Berita Kesehatan
Perbedaan Asma dan PPOK Adalah Gejalanya, Ini Penjelasannya
Senin, 04 Jan 2021 11:43:09
Meski sama-sama termasuk dalam penyakit paru, ada perbedaan asma dan PPOK atau penyakit paru obstruktif kronis. Utamanya, ketika melihat gejalanya. Jika asma membuat dada terasa sesak tiba-tiba, PPOK lebih menimbulkan gejala yang konstan. Selain itu, tak menutup kemungkinan seseorang bisa merasakan asma dan PPOK secara bersamaan. Istilah medis untuk kondisi ini adalah asthma-COPD overlap atau ACO.

Perbedaan asma dan PPOK

Baik asma maupun PPOK sama-sama mengakibatkan sumbatan saluran pernapasan, sehingga bernapas menjadi lebih sulit. Beberapa perbedaan antara kedua penyakit ini di antaranya:

1. Pemicu

Asma kerap kali terjadi karena dipicu alergen seperti debu, pollen, hingga aktivitas fisik berlebihan. Di sisi lain, pemicu dari PPOK adalah beberapa penyakit paru termasuk emfisema dan bronkitis kronis. Emfisema terjadi ketika kantung udara kecil dalam paru-paru atau alveoli mengalami kerusakan.Lebih jauh lagi, penyebab utama dari PPOK adalah merokok. Itu sebabnya ada kemungkinan perokok aktif menderita beberapa penyakit paru-paru sekaligus.

2. Kondisi

Gejala asma bisa datang dan pergi. Bahkan, ada kemungkinan penderitanya tidak mengalami gejala sama sekali untuk periode cukup lama. Namun PPOK memiliki gejala yang konstan dan bisa memburuk dari waktu ke waktu. Bahkan meski telah diobati, kemungkinan ini tetap ada.

3. Gejala

Perbedaan utama kedua penyakit paru ini ada pada gejalanya. Asma umumnya menimbulkan gejala dada terasa sesak tiba-tiba. Selain itu, napas pun bisa berfrekuensi tinggi atau wheezing.Sementara pada PPOK, gejala yang muncul lebih konstan. Seringkali, penderitanya juga mengalami batuk berdahak. Frekuensi mengalami batuk ini pun cukup sering.

Mungkinkah seseorang menderita keduanya?

Ada kemungkinan seseorang menderita asma dan PPOK sekaligus. Sebutannya adalah asthma-COPD overlap (ACO). Belum jelas betul apa penyebab terjadinya ACO, namun sebutan ini diberikan untuk menandai ketika seseorang mengalami beberapa gejala sekaligus.Namun jika dikaitkan dengan gaya hidup, faktor yang bisa menyebabkan seseorang menderita ACO adalah:
  • Menderita PPOK dalam waktu yang lama
  • Penderita asma yang merokok
Apabila dokter mendiagnosis terjadinya ACO, perlu dicari tahu langkah pengobatan yang paling tepat. Ini penting karena ACO lebih serius ketimbang menderita asma atau PPOK saja.Hingga saat ini memang belum ada pengobatan untuk kondisi ini. Namun, dokter dan pasien umumnya akan berdiskusi merumuskan cara agar bisa mengurangi gejala dan memiliki kualitas hidup lebih baik.

Faktor risiko penyakit paru

Beberapa orang yang memiliki faktor risiko menderita penyakit paru seperti asma dan PPOK seperti:
  • Perokok aktif, pasif, dan thirdhand smoke
  • Sering menghirup zat kimia berbahaya
  • Kerap terpapar polusi udara
  • Orangtua menderita asma
  • Alergi
  • Infeksi paru
Mengingat salah satu faktor risiko mengalami penyakit paru adalah paparan iritan dalam jangka waktu lama, kondisi ini kerap baru dialami pada usia lanjut.Ini berbeda dengan asma yang terkadang bisa terjadi karena ada perubahan gen yang menurun dalam keluarga. Gejala asma bisa terjadi sejak masa kecil. Bahkan, asma merupakan salah satu penyakit jangka panjang yang paling banyak dialami anak-anak.Selain itu, asma yang diderita sejak kecil juga meningkatkan risiko mengalami PPOK saat semakin dewasa. Meski banyak orang dewasa yang sembuh dari asmanya, beberapa memiliki paru-paru yang tidak matang sempurna atau kurang bekerja optimal.Kondisi ini disebut dengan persistent childhood asthma, yaitu kesulitan bernapas yang terjadi hampir setiap harinya. Menurut sebuah studi, 11% anak-anak yang menderita asma cukup parah ini kemudian menderita PPOK saat mulai dewasa.Lebih jauh lagi, 3 dari 4 anak-anak yang menderita kondisi ini juga memiliki kapasitas paru-paru lebih sempit saat menginjak usia awal 20 tahun. Remaja laki-laki lebih rentan mengalami hal ini dibandingkan dengan perempuan.Masih perlu lebih banyak penelitian lagi untuk melihat apakah ada pengobatan yang bisa mencegah asma di masa kecil meningkatkan risiko PPOK saat tumbuh dewasa.

Diagnosis asma atau PPOK

Untuk mengetahui apakah gejala yang muncul merupakan asma atau PPOK, dokter akan memulai dengan melakukan pemeriksaan fisik. Tak hanya itu, riwayat medis juga akan menjadi pertimbangan. Utamanya, dokter akan melihat kondisi hidung serta mendengarkan paru-paru lewat stetoskop.Lebih jauh lagi, beberapa hal lain yang akan diperiksa adalah:
  • Gejala yang muncul
  • Apakah ada riwayat keluarga menderita asma atau alergi
  • Apakah merupakan perokok aktif atau pasif
  • Apakah bekerja di lingkungan dengan paparan zat kimia
Dokter juga mungkin melakukan pemeriksaan dengan X-ray dada serta analisis gas darah demi mengetahui berapa banyak oksigen dalam darah pasien. Dengan cara ini, bisa diketahui langkah penanganan yang tepat.