Rasanya hampir tiap orang pernah mengalami batuk-batuk, paling tidak sekali dalam seumur hidupnya. Nah, penyebab batuk ini beragam, bisa karena serangan bakteri, virus, atau pula akibat alergi yang idap tubuh. Lalu, bagaimana cara membedakan batuk akibat virus dan alergi?Â
Sebenarnya agak sulit untuk membedakan apakah batuk yang kita alami akibat virus atau batuk alergi. Sebab keduanya memiliki gejala yang hampir sama. Misalnya, bersin, hidung berair, atau batuk-batuk. Meski begitu, terdapat beberapa perbedaan antara batuk akibat virus dan alergi.Â
Batuk alergi ini dipicu akibat sistem kekebalan tubuh yang bekerja secara berlebihan terhadap zat tertentu yang memicu alergi (alergen). Dalam kondisi ini, tubuh akan mengeluarkan zat kimia bernama histamin. Histamin inilah yang bisa menyebabkan saluran hidung bengkak dan membuat kita bersin atau batuk.Â
Nah, gejala batuk alergen ini biasanya muncul begitu tubuh terpapar alergen, seperti:Â
Serbuk sari tanaman.
Kecoak.
Debu.
Bulu hewan piaraan, seperti burung, anjing, atau kucing.
Spora dari jamur yang tumbuh di dalam rumah.
Batuk alergi biasanya juga disertai gejala lain, yaitu rasa menggelitik di tenggorokan. Batuk akibat alergi ini bisa saja memburuk pada malam hari, karena posisi tubuh akan lebih sering berbaring atau tidur. Kondisi ini membuat dahak akan tergenang di paru dan naik ke tenggorokan. Nah, hal inilah yang memunculkan refluk batuk.
Batuk terdiri dari dua jenis, yaitu akut dan kronis. Nah, kebanyakan akut ini disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas dan bawah. Nah, batuk yang disebabkan oleh virus contohnya pada penyakit flu.Â
Di sini, pengidapnya tak hanya mengalami batuk saja, tetapi juga sederet gejala lainnya. Seperti pilek, demam, bersin, sakit tenggorokan, nyeri otot, lemas, menggigil, hingga sakit kepala. Dengan kata lain, batuk yang disebabkan oleh virus akan menimbulkan beragam keluhan lainnya.Â
Keluhan atau gejala di atas tak muncul begitu saja, seperti halnya batuk akibat alergi (muncul begitu terpapar alergen). Gejala biasanya muncul 2–3 hari setelah tubuh terinfeksi virus. Hal yang perlu ditegaskan, batuk akibat virus ini bisa menular pada orang lain, berbeda dengan batuk akibat alergi. Batuk alergi tak menular, tetapi sebagian orang memiliki kecenderungan secara genetik untuk mengalaminya.Â
Batuk yang tak kunjung sembuh rasanya enggak boleh dipandang remeh. Sebab bisa jadi kondisi tersebut menandai adanya masalah yang lebih serius. Salah satu contohnya adalah tuberkulosis (TB) atau TBC.Â
TB merupakan penyakit yang menyerang paru-paru. Kita mesti hati-hati dengan penyakit ini, sebab TBC bisa mengakibatkan kematian bila tak ditangani dengan tepat. Mereka yang belum diperiksa dan diobati akan menjadi sumber penularan bagi orang di sekitarnya.Â
Ingat, jangan sekali-kali meremehkan penyakit yang satu ini. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dalam banyak kasus TBC bisa sebabkan kematian pada pengidapnya. Nah, salah satu gejala umum dari TB adalah batuk yang terjadi secara terus (3 minggu atau lebih).Â
Biang keladi dari penyakit paru ini disebabkan oleh infeksi kuman atau bakteri. Namanya Mycobacterium tuberculosis. Meski bisa menular lewat percikan ludah pengidapnya, tetapi penularan TBC membutuhkan kontak yang cukup dekat dan lama dengan pengidapnya. Dengan kata lain, enggak semudah penyebaran flu.