Bronkiektasis adalah kondisi ketika bronkus mengalami kerusakan, pelebaran, dan juga penebalan. Konsekuensinya, saluran pernapasan tak bisa mencegah penumpukan bakteri dan lendir di paru-paru. Orang yang mengalami bronkiektasis akan kerap mengalami infeksi dan penyumbatan saluran pernapasan.
Belum ada obat untuk kondisi bronkiektasis, namun gejalanya bisa diatasi lewat pengobatan medis. Tak hanya itu, perlu diantisipasi munculnya nyeri dan pembengkakan untuk memastikan aliran oksigen ke tubuh lancar serta paru-paru tidak menjadi semakin rusak.
Penyebab bronkiektasis
Ada dua kategori terhadap terjadinya bronkiektasis, yaitu yang berhubungan denganÂ
cystic fibrosis dan non-
cystic fibrosis. Beberapa kondisi yang umum menyebabkan seseorang mengalami bronkiektasis non-
cystic fibrosis adalah:
- Sistem imun berfungsi abnormal
- Radang usus
- Penyakit autoimun
- Penyakit paru obstruktif kronis
- HIV
- Reaksi alergi paru-paru terhadap jamur (allergic aspergillosis)
- Infeksi paru seperti TB dan batuk 100 hari atau pertusis
Apabila kasus bronkiektasis seseorang berkaitan dengan kondisiÂ
cystic fibrosis, maka salah satu gejala yang paling terlihat adalah seringnya infeksi berulang di paru-paru.
Gejala bronkiektasis
Beberapa gejala bronkiektasis perlu waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk menjadi kian parah. Beberapa gejalanya seperti:
- Batuk kronis
- Batuk berdarah
- Suara pernapasan berfrekuensi tinggi
- Napas tersengal-sengal
- Nyeri dada
- Batuk berlendir dalam jumlah banyak tiap hari
- Penurunan berat badan
- Tubuh lesu
- Perubahan struktur jari tangan dan kaki atau penyakit kuku lain
- Infeksi pernapasan berulang
Jika seseorang mengalami gejala di atas, sebaiknya jangan tunda memeriksakan diri ke dokter. Semakin awal diagnosis dilakukan, kian baik untuk penanganannya.
Cara mengatasi gejala bronkiektasis
Ketika ada gejala bronkiektasis, dokter akan mendengarkan paru-paru menggunakan stetoskop untuk memeriksa apakah ada penyumbatan saluran pernapasan atau suara yang abnormal. Selain itu, perlu dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui adakah infeksi atau anemia.Selain itu, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti:
- Tes sputum untuk mengetahui adakah virus, jamur, atau bakteri di lendir
- CT scan atau X-ray dada untuk melihat jelas kondisi paru-paru
- Tes fungsi paru untuk melihat bagaimana aliran udara ke paru-paru
- Tes keringat untuk mengetahui adakah gejala cystic fibrosis
Sangat penting melakukan langkah medis untuk mengatasi gejala bronkiektasis. Tujuan utamanya adalah memastikan sekresi bronkus dan infeksi tetap terkendali. Beberapa cara untuk mengatasi gejala bronkiektasis adalah:
- Fisioterapi dada dan latihan pernapasan
- Rehabilitasi paru
- Antibiotik untuk mengobati infeksi
- Bronchodilators untuk membuka saluran pernapasan
- Obat untuk mengencerkan dahak
- Ekspektoran untuk meredakan batuk berlendir
- Terapi oksigen
- Vasinasi untuk mencegah infeksi pernapasan
Apabila terjadi pendarahan di dalam paru atau bronkiektasis hanya terjadi di salah satu sisi, dokter juga bisa melakukan tindakan operasi untuk menghilangkan area yang rusak.Jika orang yang mengalami bronkiektasis juga merasakan batuk dengan lendir dalam jumlah banyak setiap harinya, terapis akan mengajarkan teknik batuk mengeluarkan lendir dengan bantuan gravitasi. Penting untuk tahu cara mengeluarkan lendir berlebih agar tidak mengganggu saluran pernapasan.
Bisakah bronkiektasis dicegah?
Apabila bronkiektasis tidak berhubungan dengan penyakitÂ
cystic fibrosis, penyebab pastinya kadang tidak diketahui. Ada kemungkinan berhubungan dengan faktor mutasi genetik hingga masalah medis lainnya.Penting juga untuk menghindari polusi udara, merokok, atau menghirup substansi kimia yang berbahaya bagi paru. Anak-anak juga disarankan untuk mendapatkan vaksinasi mencegah flu, batuk 100 hari, dan campak karena bisa memperburuk kondisi ketika bronkiektasis terjadi.
Itu beberapa langkah pencegahan terjadinya bronkiektasis. Namun apabila penyebab bronkiektasis tidak diketahui, sukar melakukan langkah pencegahan. Di sinilah pentingnya diagnosis awal bronkiektasis sehingga intervensi medis bisa diterapkan sesegera mungkin sebelum paru-paru semakin rusak.