Fibrosis paru adalah kondisi karena terbentuk jaringan parut di organ paru-paru. Konsekuensinya, penderitanya bisa kesulitan bernapas bahkan menghambat distribusi oksigen ke seluruh tubuh. Tak ayal, fibrosis paru bisa menyebabkan gagal napas, gagal jantung, dan komplikasi lainnya.
Faktor utama yang menyebabkan fibrosis paru menurut para peneliti adalah paparan substansi berbahaya seperti asap rokok dan zat kimia. Selain itu, faktor genetik dan aktivitas sistem imun juga turut berperan dalam hal ini.
Ketika seseorang menderita fibrosis paru, beberapa gejala yang dideritanya adalah:
Pada tahap awal, gejala-gejala ini tidak terasa begitu signifikan. Selain itu, karena kondisi ini kerap dialami lansia, orang kerap salah mengira masalah kesehatan karena faktor usia atau kurang bergerak saja.
Ada orang yang mengalami penurunan kondisi dengan cepat, ada pula yang perlahan. Meskipun sama-sama menderita fibrosis paru pun, gejala yang dialami bisa berbeda.
Ada beberapa penyebab fibrosis paru yang diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, yaitu:
Pada tubuh penderitanya, sistem kekebalan tubuh justru menyerang jaringan yang sehat. Ada beberapa penyakit autoimun yang bisa menyebabkan fibrosis paru, seperti lupus, skleroderma, vaskulitis, dermatomiositis, dan juga rheumatoid arthritis.
Baik infeksi virus maupun bakteri sama-sama bisa menyebabkan fibrosis paru. Contoh infeksi virus yang berkontribusi terhadap terjadinya fibrosis paru adalah hepatitis C, adenovirus, herpes, dan virus lainnya.
Paparan substansi berbahaya di lingkungan sekitar dalam jangka panjang juga bisa menyebabkan seseorang menderita fibrosis paru. Beberapa pemicu yang bisa membuat paru-paru rusak adalah:
Orang yang kerap terpapar substansi berbahaya di atas juga sebaiknya memakai pelindung seperti masker agar tidak terhirup langsung.
Ada beberapa jenis obat yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami fibrosis paru. Utamanya, jika konsumsi obat dilakukan rutin dalam jangka panjang. Beberapa jenisnya seperti:
Menurut Pulmonary Fibrosis Foundation, sekitar 2-30% penderita fibrosis paru memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit serupa. Istilah untuk kondisi ini adalah familial pulmonary fibrosis. Penelitian terkait hal ini masih terus dilakukan.
Pada banyak kasus fibrosis paru, penyebab pastinya bisa tidak diketahui atau idopathic pulmonary fibrosis. Menurut American Lung Association, hal ini bisa terjadi pada sebagian besar penderita fibrosis paru.
Selain keenam pemicu fibrosis paru di atas, kenali pula faktor risiko yang menyebabkan seseorang bisa jadi lebih rentan menderita fibrosis paru. Apa saja?
Ada ratusan jenis penyakit paru, fibrosis paru hanya salah satunya. Itulah mengapa, kerap kali terjadi misdiagnosis saat dokter melakukan pemeriksaan. Penyakit yang paling sering dianggap sebagai fibrosis paru adalah asma, pneumonia, dan bronkitis.
Namun sekarang, akurasi pemeriksaan orang yang diduga menderita fibrosis paru bisa lebih tinggi berkat CT scan dan teknologi medis lainnya. Setelah pemeriksaan tuntas, maka dokter bisa memberikan beberapa pilihan pengobatan seperti:
Selain itu, dokter juga akan menyarankan perubahan gaya hidup seperti menghindari paparan thirdhand smoke atau menjadi perokok pasif, pola makan sehat, istirahat cukup, serta menghindari stres berlebihan.
Memang benar bahwa terbentuknya jaringan parut pada paru-paru penderita fibrosis paru tidak bisa dicegah. Meski demikian, dokter bisa merekomendasikan perawatan untuk mencegah semakin luasnya pembentukan jaringan parut.