Berita Kesehatan
Gejala Covid-19 Ternyata Muncul Berurutan
Jumat, 04 Sep 2020 11:24:38

Pada urutan munculnya gejala Covid-19, batuk biasanya baru muncul setelah ada demam. Hingga saat ini, penelitian mengenai pola infeksi Covid-19 masih terus dilakukan. Sebuah riset terbaru membuktikan bahwa gejala Covid-19 ternyata muncul dalam urutan yang berpola.

Kesimpulan tersebut didapat setelah para peneliti mendalami pola gejala yang muncul pada pada setidaknya 50.000 pasien positif corona di Tiongkok. Lantas, apa arti dari penemuan ini? Berikut ini penjelasannya.

Penelitian tentang urutan munculnya gejala Covid-19

Demam menjadi gejala Covid-19 yang biasanya pertama kali muncul

Menurut riset terbaru yang dilakukan oleh peneliti asal Amerika Serikat, Peter Kuhn dan James Hicks dari University of Southern California Amerika Serikat, gejala Covid-19 umumnya muncul dengan urutan sebagai berikut:

  1. Demam
  2. Batuk dan nyeri otot
  3. Mual dan muntah
  4. Diare

Penelitian ini dilakukan menggunakan 55.000 lebih data dari pasien positif Covid-19 di Tiongkok milik badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO). Para peneliti tersebut juga menggunakan tambahan 1.100 data pasien milik Kementerian Kesehatan Tiongkok.Untuk membandingkan urutan dan membedakan gejala Covid-19 dari gejala influenza, para peneliti juga menggunakan data 2.470 pasien positif influenza dari Amerika Utara, Eropa, dan negara-negara di bawah garis Khatulistiwa.

Alasan urutan gejala Covid-19 penting diketahui

Urutan gejala Covid-19 berbeda dengan SARS dan MERS

Urutan gejala Covid-19 penting diketahui agar penyakit ini bisa dibedakan dari penyakit lain dengan gejala yang mirip. Pada penyakit influenza misalnya, gejala seperti demam, batuk, dan nyeri otot juga muncul.Jadi di tengah pandemi corona ini, cukup sulit untuk membuktikan infeksi Covid-19 pada penderita corona, kecuali melalui pemeriksaan swab. Dengan diketahuinya urutan kemunculan gejala, Covid-19 dan influenza jadi lebih mudah dibedakan. Pada Covid-19, gangguan sistem pencernaan atas, seperti mual dan muntah terjadi lebih dahulu sebelum gangguan pada sistem pencernaan bawah termasuk diare. Sementara itu pada penyakit lain seperti MERS dan SARS, urutan kemunculan gejalanya adalah sebaliknya.Mengenali urutan munculnya gejala Covid-19 juga bisa membantu dokter untuk menentukan langkah perawatan yang paling tepat untuk pasien. Sehingga, pasien bisa mendapat penanganan dengan cepat sebelum kondisinya semakin memburuk.

Gejala Covid-19 lain yang juga perlu diwaspadai

Jempol kaki terlihat berwarna biru, salah satu gejala Covid-19 yang khas

Covid-19 adalah penyakit dengan spektrum luas. Artinya, gejala yang muncul tidaklah begitu spesifik dan bisa saja mirip dengan gejala penyakit lain.Selain demam, batuk, diare, maupun gangguan pernapasan lainnya, berikut ini beberapa kondisi yang juga muncul sebagai gejala Covid-19.

  • Hilangnya kemampuan merasakan dan mencium aroma
  • Sakit kepala
  • Menggigil
  • Ruam atau bercak-bercak merah di kulit
  • Timbul lesi seperti cacar air
  • Jempol kaki terlihat berwarna biru (Covid toes)
  • Mata merah dan meradang
  • Mata bengkak
  • Pingsan
  • Batuk darah
  • Gumpalan di pembuluh darah
  • Kejang
  • Kerusakan jantung
  • Gangguan ginjal
  • Kerusakan hati

Sementara itu, ada juga gejala lain yang sifatnya gawat darurat. Jika Anda atau keluarga ada yang mengalami gejala di bawah ini, segera datangi unit gawat darurat terdekat.

  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Bibir atau wajah terlihat membiru
  • Menjadi linglung mendadak

Covid-19 juga telah terbukti dapat memicu stroke pada beberapa orang. Sehingga tidak ada salahnya jika muncul gejala stroke seperti wajah kebas satu sisi, tangan sulit digerakkan, dan artikulasi bicara yang tidak jelas, segera periksakan diri ke dokter.Selain itu, persiapkan diri untuk segala kemungkinan yang muncul dari hasil pemeriksaan Covid-19.

Jika merasakan gejala Covid-19, apa yang harus dilakukan?

Gejala Covid-19 bisa diperiksa dengan rapid test

Apabila Anda merasakan gejala Covid-19 apalagi sebelumnya pernah berkontak dengan orang yang positif corona, maka segeralah jalani pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat.Di sana, Anda akan dianjurkan untuk menjalani rapid test atau bahkan swab PCR test jika memungkinkan, . Sambil menunggu hasil pemeriksaan, pastikan untuk mengisolasi diri terlebih dahulu. Jangan berkontak dengan orang lain sebelum hasil tes keluar. Setelah hasil tes keluar, maka berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan.

• Jika hasil tes negatif

Apabila Anda melakukan pemeriksaan rapid test antibodi dan hasilnya yang keluar adalah non-reaktif, jangan langsung berkesimpulan bahwa Anda negatif Covid-19.Jika hasil rapid test non-reaktif, maka tahap selanjutnya yang perlu Anda lakukan adalah isolasi diri di rumah sambil menerapkan protokol perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan anggota keluarga yang lain.Kemudian, lakukan pemeriksaan rapid test ulang, 10 hari setelah tes yang pertama. Mengapa rapid test perlu diulang?Sebab, saat seseorang terinfeksi Covid-19, tubuh akan membuat antibodi untuk melawannya. Antibodi inilah yang akan dideteksi oleh alat rapid test tersebut.Masalahnya, antibodi ini tidak langsung terbentuk begitu Anda tertular atau terinfeksi. Butuh waktu sekitar 10 hari sampai antibodi tersebut terbentuk dan bisa terdeteksi oleh alat rapid test.Jadi kalau Anda baru terinfeksi kemarin, lalu hari ini melakukan rapid test, maka hasilnya sudah hampir pasti akan non-reaktif, padahal virus corona sudah ada di tubuh Anda.

• Jika hasil tes positif

Sementara jika rapid test antibodi menunjukkan hasil reaktif, petugas medis akan merujuk Anda untuk menjalani pemeriksaan swab PCR test.Jika hasil swab positif, maka Anda yang bergejala ringan akan diberi opsi untuk isolasi mandiri di rumah dengan mengikuti protokol kesehatan yang ada, atau dirawat di rumah sakit.Individu dengan gejala sedang hingga berat, akan langsung dirujuk untuk dirawat di rumah sakit.Dengan terus ditemukannya pola penularan dan gejala Covid-19 yang baru, maka Anda harus selalu memperbaharui pengetahuan seputar penyakit ini. Dengan begitu, risiko Anda dan orang-orang di sekitar untuk tertular atau mengalami komplikasi bisa berkurang.