
Pada umumnya, pneumonia hanya menyerang paru-paru kanan atau kiri dalam satu waktu. Namun, terkadang pneumonia juga bisa menyerang kedua sisi paru-paru sekaligus. Kondisi ini disebut double pneumonia atau pneumonia bilateral.
Double pneumonia adalah infeksi paru yang memengaruhi kedua sisi paru-paru. Itu artinya, seluruh lobus atau bagian pada paru-paru kiri dan kanan terinfeksi.
Infeksi ini menyebabkan pembengkakan dan peradangan pada alveolus atau kantong udara dalam paru.
Akibatnya, paru-paru pun dipenuhi dengan cairan atau nanah. Kondisi yang sering disebut paru-paru basah ini pada akhirnya membuat pengidapnya susah bernapas.
Meski bagian paru yang terinfeksi lebih luas, kondisi pengidap pneumonia bilateral belum tentu lebih parah dibandingkan dengan pengidap jenis pneumonia lainnya.
Double pneumonia memiliki ciri yang serupa dengan gejala pneumonia pada satu paru-paru, tetapi area yang terdampak akan lebih luas. Hal ini dapat dideteksi melalui rontgen paru.
Selain pada sistem pernapasan, jenis pneumonia ini dapat menimbulkan tanda dan gejala pada bagian tubuh lainnya. Berikut adalah beberapa di antaranya.
Belum ada penelitian yang menjelaskan mengapa pneumonia dapat menyerang kedua paru-paru. Namun, penyebab pneumonia bilateral sama seperti penyebab pneumonia pada umumnya.
Dikutip dari Mayo Clinic, berikut merupakan beberapa mikroorganisme yang bisa menginfeksi paru-paru.
Bakteri yang menjadi penyebab umum pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae. Namun, pneumonia bilateral lebih banyak disebabkan oleh infeksi bakteri Pseudomonas dan Staphylococcus.
Double pneumonia juga kerap kali disebabkan oleh infeksi Legionella yang serius. Kondisi yang juga disebut penyakit Legionnaires ini dapat berakibat fatal bila tidak ditangani dengan baik.
Organisme mirip bakteri yang disebut Mycoplasma pneumoniae juga dapat menyebabkan pneumonia.
Umumnya, gejala yang ditimbulkan dari pneumonia jenis ini lebih ringan. Namun, infeksinya cenderung berdampak serius pada anak-anak dan orang dengan kekebalan tubuh lemah.
Infeksi pneumonia yang disebabkan oleh jamur juga mungkin menyerang kedua sisi paru-paru. Salah satu jenis jamur yang bisa menginfeksi paru-paru ialah Pneumocystis jirovecii.
Akan tetapi, hal ini umumnya hanya terjadi pada orang dengan kekebalan tubuh yang rendah, seperti lansia, pengidap kanker, dan orang dengan HIV/AIDS.
Beberapa virus yang menyebabkan pilek dan flu juga dapat menyebabkan pneumonia. Virus adalah penyebab paling umum dari pneumonia pada anak di bawah lima tahun.
Pneumonia virus biasanya ringan, tetapi pada sejumlah kasus bisa menjadi sangat serius, misalnya pneumonia akibat COVID-19.
Pneumonia dapat dialami oleh siapa saja. Namun, penyakit infeksi paru-paru ini lebih mungkin terjadi pada orang-orang yang memiliki faktor risiko berikut ini.
Double pneumonia umumnya dideteksi dengan rontgen dada. Selain itu, dokter mungkin akan meminta Anda untuk menjalani pemeriksaan lanjutan di bawah ini.
Jika pasien berusia lebih dari 65 tahun, mengalami gejala serius, atau mengidap kondisi medis lainnya, dokter juga akan melakukan pemeriksaan berikut ini.
Infeksi yang terjadi pada kedua paru-paru dapat mengganggu proses pernapasan dan mengurangi pasokan oksigen ke dalam tubuh.
Kondisi ini dapat meningkatkan komplikasi pneumonia, seperti gagal ginjal hingga gagal napas yang bisa berujung pada kematian. Namun, pneumonia tetap bisa dicegah dan diobati.
Pengobatan pneumonia harus dimulai sejak dini, yakni saat pasien mulai mengalami sesak napas dan demam tiba-tiba, agar perkembangan penyakit ini bisa dikendalikan secepat mungkin.
Pada umumnya, pengobatan pneumonia bilateralsama dengan pneumonia biasa. Berikut adalah beberapa pilihannya.
Pneumonia bilateral juga dapat menyebabkan batuk. Namun, Anda tidak dianjurkan meminum obat batuk kecuali dokter telah meresepkannya.
Selain itu, Anda juga diminta untuk berhenti merokok dan memakai masker selama perawatan untuk mencegah penularan pneumonia kepada orang lain.
Beberapa pasien merasa lebih baik dan bisa kembali beraktivitas setelah melewati pengobatan dalam satu minggu, tetapi ada juga yang membutuhkan waktu sebulan untuk pulih.
Pastikan Anda mengikuti anjuran dokter selama menjalani perawatan. Jika Anda mempunyai pertanyaan lebih lanjut, segera konsultasikan dengan dokter.