Berita Kesehatan
Gendang Telinga Pecah
Jumat, 26 Nov 2021 10:37:26

Gendang telinga adalah bagian vital dari telinga yang berperan dalam proses pendengaran. Pernahkah Anda membayangkan kalau tiba-tiba gendang telinga pecah? Ya, meski terletak jauh di dalam telinga, bukan tidak mungkin ia bisa mengalami gangguan seperti bagian tubuh lainnya. Lantas, apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah pendengaran akan terganggu? Simak ulasan berikut ini untuk mengetahui jawabannya.

Apa itu gendang telinga pecah?

Gendang telinga pecah atau perforasi membran timpani adalah robekan pada membran tipis yang memisahkan telinga bagian luar dan telinga bagian dalam Anda. Membran tersebut, disebut membran timpani atau gendang telinga, terbuat dari jaringan yang menyerupai kulit.

Gendang telinga memiliki dua fungsi penting. Pertama, gendang telinga merasakan getaran gelombang suara dan mengubahnya menjadi impuls saraf yang menyampaikan suara ke otak Anda. Kedua, menjaga bagian tengah telinga dari bakteri, air, dan benda asing.

Normalnya, telinga bagian tengah adalah bagian yang steril. Namun, ketika perforasi membran timpani, bakteri dapat masuk ke dalam bagian tersebut dan menyebabkan infeksi yang disebut otitis media.

Gendang telinga pecah biasanya bukan kondisi yang berbahaya. Gangguan ini bahkan bisa sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu.

Apa saja gejala gendang telinga pecah?

Beberapa orang ada yang tidak menyadari gejala awal ketika perforasi membran timpani. Salah satu gejala awal yang bisa Anda deteksi adalah keluar udara dari telinga ketika buang napas. Selain itu, ada ciri-ciri gendang telinga pecah lain yang bisa Anda kenali:

  • Nyeri telinga yang sangat tajam dan terjadinya mendadak
  • Di saluran telinga berdarah atau berisi nanah
  • Penurunan atau kehilangan pendengaran di satu telinga atau di semua bagian yang terkena
  • Terasa berdering di telinga (tinnitus)
  • Ada sensasi berputar (vertigo)
  • Mual atau muntah akibat vertigo
  • Pusing

Apa penyebab gendang telinga pecah?

Telah terbukti bahwa terdapat banyak penyebab dari perforasi membran timpani. Dikutip dari Mayo Clinic, penyebab di bawah ini dianggap sebagai yang paling umum:

1. Infeksi telinga bagian tengah (otitis media)

Infeksi telinga tengah atau otitis media adalah salah satu penyebab perforasi membran timpani yang paling umum, terutama pada anak-anak. Hal ini disebabkan karena terlalu banyak cairan yang menumpuk di belakang gendang telinga. Akibatnya, tekanan yang dihasilkan menyebabkan gendang telinga berisiko robek dan pecah.

2. Barotrauma

Barotrauma adalah tekanan pada gendang telinga Anda saat tekanan dalam telinga bagian tengah Anda dan tekanan di lingkungan sekitar tidak seimbang. Apabila tekanan terlalu berat, gendang telinga Anda dapat tersobek. Barotrauma biasanya terjadi akibat perubahan tekanan udara saat penerbangan.

Peristiwa lain yang dapat menyebabkan perubahan tekanan secara mendadak—dan mungkin perforasi membran timpani—termasuk scuba diving dan serangan langsung ke dalam telinga, seperti benturan dari kantung udara mobil.

3. Suara keras atau ledakan (trauma akustik)

Kaget saat mendengar suara petir, ledakan, atau tembakan senapan yang sangat keras juga dapat membuat gendang telinga pecah. Begitu pula bagi Anda yang tidak terbiasa menonton konser dengan suara speaker yang keras, maka sebaiknya hati-hati dengan risiko perforasi membran timpani.

4. Benda asing dalam telinga

Partikel asing yang masuk terlalu dalam ke telinga dapat meningkatkan risiko perforasi membran timpani. Ini termasuk juga bagi Anda yang sering membersihkan telinga pakai cotton bud atau besi pembersih telinga, benda-benda tersebut dapat melukai telinga lebih dalam, mendorong kotoran telinga ke dalam, dan memicu infeksi.

Anak-anak memiliki faktor risiko gendang telinga pecah yang paling tinggi. Kadang-kadang, anak-anak dapat menusuk gendang telinga mereka dengan memasukkan benda seperti stik atau mainan kecil ke dalam telinga.

5. Cedera berat pada kepala

Cedera berat di bagian kepala, misalnya fraktur tulang tengkorak, karena kecelakaan atau pukulan dapat menyebabkan kerusakan pada struktur telinga bagian tengah dan telinga bagian dalam. Ini artinya, gendang telinga Anda ikut berisiko mengalami kerusakan sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan hilang pendengaran.

Apakah gendang telinga pecah bisa sembuh sendiri?

Kabar baiknya, gendang telinga pecah bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan apa pun, lho. Kebanyakan kasus perforasi membran timpani hanya bersifat sementara karena lubang pada gendang telinga memiliki kemampuan untuk menutup dengan sendirinya. Alhasil, fungsi pendengaran Anda dapat berangsur-angsur normal dan membuat Anda bisa kembali mendengar dengan jelas.

Biasanya, gendang telinga pecah bisa sembuh sendiri dalam beberapa minggu sampai tiga bulan ke depan. Namun, hal ini tergantung dari penyebab perforasi membran timpani yang Anda alami.

Jika disebabkan oleh infeksi telinga, gendang telinga Anda biasanya akan segera membaik setelah infeksi tersebut diobati. Dokter akan meresepkan antibiotik, baik obat minum maupun obat tetes telinga, untuk mengobati infeksi telinga Anda. Semakin cepat infeksi telinga diatasi, maka semakin cepat pula fungsi gendang telinga Anda kembali normal seperti semula.

Apa saja pilihan pengobatan untuk menyembuhkan gendang telinga pecah?

Kalau Anda masih saja mengalami gangguan pendengaran yang cukup mengganggu, maka sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Dokter biasanya akan memberikan:

1. Obat pereda nyeri

Ketika gendang telinga pecah membuat Anda kesakitan, maka dokter akan meresepkan obat pereda nyeri untuk dikonsumsi secara rutin. Obat ini berfungsi untuk melindungi telinga Anda dari infeksi berlanjut. Anda biasanya akan diberikan paracetamol atau ibuprofen, sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

2. Patch

Jika masalah gendang telinga Anda tak kunjung sembuh meski sudah minum obat, Anda biasanya akan dirujuk ke dokter THT (telinga, hidung, dan tenggorokan). Dokter mungkin akan meletakkan patch untuk menambal lubang pada gendang telinga Anda.

Patch ini berfungsi untuk mendorong pertumbuhan jaringan gendang telinga dan menutupi lubang yang ada. Dengan begitu, masalah pendengaran Anda akan berangsur-angsur berkurang dan kembali normal.

3. Operasi timpanoplasti

Operasi timpanoplasti adalah prosedur pembedahan dengan menutup lubang yang terbuka pada membran timpani atau gendang telinga. Cara ini menjadi pilihan terakhir yang ditempuh setelah semua upaya tidak berhasil mengobati gendang telinga pecah.

Untuk menutup lubang pada gendang telinga, dokter biasanya akan mengambil jaringan tubuh Anda sendiri dari bagian tubuh tertentu. Karena termasuk jenis operasi kecil, Anda tidak memerlukan rawat inap alias boleh langsung pulang setelah operasinya selesai sembari menunggu masa pemulihan.

Apa gaya hidup yang perlu dilakukan untuk mempercepat penyembuhan gendang telinga pecah?

Meskipun gendang telinga pecah bisa sembuh sendiri, ini bukan berarti Anda hanya tinggal duduk dan menunggu sampai gendang telinga Anda benar-benar sembuh, lho. Pasalnya, Anda perlu memastikan kondisi telinga Anda tetap kering untuk mempercepat penyembuhan.

Berikut tips yang bisa Anda lakukan untuk mempercepat penyembuhan perforasi membran timpani:

1. Pastikan telinga kering

Anda tidak dianjurkan untuk berenang atau menyelam sampai gendang telinga Anda sembuh total. Begitu pula saat mandi, sebaiknya gunakan penutup kepala untuk mencegah air masuk ke dalam telinga. Anda juga bisa menutup lubang telinga dengan kapas yang dilapisi petroleum jelly untuk mencegah telinga kemasukan air.

2. Hindari naik pesawat

Hindari bepergian naik pesawat untuk mencegah tekanan tinggi di bagian telinga (barotrauma). Bila ada hal-hal tertentu yang mengharuskan Anda naik pesawat, gunakan sumbat telinga (earplug) atau mengunyah permen karet untuk menjaga keseimbangan tekanan di telinga bagian dalam dan luar.

Dengan begitu, masalah gendang telinga Anda bisa diatasi dengan baik dan mencegahnya kambuh lagi.

3. Gunakan penutup telinga

Jaga telinga Anda dari kerusakan dengan menggunakan penutup telinga di tempat kerja atau saat berekreasi jika terdapat suara keras.

Berita Kesehatan Lainnya