Hal paling pertama yang mungkin terlintas dalam benak ketika mendengar peradangan adalah rasa sakit. Tidak salah, karena entah itu radang tenggorokan atau radang usus, pasti menyebabkan sakit. Memang enar bahwa peradangan adalah respon tubuh terhadap suatu bahaya, seperti stres, infeksi organisme asing (seperti bakteri dan virus), serta bahan kimia beracun. Akan tetapi, tahukah Anda apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh ketika mengalami peradangan?
Inflamasi atau peradangan adalah bagian dari sistem imun tubuh. Ketika tubuh mengenali adanya bahaya, sistem kekebalan tubuh akan merespon dengan melepaskan sel darah putih dan senyawa kimia lainnya ke dalam darah untuk melindungi sel dan jaringan tubuh yang terancam.
Pelepasan sel darah putih ini kemudian meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami cedera atau infeksi, sehingga area ini akan terasa hangat dan terlihat kemerahan. Beberapa zat kimia yang dilepas sistem imun juga dapat mengakibatkan kebocoran cairan ke dalam jaringan sehingga area tersebut membengkak. Pelepasan zat-zat kimia tersebut juga dapat merangsang serabut saraf dan menyebabkan nyeri. Peradangan memang akan menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi hal ini penting dalam proses penyembuhan.
Namun, mekanisme ini harusnya hanya muncul di situasi tertentu dan berlangsung dalam waktu singkat. Misalnya ketika suatu bagian tubuh mengalami luka terbuka, mekanisme inflamasi akan membantu menghilangkan sel yang rusak dan mempercepat proses penyembuhan. Sebaliknya, saat peradangan terjadi dalam waktu yang lebih lama dari yang dibutuhkan, hal tersebut cenderung bersifat merugikan.
Mekanisme peradangan yang terjadi dalam waktu yang lama dapat merusak tubuh. Peradangan bisa berubah menjadi kronis (menetap lama) ketika tubuh tidak dapat menghilangkan penyebab inflamasi, terpapar penyebab peradangan secara terus-menerus, dan juga bentuk respon autoimun di mana sistem imun menyerang jaringan yang sehat.
Penyakit yang sering berkaitan dengan peradangan kronis diantaranya:
Selain mempengaruhi organ tubuh bagian dalam, inflamasi juga dapat memengaruhi tubuh Anda dengan cara lainnya.
Studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam JAMA Psychiatry menyebutkan bahwa peradangan pada otak dapat terkait dengan gangguan mood, seperti depresi, yang kemudian jadi menyebabkan kurang nafsu makan dan pola tidur yang buruk. Bahkan, studi sebelumnya menemukan bahwa orang yang depresi cenderung memiliki tingkat zat peradangan dalam darah yang lebih tinggi.