Berita Kesehatan
Transplantasi Paru-Paru
Jumat, 29 Nov 2024 08:42:54

Transplantasi paru-paru adalah prosedur pembedahan toraks (dada) untuk menggantikan paru-paru yang sakit dengan paru-paru baru dari pendonor. Prosedur ini bisa menggantikan salah satu paru maupun kedua paru-paru, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien.

Transplantasi paru-paru diperuntukkan bagi penderita penyakit paru-paru yang tidak merespons obat-obatan maupun terapi lainnya. Kondisi tidak membaik setelah pemberian terapi, sehingga prosedur ini mungkin disarankan oleh dokter.

Transplantasi paru-paru diperlukan untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh (oksigenasi). Tubuh memerlukan oksigen untuk bertahan hidup. Oksigen hanya bisa didapatkan melalui proses bernapas yang memerlukan paru-paru sebagai tempat pertukaran oksigen. 

Beberapa penyakit berikut menyebabkan kerusakan paru-paru dan menurunkan fungsi bernapas secara efektif:

  • Penyakit paru-paru obstruktif kronis
  • Jaringan parut di paru-paru (fibrosis paru)
  • Tekanan darah tinggi di pembuluh darah paru-paru (hipertensi pulmonal)
  • Fibrosis kistik

Pemberian obat-obatan dan alat bantu napas biasanya diberikan kepada penderita penyakit paru. Jika terapi tersebut tidak menghasilkan respons yang diharapkan, atau kondisinya mengancam nyawa, dokter dapat menyarankan transplantasi satu ada dua paru-paru.

Prosedur transplantasi paru-paru

  1. Persiapan. Setelah melakukan evaluasi kesehatan dan lolos kriteria sebagai calon penerima transplantasi, Anda masuk daftar tunggu penerima donor paru-paru. Pihak rumah sakit akan menghubungi saat organ donor tersedia.
  2. Pelaksanaan. Selama proses pembedahan, Anda diberi anestesi umum sehingga akan tertidur dan tidak merasakan sakit. Selang napas dipasang agar Anda dapat bernapas di bawah pengaruh obat bius. Selanjutnya, dokter bedah membuat potongan di bagian dada dan mengeluarkan paru-paru yang sakit. Saluran napas paru-paru dan pembuluh darah paru-paru ke jantung disambungkan ke organ donor baru. Jika diperlukan, pada beberapa kondisi, Anda akan disambungkan ke mesinbypass jantung paru.
  3. Setelah operasi. Salah satu risiko menjalani transplantasi paru adalah penolakan organ baru oleh sistem imun penerima organ donor. Risiko ini dapat dikurangi dengan minum obat untuk menekan reaksi pertahanan tubuh (imunosupresan) seumur hidup.

Transplantasi paru-paru dapat menimbulkan efek samping, sehingga Anda perlu berdiskusi dengan dokter terkait kemungkinan tersebut.

Pemulihan setelah transplantasi paru-paru

Selama beberapa hari, Anda akan dirawat di ruang rawat intensif (ICU) untuk pemantauan keadaan umum. Mesin ventilator dipasang untuk membantu Anda bernapas, sementara selang di dada untuk mengeluarkan cairan dari sekitar paru-paru dan jantung.

Anda juga akan dipasangkan selang infus untuk memasukkan obat anti nyeri dan obat pencegah penolakan organ baru.

Setelah kondisi stabil, mesin ventilator dilepas dan Anda dipindah ke ruang biasa. Anda akan dirawat selama 1 hingga 3 minggu di ruang biasa untuk pemulihan lebih lanjut. Setelah lepas rawat rumah sakit, Anda perlu menjalanifollow up selama 3 bulan untuk evaluasi ulang fungsi paru-paru dan mencegah reaksi penolakan organ. Dokter juga akan mengevaluasi apakah ada reaksi efek samping obat atau gejala infeksi.

Berbagai pemeriksaan penunjang mungkin diperlukan, seperti tes darah, rontgen dada, EKG (tes listrik jantung), tes fungsi paru, serta biopsi paru (mengambil sedikit jaringan paru untuk dilihat di bawah mikroskop).

Transplantasi paru-paru ditangani oleh tim medis yang terdiri dari dokter paru-paru, dokter bedah jantung vaskuler, dokter bedah toraks (dada), serta dokter anestesi. Anda bisa menjalani prosedur ini di rumah sakit yang memiliki fasilitas pusat transplantasi.