
Hipoksia adalah kondisi rendahnya kadar oksigen di dalam sel-sel tubuh. Akibatnya, sel-sel di seluruh bagian tubuh tidak dapat berfungsi dengan normal. Hipoksia perlu diwaspadai, karena jika dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan kematian jaringan dan kerusakan organ tubuh.
Nomalnya, oksigen yang diperoleh dari proses bernapas akan diangkut oleh darah dari paru-paru menuju ke jantung. Selanjutnya, jantung akan memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh sel tubuh melalui pembuluh darah.
Hipoksia terjadi saat oksigen tidak sampai ke sel-sel yang ada di dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan kadar oksigen di dalam organ tubuh menurun dan diikuti dengan kemunculan berbagai keluhan dan gejala.
Meski terdengar serupa, hipoksia tidak sama dengan hipoksemia. Hipoksemia adalah kondisi ketika kadar oksigen di dalam darah rendah. Kondisi hipoksemia bisa berlanjut menjadi hipoksia.
Hipoksia dapat disebabkan oleh beragam kondisi. Berikut ini adalah penyakit dan kondisi medis yang dapat menyebabkan hipoksia:
Berdasarkan penyebab kurangnya oksigen di tubuh, hipoksia dapat dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu:
Selain penyebab dan tipe-tipe di atas, ada beberapa kondisi yang dapat membuat seseorang lebih berisiko mengalami hipoksia, yaitu hipotensi, asma, dan ALS.
Setiap penderita hipoksia dapat mengalami gejala yang berbeda. Gejala tersebut bisa muncul tiba-tiba dan memburuk dengan cepat (akut) atau berkembang secara perlahan (kronis).
Berikut ini adalah beberapa gejala hipoksia yang umum terjadi:
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami keluhan-keluhan yang telah disebutkan di atas. Pemeriksaan dan penanganan sejak dini diperlukan untuk mencegah komplikasi.
Bila Anda melihat seseorang merasa sesak atau sulit bernapas, lemas, tiba-tiba tidak dapat bicara, linglung, atau kejang, segera bawa ia ke IGD agar mendapat penanganan medis.
Dokter akan menanyakan keluhan yang dialami pasien, serta kondisi kesehatan atau penyakit yang pernah diderita oleh pasien.
Setelah itu, dokter akan memeriksa tanda-tanda hipoksia pada pasien, misalnya dengan menilai tingkat kesadaran, melihat warna bibir dan ujung-ujung kuku, serta memeriksa tekanan darah, frekuensi pernapasan, dan detak jantung.
Sembari melakukan pemeriksaan, dokter akan melakukan penanganan awal untuk menstabilkan kondisi pasien.
Untuk mendiagnosis hipoksia dan mengetahui penyebabnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berikut:
Pengobatan hipoksia bertujuan untuk mengembalikan pasokan oksigen ke sel-sel tubuh sehingga organ-organ tubuh dapat bekerja dengan baik dan tidak terjadi kematian organ. Pengobatan hipoksia juga ditujukan untuk mengatasi penyebab yang mendasarinya.
Beberapa metode penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipoksia adalah:
Pemberian oksigen bertujuan untuk meningkatkan kadar oksigen di dalam tubuh pasien. Terapi tambahan oksigen bisa diberikan melalui:
Dokter juga dapat memberikan obat-obatan untuk mengobati penyebab hipoksia. Beberapa obat-obatan yang dapat diresepkan adalah:
Penurunan kadar oksigen yang tidak segera diatasi bisa berlanjut menjadi syok, hipoksia organ, dan kekurangan oksigen di otak (hipoksia serebral). Akibatnya, dapat terjadi gagal organ dan kerusakan otak.
Selain menyebabkan penurunan kesadaran, kerusakan otak bisa membuat penderitanya mengalami cacat permanen, bahkan kematian.
Hipoksia sulit untuk dicegah karena dapat terjadi tanpa diduga. Namun, ada upaya yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan risiko terjadinya hipoksia, antara lain:
Selain dengan melakukan hal-hal di atas, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter jika pernah melakukan kontak langsung dengan penderita COVID-19, terutama jika mengalami gejala-gejala COVID-19.
Jika terserang COVID-19 dan melakukan isolasi mandiri, Anda perlu melakukan pemeriksaan saturasi oksigen secara berkala dengan pulse oximeter. Tujuannya adalah sebagai deteksi dini sehingga apabila terjadi perburukan dapat segera berkonsultasi ke dokter.