Penyakit cacar menyebabkan lenting pada kulit di seluruh tubuh. Selain terasa gatal, cacar air juga diikuti gejala lain, seperti demam, nafsu makan menurun, lemah, dan sakit perut. Pada kasus parah, cacar air bisa menyebabkan komplikasi, salah satunya gangguan pendengaran. Namun, benarkah demikian?
Cacar air adalah infeksi dari virus Varicella zoster. Ketika menyerang anak, gejalanya cukup ringan. Namun, akan semakin parah bila yang terinfeksi adalah orang dewasa yang sebelumnya belum pernah sakit cacar.
Bila diperhatikan gejalanya mirip dengan flu, hanya saja disertai munculnya lenting berair yang gatal di seluruh tubuh. Untungnya, cacar air dapat diobati di rumah dengan obat antivirus dan krim pereda gatal sesuai resep dokter. Namun, risiko komplikasi tetap ada bila pasien tidak mendapatkan pengobatan yang tepat.
Gangguan pendengaran disebut sebagai salah satu komplikasi dari cacar air. Ini memang benar, bukan mitos yang boleh Anda sepelekan.
Sesuai dengan laporan Birmingham Children’s Hospital, 1 dari 20 kasus cacar air menyebabkan infeksi telinga.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil studi yang dilakukan tahun 2014 pada jurnal Trends in Hearing. Studi tersebut melaporkan bahwa beberapa jenis virus yang bisa menyebabkan pendengaran terganggu, salah satunya adalah Varicella zoster.
Virus ini menyebabkan infeksi pada saluran telinga tengah sehingga menimbulkan gejala, seperti:
Peneliti berpendapat gangguan pendengaran lebih mungkin terjadi pada anak-anak atau lansia yang terkena cacar air.
Meski Anda sudah pernah kena cacar air, virus penyebabnya tetap akan ada di tubuh Anda dan dalam keadaan tidur. Jika virus ini kembali “bangun” (biasanya karena sistem imun tubuh yang lemah) dan menyerang bagian yang bernama geniculate ganglion, dapat menyebabkan penyakit langka, yakni sindrom Ramsay Hunt.
Sindrom ini memengaruhi saraf di dekat telinga bagian dalam dan melemahkan otot di satu sisi wajah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa infeksi telinga dan sindrom Ramsay Hunt karena cacar air membuat fungsi telinga jadi terganggu, meski kasusnya amat langka untuk sindrom Ramsay Hunt.
Selain infeksi telinga dan sindrom Ramsay Hunt, cacar air juga bisa menyebabkan komplikasi lain, seperti impetigo (infeksi bakteri di kulit), varicella meningoencephalitis (infeksi varicella pada sistem saraf pusat), dan herpes zoster (cacar ular).
Untuk mencegah terjadinya komplikasi cacar air tersebut, pasien harus mendapatkan pengobatan yang tepat. Pada orang yang berisiko mengalami komplikasi, dokter akan meresepkan obat antivirus untuk menghentikan infeksi, seperti acyclovir (Zovirax, Sitavig) atau obat lain yang disebut imunoglobulin intravena (Privigen).
Obat-obatan ini dapat mengurangi keparahan cacar air bila diberikan dalam waktu 24 jam setelah ruam pertama kali muncul. Pada beberapa kasus, dokter akan merekomendasikan pasien untuk mendapatkan vaksin cacar setelah terpapar virus. Tujuannya untuk mengurangi keparahan gejala yang ditimbulkan.
Untuk meredakan gejala cacar air lainnya, seperti demam dan kulit gatal, dokter akan meresepkan acetaminophen dan bedak atau krim calamine, dan antihistamin.
Perawatan di rumah juga diperlukan untuk mencegah gangguan pendengaran saat terkena cacar air. Misalnya, meningkatkan asupan makanan bernutrisi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi. Kemudian, tidak menggaruk kulit yang melenting dan selalu menjaga kebersihan tubuh agar bakteri tidak menginfeksi bekas luka.