap infeksi paru-paru lain di masa depan.
  • Tidak dapat dipulihkan dan dalam beberapa kasus dapat menjadi progresif, yang berarti semakin buruk dari waktu ke waktu.

Penelitian tentang prevalensi kerusakan paru-paru yang disebabkan oleh Covid-19 masih dalam tahap yang sangat dini.

Diperkirakan, bagi mereka yang memiliki gejala ringan Covid-19 kecil kemungkinan menderita kerusakan permanen. Tetapi untuk mereka yang dirawat di rumah sakit, dan khususnya bagi mereka yang dirawat intensif atau dengan infeksi parah maka akan lebih rentan terhadap komplikasi.

Dalam sebuah studi dari China, yang diterbitkan pada bulan Maret lalu, ada 66 dari 70 pasien masih memiliki beberapa tingkat kerusakan paru-paru setelah dipulangkan dari rumah sakit.

Berdasarkan hasil awal dari pemindaian lanjutan, ahli radiologi di Inggris mengaku khawatir tentang efek jangka panjang dari infeksi serius virus corona ini.

"Dalam pemindaian enam minggu yang kami lihat, sejauh ini saya akan mengatakan antara 20% dan 30% pasien yang dirawat di rumah sakit menunjukkan beberapa tanda-tanda awal parut paru-paru," kata Dr Hare, yang membantu menyusun NHS protokol radiologi untuk mendiagnosis Covid-19.

Ahli radiologi Inggris lainnya mengatakan kepada BBC bahwa mereka memperhatikan pola yang sama.


Ahli radiologi Sam Hare mengunakan botol plastik ketika menunjukan bagaimana Covid merusak paru-paru.

Data yang lebih detail tentang wabah sebelumnya yang serupa yaitu Sars dan Mers, ditemukan bawah sekitar 20% pasien Sars dan 60% pasien Mers mengalami beberapa masalah kesehatan yang diakibatkan fibrosis paru.

Virus Covid-19 telah menyebar di seluruh dunia dan lebih dari delapan juta infeksi yang dikonfirmasi hingga saat ini.

Lebih dari 100.000 pasien membutuhkan perawatan rumah sakit untuk Covid-19 di Inggris sejak pandemi dimulai pada Februari, menurut angka NHS.

"Kekhawatiran saya dengan Covid-19 adalah karena begitu banyak populasi telah terinfeksi," kata Dr Hare.

"Saya khawatir tentang banyaknya pasien yang harus dirawat, hanya karena banyak orang terinfeksi virus."

Pengobatan masa depan

Fibrosis paru-paru tidak dapat disembuhkan karena luka parut pada jaringan paru bersifat permanen.

Tetapi, ada obat baru dapat memperlambat perkembangan penyakit dan bahkan menghentikan sepenuhnya jika terdeteksi pada waktunya.

"Kita sekarang perlu memahami seberapa besar masalahnya dan kapan kita harus campur tangan dengan pengobatan," kata Prof Gisli Jenkins, dari National Institute for Health Research, yang menjalankan klinik penilaian untuk mereka yang keluar dari rumah sakit dengan Covid-19.

Prof Jenkins, yang berbasis di Nottingham, mengatakan: "Kekhawatiran saya yang sebenarnya adalah bahwa tidak pernah sebelumnya dalam hidup kita begitu banyak orang mengalami cedera paru-paru yang sama di saat bersamaan."

NHS Inggris mengatakan berencana untuk membuka sejumlah pusat rehabilitasi Covid-19 spesialis untuk membantu pasien pulih dari efek jangka panjang, termasuk kemungkinan kerusakan paru-paru.

Di Skotlandia dan Wales, rencananya adalah menyesuaikan layanan yang ada dan menyediakan lebih banyak rehabilitasi masyarakat.