Berita Kesehatan
Benarkah Infeksi Gigi Memicu Meningitis dan Jantung?
Kamis, 19 Mar 2020 14:08:55

Masalah yang terjadi di area gigi dan mulut biasanya dianggap penyakit yang sepele. Banyak orang yang beranggapan jika luka atau infeksi gigi adalah masalah biasa dan akan sembuh dengan sendirinya. Namun, sebenarnya infeksi gigi memicu meningitis dan jantung bisa terjadi dan berikut akan kami berikan penjelasan selengkapnya untuk anda.

Masalah yang terjadi pada gigi dan mulut tidak boleh dianggap sepele karena gigi dan mulut memang memiliki kuman namun tidak bersifat patogen. Kuman ini baru akan menyebabkan penyakit jika memang sudah memenuhi syarat terjadinya infeksi.

Banyak juga orang yang memiliki masalah di gigi atau jenis jenis penyakit gigi dan mulut kemudian ke pihak yang tidak berkompeten yang lalu menyebabkan infeksi menyebar ke orang lain sehingga harus segera dibawa ke unit gawat darurat.

Infeksi gigi memicu meningitis dan jantung terbukti dari seorang pasien yang terkena infective endocarditis atau radang di lapisan dalam jantung. Ketika diteliti lebih lanjut tentang penyebab penyakit tersebut, ditemukan keberadaan bakteri yang biasa ada di dalam mulut manusia yakni Streptococcus viridans di jaringan yang meradang.

Penelusuran lebih lanjut, keberadaan bakteri ini bersumber dari infeksi yang terjadi di gigi pasien sebelum terjadi peradangan pada jantung. Infeksi penyebab penyakit abses gigi tersebut sudah menyebar sampai bakteri menyebar dan pindah lewat aliran darah yang kemudian menyerang jaringan pada jantung.

Infeksi dan perpindahan bakteri itu memang jarang terjadi, akan tetapi tidak menutup kemungkinan perpindahan bakteri terjadi khususnya jika syarat infeksi sudah terpenuhi yakni jumlah bakteri yang cukup untuk menginfeksi yang bisa menimbulkan bahaya gigi sensitif, adanya perpindahan mikroba dari satu organ ke organ lainnya, terjadi kelemahan pada organ, perubahan lingkungan yang mendukung terjadinya infeksi sampai bakteri yang mutan seperti bertambahnya resistensi bakteri akibat penggunaan antibiotik yang sembarangan.

Peluang terjadinya infeksi bisa semakin besar jika penanganan gigi dan mulut tidak dilakukan pihak tidak berkompeten. Ada banyak penyakit yang bisa terjadi karena infeksi pada gigi dan mulut yang meluas seperti infective endocarditis, radang selaput otak atau meningitis. Infeksi kemudian bisa berpindah ke paru paru dan menyebabkan pneumonia atau juga bisa menyebar ke area lain seperti jantung, kandung kemih dan ginjal sehingga infeksi gigi tidak boleh dianggap remeh.

Hal ini didukung dengan penelitian yang menyebutkan jika anak dengan riwayat infeksi gigi bisa memiliki risiko 2.7 kali lebih tinggi mengalami Henoch Scholenim Purpura atau HSP dibandingkan anak yang tidak infeksi gigi. HSP sendiri merupakan penyakit peradangan pembuluh darah yang umum diderita anak di bawah 10 tahun dengan potensi kerusakan ginjal.

Pergeseran Penyakit karena Infeksi

Ketua umum dokter gigi mengatakan jika sudah terjadi pergeseran tren penyakit karena infeksi yang didominasi Penyakit Tidak Menular atau PTM seperti jantung, stroke dan diabetes yang menyebabkan kematian sampai 58 persen.

Faktor risiko PTM tersebut sebagian ada yang sama dengan penyebab penyakit di rongga mulut. Untuk itu jika penanganan infeksi di rongga mulut dilakukan dengan baik, maka risiko PTM secara bersamaan juga akan berkurang.

Mulut menjadi gerbang masuknya ribuan kuman meski tidak menyebabkan penyakit. Namun rongga mulut juga merupakan cermin dari tubuh di mana penyakit yang diderita tubuh bisa dilihat dari mulut. Pencegahan beberapa infeksi bisa dilakukan seperti dengan mengurangi konsumsi gula karena bisa menyebabkan kondisi mulut menjadi asam dan infeksi semakin mudah terjadi.

Selain itu, menyikat gigi dengan teratur sesudah sarapan dan sebelum tidur dengan pasta gigi yang mengandung fluoride dan menggunakan flossing gigi.

Selain itu yang tidak kalah penting adalah rutin memeriksa kondisi gigi ke dokter gigi setiap enam bulan sekali untuk pencegahan serta deteksi dini kerusakan gigi untuk mencegah penyebaran infeksi menjadi penyakit yang lebih berbahaya.