
Batuk berdarah dapat terlihat sebagai dahak yang bercampur garis-garis darah merah tipis atau darah yang keluar saat batuk. Batuk yang disertai darah umumnya merupakan tanda dari kondisi serius sehingga perlu diperiksakan ke dokter secepatnya.
Batuk berdarah (hemoptysis) bisa berasal dari kerusakan atau perdarahan di saluran pernapasan, mulai dari hidung, tenggorokan, batang tenggorok, atau paru-paru. Kondisi ini perlu segera diperiksakan karena dapat menjadi gejala awal dari berbagai penyakit serius, seperti infeksi, gangguan fungsi paru, atau bahkan kanker.
Penyebab batuk berdarah sangat beragam, tetapi umumnya berkaitan dengan berbagai penyakit di saluran pernapasan, seperti:
Selain itu, ada kondisi lain di saluran pernapasan yang dapat menyebabkan batuk berdarah, tetapi lebih jarang. Kondisi-kondisi tersebut termasuk:
Selain akibat penyakit di saluran pernapasan, batuk berdarah juga dapat disebabkan oleh:
Seseorang akan lebih rentan menderita batuk berdarah bila terdapat faktor-faktor di bawah ini:
Batuk berdarah ditandai dengan keluarnya darah saat batuk. Banyaknya darah yang keluar tergantung pada seberapa parah kondisi yang diderita dan penyebab yang mendasarinya. Meski nyaris mirip, gejala batuk berdarah berbeda dengan muntah darah.
Kondisi batuk berdarah umumnya ditandai dengan:
Tergantung penyebabnya, batuk berdarah juga dapat memunculkan gejala lain, seperti:
Batuk berdarah merupakan salah satu gejala penyakit di saluran pernapasan. Oleh karena itu, segera hubungi dokter jika mengalami batuk berdarah agar mendapatkan penanganan yang cepat.
Segera ke instalasi gawat darurat (IGD) jika mengalami batuk berdarah dengan kondisi di bawah ini:
Kebanyakan kasus batuk berdarah di Indonesia disebabkan oleh TBC. Bila Anda menderita TBC, lakukan kontrol ke dokter secara berkala. Hal ini karena pengobatan TBC membutuhkan waktu yang cukup panjang (minimal 6 bulan) dengan dosis yang harus selalu disesuaikan dengan berat badan.
Untuk mendiagnosis penyebab batuk berdarah, dokter akan terlebih dahulu menanyakan gejala yang dialami oleh pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk menentukan penyebab batuk berdarah dan tingkat keparahan penyakit tersebut. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain:
Pengobatan batuk berdarah disesuaikan dengan penyebabnya maupun keparahan kondisinya, seperti dijelaskan di bawah ini:
Jika disebabkan oleh infeksi, misalnya pneumonia atau TBC, batuk berdarah perlu diobati dengan pemberian antibiotik. Obat yang diberikan bisa satu jenis atau kombinasi dengan obat-obatan lain.
Pasien perlu menjalani pengobatan selama waktu yang ditentukan dokter untuk penyembuhan yang optimal dan untuk mencegah resistensi antibiotik.
Pada batuk berdarah yang disebabkan oleh kanker paru, pengobatannya tergantung pada jenis kanker dan tingkat keparahannya.
Kanker paru dapat ditangani dengan operasi, kemoterapi, radioterapi, maupun kombinasi dari ketiganya. Pengobatan ini bertujuan untuk membunuh jaringan kanker yang tersisa dan mencegah kanker muncul kembali.
Penderita batuk berdarah yang parah bisa kehilangan darah dalam jumlah banyak dan mengalami syok hipovolemik. Kondisi batuk berdarah yang sudah parah ini perlu ditangani segera dengan berbagai tindakan berikut:
Darah yang keluar sangat banyak bersama batuk dapat menimbulkan syok akibat kehilangan banyak darah (syok hipovolemik), yang ditandai dengan:
Tergantung pada penyebabnya, beberapa komplikasi lain yang dapat muncul akibat batuk berdarah adalah:
Batuk berdarah dapat dicegah dengan menghindari penyakit penyebabnya. Beberapa perilaku yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan saluran pernapasan adalah: