Kesehatan gigi dan mulut yang kurang terjaga dengan baik bisa memicu terjadinya berbagai masalah. Salah satunya adalah gingivostomatitis, peradangan dan infeksi yang memengaruhi gigi dan mulut. Untuk tahu selengkapnya mengenai penyakit ini, mulai dan gejala hingga pengobatannya, baca ulasannya di bawah ini.
Gingivostomatitis adalah penyakit infeksi yang terjadi pada mulut dan gigi. Biasanya, kondisi ini terjadi ketika ada infeksi virus atau bakteri.
Infeksi pada mulut tersebut bisa menyebabkan munculnya luka, lenting, dan sariawan pada mulut. Luka dan sariawan bisa terbentuk di lidah, bawah lidah, bagian dalam pipi, serta bibir dan gusi.
Salah satu penyebab umumnya adalah kesehatan gigi dan mulut yang kurang terjaga, seperti jarang menyikat gigi.
Gingivostomatitis juga sering kali disebut dengan gingivostomatitis herpetika akut dan primer. Kondisi ini banyak ditemukan pada anak-anak dengan infeksi virus herpes tipe 1 (HSV-1).
Di bawah ini adalah beberapa tanda dan gejala gingivostomatitis.
Beberapa kasus gingivostomatitis bersifat subklinik, yang artinya penyakit tidak parah dan sulit untuk didiagnosis.
Dalam sebagian kasus, beberapa orang mungkin akan melewati satu waktu merasa demam dan lemas sebelum sariawan muncul.
Setidaknya ada lima penyebab umum peradangan dan infeksi pada mulut dan gusi, yakni:
Pada anak-anak, infeksi HSV-1 adalah penyebab yang paling banyak ditemukan, dengan sekitar jumlah kasus 90% disebabkan oleh virus tersebut.
Gingivostomatitis yang tidak segera diobati bisa menyebabkan beberapa komplikasi seperti di bawah ini.
Selain mengenai mulut dan gigi,virus HSV-1 berpotensi menyebar ke bagian mata. Kondisi ini disebut dengan herpes simplex keratitis (HSK).
HSK tak hanya menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman, namun juga berisiko memicu kerusakan mata permanen, bahkan kebutaan.
Biasanya, komplikasi gingivostomatitis yang satu ini banyak terjadi pada bayi dan orang-orang dengan sistem imun tubuh yang buruk.
Sebuah studi dari Journal of Dental Health, Oral Disorders, and Therapy menyebut bahwa 89% anak-anak dengan gingivostomatitis minum lebih sedikit dari biasanya.
Akibatnya, anak-anak lebih rentan mengalami dehidrasi serta kekurangan nutrisi. Gejala-gejalanya dapat meliputi:
Maka itu, untuk mencegah dehidrasi serta kekurangan nutrisi, orang tua harus mengawasi pola makan anak agar kebutuhan nutrisi dan cairannya tetap terjaga.
Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda secara keseluruhan.
Setelah itu, biasanya dokter akan melakukan diagnosis dengan memeriksa kondisi gigi, mulut, dan lidah Anda. Luka dan sariawan yang ada juga akan diperiksa secara saksama.
Anda biasanya tidak perlu menjalani tes kesehatan apa pun. Namun, dalam beberapa kasus, dokter perlu tahu apakah sariawan disebabkan oleh bakteri atau virus dengan cara tes swab.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Gingivostomatitis biasanya akan menghilang dalam waktu 2-3 minggu tanpa pengobatan. Dalam sebagian kasus, dokter akan meresepkan obat antibiotik dan membersihkan area infeksi untuk mempercepat penyembuhan.
Jika gigi dan mulut terasa sakit, Anda juga bisa mengonsumsi obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen.
Berikut adalah beberapa perawatan tambahan yang perlu Anda lakukan di rumah:
Menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat mengurangi risiko Anda untuk terkena gingivostomatitis. Berikut adalah beberapa kebiasaan yang bisa Anda terapkan:
Untuk mencegah infeksi virus HSV-1, hindari kontak wajah atau bibir dengan orang yang terinfeksi. Pastikan Anda juga tidak berbagi peralatan kosmetik, alat cukur, atau alat makan dengan orang yang terinfeksi.