Uvula bisa menjadi bengkak dan sering terjadi karena infeksi. Uvula adalah bagian dalam tenggorokan yang menggantung di tengah langit-langit mulut. Bagian ini merupakan kumpulan dari selaput lendir, jaringan ikat, dan otot. Jika uvula membengkak, beberapa hal berikut adalah penyebab dan cara mengobatinya.
Uvula bengkak atau uvulitis adalah peradangan yang terjadi pada jaringan kecil yang menggantung di atas mulut bagian belakang.
Umumnya, uvulitis berhubungan dengan peradangan pada bagian mulut lain, seperti langit-langit mulut, amandel, atau tenggorokan (faring).
Peradangan adalah respons otomatis dari tubuh terhadap cedera, reaksi alergi, atau penyakit tertentu.
Kondisi peradangan ini juga termasuk iritasi, gatal, bengkak, atau sensasi terbakar pada mulut.
Ketika sistem kekebalan tubuh tidak bisa menghilangkan virus dan bakteri, uvula bisa terinfeksi kemudian bengkak.
Uvulitis membuat penderitanya merasa ada sesuatu yang tersangkut di belakang tenggorokan. Selain itu, Anda bisa mengalami kesulitan menelan sampai perubahan suara.
Untuk lebih jelasnya, berikut gejala uvulitis atau uvula bengkak:
Ini bisa menjadi gejala dan tanda dari masalah kesehatan lain yang perlu perawatan lebih lanjut.
Uvula yang membengkak tentu membuat Anda tidak nyaman saat makan atau menelan air liur.
Kondisi ini bisa menyebabkan radang tenggorokan, kemerahan, sampai kesulitan bernapas dan bicara.
Bila uvula membesar, itu adalah tanda kalau tubuh sedang dalam keadaan tidak sehat. Berikut penyebab uvula bengkak dari yang umum sampai langka.
Penyebab uvula membengkak yang cukup umum adalah infeksi karena penyakit flu, batuk croup, dan radang tenggorokan.
Bahkan, flu biasa juga bisa menyebabkan uvula membesar yang mengganggu aktivitas.
Selain membuat uvula bengkak, infeksi juga menimbulkan gejala lain, seperti:
Saat konsultasi, dokter akan mendeteksi penyebab infeksi tersebut dari virus atau bakteri.
Umumnya, infeksi terjadi karena virus dan tidak memerlukan pengobatan.
Akan tetapi, kalau infeksi karena bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik untuk pengobatan, mengutip dari University of Florida Health.
Bukan hanya membuat gatal, alergi juga bisa memicu pembengkakan pada uvula. Reaksi alergi bisa berbeda pada masing-masing orang.
Makanan dan minuman seperti susu, kacang, telur, atau buah-buahan tertentu bisa menjadi pemicu alergi.
Biasanya, reaksi alergi tidak hanya membuat uvula bengkak, kondisi lain seperti:
Alergi bisa Anda atasi dengan menjauhi alergen atau penyebabnya. Dokter akan memberikan obat untuk meredakan pembengkakan untuk mengantisipasi kondisi semakin parah.
Selain infeksi dan alergi, uvula bengkak bisa terjadi karena cedera pascaoperasi. Beberapa cedera yang membuat uvula membesar yaitu sebagai berikut.
Dokter akan memberikan obat pereda nyeri dan antiinflamasi untuk membantu mengatasi gejala.
Beberapa jenis obat-obatan bisa memicu uvula membesar sebagai efek samping.
Obat jenis NSAID seperti acetaminophen, aspirin, dan ibuprofen memang bisa mengobati peradangan.
Namun, pada sebagian orang bisa memicu pembengkakan uvula. Beberapa jenis obat yang bisa menyebabkan uvula bengkak yaitu sebagai berikut.
Pada kasus yang jarang, mendengkur bisa membuat uvula bengkak.
Kondisi ini bisa terjadi ketika dengkuran menggetarkan uvula dengan sangat kuat, kemudian membuat uvula iritasi dan bengkak.
Jenis mendengkur yang parah ini bisa berasal dari sleep apnea, yakni kondisi yang membuat dengkuran keras sampai henti napas.
Penyebab dari uvula yang membesar bisa karena faktor genetik, ketika salah satu orangtua atau keluarga memiliki kondisi tersebut.
Mengutip dari National Organization for Rare Disorders, kondisi langka ini bernama Angioedema herediter.
Angioedema herediter adalah kondisi ketika cairan terkumpul di sekitar pembuluh darah.
Selanjutnya, pembuluh darah tersebut menghentikan aliran cairan getah bening di tubuh.
Bila Anda memiliki kondisi langka ini, ada kemungkinan bagian tubuh lain membengkak, sebut saja tangan, kaki, kelopak mata, bibir, sampai area genital.
Untuk memastikan diagnosis Angioedema herediter, dokter akan melakukan pemeriksaan darah.
Kondisi ini belum ada obatnya, tetapi perawatan bisa membantu mencegah kondisi lebih parah.
Umumnya, uvulitis bisa mereda dengan sendirinya selama 1-2 hari. Pada beberapa kasus, dokter akan meresepkan obat sesuai dengan penyebab uvula membesar.
Berikut beberapa cara mengobati uvula yang bengkak.
Sementara itu, dokter juga akan menyarankan untuk melakukan perawatan rumahan untuk mengobati uvulitis.
Beberapa perawatan rumahan untuk mengatasi uvula yang bengkak yaitu:
Pada kasus yang jarang, dokter akan menyarankan untuk pembedahan bila obat-obatan tidak bisa meredakan masalah ini.
Dokter akan melakukan pembedahan untuk mengangkat sebagian uvula yang membengkak.
Komplikasi bisa terjadi bila pembengkakan uvula tidak mendapat penanganan medis. Kondisi ini bisa membuat Anda tersedak dan mengganggu pernapasan.