Sejumlah kondisi medis dapat membuat sistem pernapasan manusia tidak berjalan seperti seharusnya dan berakibat fatal. Salah satu gangguan sistem pernapasan yang membutuhkan perhatian lebih adalah gagal napas. Bila terlambat ditangani, kegagalan pernapasan bisa berakibat fatal.
Gagal napas adalah kondisi ketika tubuh tidak mampu menyalurkan oksigen dari paru-paru ke darah atau membawa karbon dioksida dari darah.
Apabila tubuh kekurangan oksigen, sel-sel di dalam tubuh akan mengalami gangguan fungsi dan kinerja. Ditambah lagi, karbon dioksida yang terlalu tinggi di dalam darah dapat menimbulkan bahaya bagi tubuh.
Gagal napas merupakan kondisi yang sering ditemukan pada penderita penyakit gangguan pernapasan. Kondisi ini tidak boleh diremehkan dan memerlukan penanganan medis sesegera mungkin.
Kegagalan dalam pernapasan bisa dibagi menjadi 2 jenis, yaitu yang bersifat akut dan kronis. Keduanya berlangsung dalam jangka waktu yang berbeda sehingga penanganannya pun mungkin akan berbeda.
Gejala gagal napas tergantung dari penyebabnya serta kadar oksigen dan karbon dioksida di dalam darah.
Jika kadar oksigen dalam darah terlalu rendah, kondisi ini menimbulkan gejala sesak napas. Selain itu, kulit pada bagian kuku dan bibir akan membiru.
Apabila kadar karbon dioksida dalam darah terlalu tinggi, maka dapat memicu gejala berupa napas semakin cepat dan kesadaran menurun. Orang yang mengalami kegagalan pernapasan biasanya juga akan merasa sangat mengantuk hingga hilang kesadaran.
Gejala lain yang mungkin ditemukan adalah detak jantung tidak beraturan (aritmia). Aritmia biasanya terjadi jika otak dan jantung tidak mendapat asupan oksigen yang cukup.
Berbagai gangguan atau cedera yang memengaruhi pernapasan bisa menyebabkan gagal napas. Gangguan tersebut akan mengganggu kinerja saluran pernapasan, otot, saraf, atau tulang yang membantu sistem pernapasan Anda.
Jika Anda tak bisa bernapas dengan baik, paru-paru tidak dapat menyalurkan oksigen ke dalam darah dan membuang karbon dioksida dari darah. Akibatnya, kadar oksigen terlalu rendah dan/atau kadar karbon dioksida dalam darah meningkat secara berlebihan.
Menurut laman National Heart, Lung, and Blood Institute, berikut adalah beberapa kondisi kesehatan yang bisa memicu terjadinya kegagalan pernapasan.
Beberapa kondisi medis bisa menyebabkan Anda tidak dapat menghirup udara dengan normal. Akibatnya, paru-paru kekurangan suplai oksigen yang dibutuhkan.
Beberapa contoh kondisi medis tersebut adalah stroke, kolaps saluran udara, dan makanan tersangkut di batang tenggorokan.
Gagal napas juga bisa terjadi ketika udara tidak dapat keluar dengan lancar dari paru-paru. Kondisi ini menyebabkan udara tertahan dan kadar karbon dioksida berpotensi meningkat.
Beberapa kondisi medis yang berkaitan dengan fenomena ini adalah asma dan PPOK.
Ketika udara tidak berhasil memasuki paru-paru, salah satu atau kedua bagiannya dapat kolaps dan menyebabkan kondisi yang disebut dengan atelektasis.
Kolaps paru atau pneumotoraks bisa terjadi karena beberapa hal, misalnya paru-paru terlalu lemah, ada banyak lendir yang menyumbat saluran udara, atau cedera pada tulang rusuk.
Adanya cairan di paru-paru bisa menyebabkan oksigen sulit dikeluarkan dari tubuh sehingga gagal napas pun terjadi.
Kondisi ini biasanya ditemukan pada pneumonia, sindrom gagal napas akut (ARDS), tenggelam, gagal jantung, dan trauma kepala.
Gangguan otot jenis tertentu, seperti distrofi otot, bisa mengakibatkan masalah pada sistem pernapasan Anda.
Kondisi lain yang bisa menyebabkan otot sistem pernapasan sulit bekerja dengan baik adalah syok kardiogenik dan sepsis (infeksi parah).
Pada orang yang mengalami overdosis obat tertentu, seperti opioid, otak tidak dapat mendeteksi tingginya kadar karbon dioksida dalam darah.
Padahal, dalam kondisi normal, otak seharusnya memberikan sinyal ke tubuh supaya Anda dapat bernapas lebih dalam ketika kadar karbon dioksida meningkat.
Jika otak tidak mampu mengirimkan sinyal tersebut, karbon dioksida akan terus meninggi dan memicu gagal napas.
Gagal napas bisa menyebabkan adanya gangguan kadar gas dalam darah. Jika dibiarkan begitu saja, hal ini bisa berisiko memicu terjadinya komplikasi seperti di bawah ini.
Untuk mendiagnosis gagal napas, dokter akan menanyakan secara mendalam mengenai riwayat kesehatan serta gejala-gejala yang pasien alami.
Melalui hasil pemeriksaan, dokter dapat mengetahui apa saja riwayat penyakit yang melatarbelakangi gagal napas yang dialami pasien, seperti adanya PPOK atau asma.
Selain itu, dokter juga akan melakukan tes diagnostik lainnya, seperti pemeriksaan oksimetri nadi dan tes analisa gas dara.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Pengobatan akan bergantung pada hasil diagnosis dari dokter. Biasanya, tingkat keparahan serta penyebab gagal napas yang akan menentukan jenis pengobatan.
Jika kasus yang dialami adalah gagal napas akut maka memerlukan perawatan intensif di rumah sakit karena merupakan kondisi medis darurat. Sementara itu, tipe kronis dapat diobati di rumah atau di rumah sakit, tergantung pada tingkat keparahannya.
Tujuan utama pengobatan adalah meningkatkan pasokan oksigen ke dalam paru-paru dan organ tubuh lain, serta membuang karbon dioksida dari tubuh.
Berikut adalah pilihan pengobatan yang direkomendasikan.