Berita Kesehatan
Oral Fistula
Senin, 25 Jul 2022 14:45:38

Gigi berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan mulut yang sering dijumpai. Banyak yang menganggap masalah gigi berlubang sudah tuntas saat rasa sakit yang ditimbulkan sudah mereda. Namun, kerusakan akibat gigi berlubang dapat terus terjadi akibat infeksi sehingga menimbulkan suatu rongga di sekitar gigi hingga ke dalam gusi, yang dikenal dengan istilah fistula.

Bagaimana oral fistula dapat terjadi?

Dalam istilah medis, fistula didefinisikan sebagai adanya suatu rongga atau saluran abnormal yang diakibatkan adanya permukaan organ yang mengalami peradangan (inflamasi). Dalam kasus gigi berlubang, infeksi kuman dan sisa makanan yang masuk ke dalam gigi berlubang dapat memicu terjadinya inflamasi di sekitar akar gigi (pulpitis) dan gusi, sehingga menyebabkan fistula. Gigi berlubang yang mengandung kuman adalah sumber infeksi dan hal ini menyebabkan penderita fistula mengalami penumpukan nanah alias abses di bagian mulut.

Infeksi juga dapat menyebar dengan cepat karena berada berdekatan  dengan pembuluh darah. Sebagian besar infeksi menyebar dan menyebabkan fistula pada bagian dalam mulut yang ditandai dengan adanya pembekakan seperti bisul berisikan nanah di sekitar gigi. Jika tidak ditangani, fistula dapat menyebar dan menyebabkan infeksi tulang (chronic osteomyelitis) di sekitar wajah, infeksi pada bagian dalam kulit wajah (cellulitis), dan munculnya abses pada wajah.

Gejala oral fistula

Perkembangan abses akibat gigi berlubang ini biasanya berjalan lambat dan sering kali tidak menimbulkan gejala apapun. Abses dan rasa nyeri merupakan pertanda bahwa infeksi pada akar gigi sudah bertambah parah.  Berikut beberapa gejala yang dialami oleh penderita fistula:

  • Adanya pembekakan pada gusi dengan warna merah.
  • Rasa sakit pada gigi saat mengunyah.
  • Keluarnya nanah dari permukaan gusi dan diikuti berkurangnya rasa nyeri pada gigi.

Dampak lanjutan dari oral fistula

Penyebaran infeksi bakteri akibat oral fistula adalah penyebab berbagai gangguan kesehatan yang menyebar lewat pembuluh darah, di antaranya:

  1. Abses otak – dekatnya lokasi infeksi antara gusi dan otak menyebabkan kuman dapat berpindah dengan mudah hingga ke otak. Abses otak akibat infeksi pada aliran darah dapat menyebabkan koma.
  2. Ludwig’s angina – kondisi yang lebih serius dari cellulitis akibat fistula. Abses akibat fistula pada mulut bagian bawah yang tidak teratasi memicu pembengkakan yang dapat menekan saluran napas (laring) yang menyebabkan sesak napas dan dapat berujung pada kematian.
  3. Infeksi sinus – merupakan bentuk infeksi pada bagian sinus wajah. Hal ini dapat dengan mudah terjadi jika infeksi terjadi pada gigi bagian atas yang berdekatan dengan sinus, akibatnya rongga sinus dapat berisi nanah yang berasal dari gigi.
  4. Bacterial endocarditis – merupakan infeksi dinding ventrikel jantung akibat infeksi bakteri. Kuman pada gigi berlubang dan abses dapat terbawa oleh aliran darah melalui pembuluh darah menuju jantung dan menyebabkan kematian.

Siapa yang berisiko terkena oral fistula?

Oral fistula dapat terjadi kepada siapa saja, namun penyebab utama perkembangan kerusakan gigi adalah buruknya kebersihan mulut seseorang. Banyaknya plak kuning pada gigi adalah penyebab utama pada gigi berlubang dan kerusakan gusi atau yang dikenal dengan istilah periodontitis. Kondisi inilah yang menyebabkan terjadi infeksi gigi dan berakibat pada oral fistula.

Cara menangani oral fistula

Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menangani oral fistula:

  1. Mencabut gigi yang terinfeksi – karena bertambah parahnya kondisi fistula disebabkan masih adanya kuman pada gigi berlubang yang sudah terinfeksi  dan menyebabkan abses. Infeksi tidak hanya berdampak pada munculnya fistula tapi kerusakan tulang gigi sehingga gigi menjadi rapuh dan hancur. Pada umumnya gejala fistula akan segera hilang dan proses penyembuhan berjalan cepat setelah pencabutan gigi yang menjadi sumber infeksi.
  2. Menyedot nanah – saat abses sudah menyebar, hal ini diperlukan di samping pencabutan gigi untuk membersihkan rongga pada gigi dan gusi yang terkena nanah dan mencegah infeksi berlanjut.
  3. Konsumsi antibiotik  – ini diperlukan untuk mencegah infeksi berlanjut, namun hal ini bukanlah penanganan yang menutaskan permasalahan gigi berlubang karena antibiotik hanya dapat mengurangi efek infeksi dan mencegah munculnya abses sementara waktu.

Cara mencegah oral fistula

Pencegahan oral fistula yang paling baik adalah dengan mencegah gigi berlubang dan menjaga kesehatan mulut. Hindari penumpukan plak dari sisa makanan dengan menggosok gigi secara rutin. Pemeriksaan dan pembersihan karang gigi secara rutin juga diperlukan untuk penanganan kerusakan gigi sedini mungkin. Selain itu, konsumsi gizi seimbang diperlukan untuk pemenuhan asupan kalsium dan vitamin D serta mengurangi asupan tinggi gula dan terlalu asam untuk mencegah kerusakan gigi.