Berita Kesehatan
WHO Soroti COVID Varian Pirola
Kamis, 14 Sep 2023 10:45:20

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti tren kurang baik COVID-19 seluruh dunia khususnya di belahan bumi bagian utara. Pihak WHO menyerukan peningkatan vaksinasi dan pengawasan.

Hingga saat ini, banyak negara yang sudah berhenti melaporkan data virus Corona. Namun, pihak WHO memperkirakan bahwa ada sekitar ratusan ribu orang di seluruh dunia saat ini yang dirawat di rumah sakit karena COVID.

"Kami terus melihat tren COVID-19 menjelang musim dingin di belahan bumi utara," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip dari Aljazeera, Kamis (7/9/2023).

"Kematian meningkat di beberapa wilayah Timur Tengah dan Asia, penerimaan unit perawatan intensif meningkat di Eropa, dan jumlah pasien rawat inap meningkat di beberapa wilayah," sambungnya.

Tedros mengatakan bahwa saat ini hanya ada 43 negara anggota WHO yang masih melaporkan angka kematian akibat COVID-19. Sedangkan, hanya 20 negara saja yang memberikan informasi mengenai rawat inap.

"Kami memperkirakan saat ini ada ratusan ribu orang di rumah sakit karena COVID," ucap pimpinan teknis WHO untuk COVID-19 Maria Van Kerkhove.

"Ini merupakan kekhawatiran mengingat ketika kita memasuki bulan-bulan yang lebih dingin, di beberapa negara, orang-orang cenderung menghabiskan lebih banyak waktu bersama di dalam rumah, dan virus yang menular melalui udara seperti COVID akan mengambil keuntungan dari hal tersebut," sambungnya.
Baca juga:
Laporan WHO Soal Kasus Varian Covid-19 BA.2.86 di Dunia

Tedros mengatakan bahwa saat ini tidak ada varian COVID-19 yang dominan seluruh dunia, namun varian EG.5 (Eris) sedang meningkat dan varian baru BA.2.86 (Pirola) yang sangat bermutasi kini sudah ditemukan di 12 negara.

"WHO memantau varian ini dengan cermat untuk menilai penularannya dan potensi dampaknya," ucap Van Kerkhove.
Varian Baru Pirola Sudah Masuk RI?

Hingga saat ini varian baru COVID Pirola sudah terdeteksi di 12 negara, yaitu Amerika Serikat, Israel, Kanada, Denmark, Inggris, Afrika Selatan, Swedia, Norwegia, Swiss, Thailand, Prancis, dan Portugal. Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr Ngabila Salama mengatakan hingga saat ini varian tersebut belum masuk ke Indonesia.

"Belum ditemukan sampai saat ini di Indonesia dan di Jakarta. Jika ada kasus positif akan dilanjutkan pemeriksaan genome sequencing untuk melihat tipe variannya apa," ucap dr Ngabila dalam keterangan tertulis.

"Gejala varian Pirola sama seperti COVID-19 lainnya dan relatif ringan seperti batuk, sakit tenggorkan, flu, bersin, dan demam," sambungnya.

Lebih lanjut, dr Ngabila menyarankan masyarakat untuk bisa mencegah penyebaran COVID-19 dengan memakai masker, rajin mencuci tangan, melakukan vaksinasi lengkap, dan segera lakukan pemeriksaan jika memiliki gejala COVID.