Seiring dengan berjalannya waktu, gigi Anda mungkin mengalami beberapa perubahan, salah satunya posisi gigi yang berubah. Keadaan gigi bergeser sering kali tidak disadari. Perubahan ini dapat membuat gigi tetap rapi, namun juga bisa membuat gigi terlihat lebih berantakan.
Masalah kerapian gigi dapat memengaruhi penampilan dan tingkat kepercayaan diri Anda. Untuk menjaganya, ketahui apa saja yang bisa menyebabkan gigi bergeser dan bagaimana cara mengatasinya.
Gigi akan secara alami bergerak dan bergeser seiring bertambahnya usia seseorang. Menjalani perawatan gigi, seperti memasang behel atau kawat gigi juga bisa menyebabkan perubahan posisi gigi yang berguna untuk mengatasi gigi berantakan.
Selain itu, ada pula beberapa hal lain yang menyebabkan posisi gigi bergeser seperti berikut ini.
Ligamen adalah suatu jaringan ikat yang berada di bawah gigi, tempat gigi Anda menempel. Bertemunya gigi atas dan gigi bawah dapat memberikan tekanan kepada kedua gigi tersebut. Apabila gigi terlalu sering mendapat tekanan, kondisi ini mampu menyebabkan terjadinya pembengkakan pada ligamen tempat gigi bernaung.
Pembengkakan ligamen kemudian dapat menyebabkan jaringan-jaringan penyokong gigi melonggar. Peningkatan frekuensi tekanan pada gigi yang terjadi terus-menerus juga bisa memudahkan gigi berubah posisi atau bergeser.
Bruxism adalah kondisi medis di mana seseorang terbiasa menggemeretakkan giginya, baik pada siang maupun malam hari saat tertidur. Kondisi yang umumnya tidak Anda sadari ini cenderung dianggap sebagai gangguan tidur dan sering kali terjadi tanpa sebab.
Dilansir oleh Sleep Foundation, para ahli jiwa memprediksi kondisi ini bisa terjadi karena dipengaruhi beberapa faktor, seperti kecemasan, stres, konsumsi alkohol, perilaku merokok, konsumsi kafein, mendengkur, dan kelelahan.
Dikutip dari American Dental Clinic, lapisan gigi akan mulai terkikis saat usia seseorang semakin tua. Email atau lapisan terluar gigi yang memiliki sifat paling keras dan berfungsi melindungi gigi akan semakin menipis dan mudah rusak. Nah, gigi bagian bawah sejatinya lebih tipis dan memang lebih cepat rusak daripada dengan gigi atas.
Seiring dengan gigi bawah yang terus-menerus mendapatkan tekanan dari gigi atas, maka membuat kondisi lapisan terluar gigi menjadi lebih cepat aus. Keausan ini juga semakin menghilangkan kekuatan gigi yang bisa menjadi penyebab terjadinya gigi bergeser.
Kehilangan gigi bukanlah kondisi yang bisa Anda hindari, baik itu karena penuaan atau faktor lain, seperti kecelakaan. Saat satu atau beberapa gigi copot, gigi-gigi paling dekat yang berada di sekitarnya akan berusaha untuk mengisi kekosongan ruang tersebut.
Kondisi inilah yang menjadi penyebab gigi bergeser. Umumnya, gigi yang bersebelahan akan bergerak menyamping ke arah celah gigi yang kosong. Sementara, gigi yang berlawanan akan bergerak ke atas atau ke bawah.
Gigi berlubang atau kerusakan gigi bisa menyebabkan kondisinya membusuk. Pembusukan gigi yang tak segera Anda tangani dapat menyebar ke bagian gigi lain, termasuk ke bagian tulang yang berperan mempertahankan posisi gigi pada tempatnya.
Rusaknya bagian tulang yang menahan posisi gigi ini akan mengurangi kekuatan gigi, sehingga gigi menjadi lebih longgar dan mudah mengalami pergeseran.
Masalah gigi bergeser yang terjadi akibat genetik cenderung tidak bisa Anda kendalikan dan hindari. Bahkan, apabila seseorang terlahir dengan kondisi gigi lurus dan rata, gen bisa berpengaruh dan menyebabkan gigi berubah posisi seiring bertambahnya usia.
Kondisi ini bisa saja muncul, walaupun Anda melakukan perawatan gigi dengan baik dan benar. Maka ada baiknya untuk memeriksa riwayat kesehatan gigi kerabat terdekat, mulai dari orang tua atau kakek nenek Anda.
Di samping memengaruhi penampilan dan tingkat kepercayaan diri Anda, pergeseran atau perubahan posisi gigi ini bisa membawa berbagai masalah gigi lain yang lebih serius jika Anda tidak segera menanganinya.
Adapun, beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah dan mengatasi posisi gigi yang bergeser antara lain seperti berikut ini.
Selain itu, lakukan pemeriksaan gigi setiap enam bulan sekali untuk menghindari berbagai gangguan rongga mulut.