Merokok berarti meracuni diri sendiri. Pasalnya, paru yang seharusnya mendapatkan udara segar malah dikenai berbagai zat asing yang sifatnya merusak. Ya! Saat Anda merokok, akan ada lebih dari 4.000 bahan kimia seperti nikotin, karbon monoksida, dan tar, yang masuk ke dalam tubuh. Bagaimana cara rokok merusak paru, dan apa akan yang terjadi selanjutnya pada paru-paru perokok?
Saluran pernapasan menghasilkan lendir untuk menjaga kelembapan dan menyaring kotoran yang masuk saat Anda menarik napas. Bahaya merokok bagi kesehatan paru yang utama adalah membuat organ tersebut tidak berfungsi dengan benar.Â
Pasalnya, zat kimia dalam rokok dapat merangsang sel-sel membran penghasil lendir menjadi lebih produktif. Akibatnya, jumlah lendir akan semakin banyak, membuat lapisan tebal mengelilingi paru.
Selain merangsang produksi lendir lebih banyak, rokok juga membuat paru mengalami penuaan dini. Pada dasarnya, semua organ tubuh akan mengalami penurunan fungsi seiring bertambahnya usia. Namun, paru-paru perokok aktif akan jadi lebih cepat tua dan lebih cepat rusak. Kenapa?
Ini karena sebatang rokok yang Anda hirup bisa memperlambat gerakan silia, yaitu rambut halus pada sel yang membersihkan paru. Hal ini membuat semua kotoran yang harusnya dibersihkan dan dikeluarkan justru menumpuk di dalam paru.
Dilansir dari laman UPMC Health Beat, zat kimia pada rokok juga dapat menghancurkan jaringan paru. Akibatnya, pembuluh darah semakin berkurang jumlahnya dan ruang udara jadi semakin sempit. Hal ini membuat hanya ada sedikit oksigen yang masuk ke bagian-bagian penting tubuh.
Ada banyak bahaya merokok bagi kesehatan paru, bahkan hingga menimbulkan penyakit tertentu. Kebanyakan penyakit tersebut bersifat kronis dan membutuhkan penanganan yang cukup lama.
Lalu, apa saja efeknya pada kesehatan paru-paru perokok aktif?
Bronkitis kronis merupakan bagian dari penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Penyakit ini menandakan adanya peradangan pada lapisan tabung bronkial (saluran yang membawa udara ke dan dari paru).
Peradangan tersebut menyebabkan lendir terlalu lengket hingga akhirnya menghambat aliran udara yang masuk dan keluar dari paru. Lambat laun, aliran udara jadi semakin buruk dan mengakibatkan sulit bernapas.
Peradangan pada tabung bronkial juga merusak silia. Akibatnya, paru tidak bisa membersihkan dirinya sendiri dan membuat kuman penyakit mudah berkembang di dalamnya.
Perlu Anda tahu bahwa hampir lebih dari 90 persen orang dengan bronkitis kronis memiliki kebiasaan merokok. Meski begitu, perokok pasif juga berisiko terkena masalah ini akibat menghirup asap rokok yang terlampau sering.
Gejala khas dari bronkitis kronis adalah batuk berkepanjangan dengan dahak yang berwarna kuning, hijau, atau putih. Gejala lainnya yang mungkin terjadi, meliputi:
Selain bronkitis, paru-paru perokok aktif juga bisa terkena penyakit emfisema. Penyakit ini menandakan bahwa alveoli (kantung udara pada paru) rusak, melemah, dan akhirnya pecah.
Kondisi ini mengurangi luas permukaan paru dan jumlah oksigen yang dapat mencapai aliran darah. Orang dengan emfisema cenderung kesulitan untuk bernapas ketika melakukan aktivitas berat atau berolahraga karena paru kehilangan kelenturannya.
Emfisema juga termasuk ke dalam PPOK yang penyebab utamanya adalah merokok. Banyak pasien bronkitis kronis juga memiliki emfisema, jika tidak mendapat perawatan. Sayangnya, emfisema sering kali hadir tanpa disadari. Gejala awal yang menandakan emfisema, meliputi kesulitan bernapas saat olahraga dan batuk. Gejala lain yang mungkin terjadi, termasuk:
Masalah lain yang tak kalah serius dan sangat rentan menyerang paru-paru perokok aktif adalah kanker paru.
Zat kimia pada rokok yang masuk ke tubuh kemungkinan besar merangsang pertumbuhan sel pada paru jadi tidak normal. Sel kanker biasanya muncul di sekitar lapisan bronkus atau area lain pada saluran pernapasan, menyebabkan benjolan, dan terus menyebar ke jaringan lainnya.
Jika Anda sudah memiliki bronkitis atau emfisema, risiko terkena kanker paru-paru jadi lebih tinggi. Penelitian memperkirakan bahwa seorang pria usia 68 tahun, merokok dua bungkus per hari selama 50 tahun memiliki risiko kanker paru sebesar 15 persen dalam 10 tahun ke depan.
Semakin banyak rokok yang diisap akan semakin tinggi pula risiko kanker paru seseorang. Risiko kanker paru akan menurun jadi menjadi 10,8 persen jika ia berhenti merokok.
Selain itu, ditemukan fakta lain bahwa orang yang merokok 15 batang per hari akan mengalami penurunan risiko masalah pada paru jika mengurangi setengahnya jumlah rokok yang diisap. Namun tentu saja akan jauh lebih baik jika seseorang berhenti merokok.
Beberapa gejala kanker paru-paru yang perlu diperhatikan para perokok, meliputi:
Pneumonia menandakan adanya infeksi pada kantung udara di paru, entah itu karena bakteri, virus, atau jamur. Namun jika Anda perokok aktif, kebiasaan ini dapat menurunkan sistem imun untuk melawan patogen penyebab pneumonia.
Menjadi perokok aktif membuat Anda lebih mungkin terkena pneumonia jika Anda juga sudah memiliki PPOK, seperti bronkitis atau emfisema.
Gejala pneumonia bervariasi pada setiap orang dari ringan hingga parah, tergantung jenis kuman yang menginfeksi, usia, dan kesehatan tubuh.
Gejala pneumonia yang mungkin Anda alami mirip seperti flu, namun terjadi dalam waktu yang lebih lama dan diikuti gejala lain, seperti:
Batuk merupakan gejala penyakit paru-paru yang sangat khas pada perokok. Jika batuk tidak kunjung sembuh dan diikuti berbagai gejala, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan.
Lebih baik lagi jika Anda menghentikan kebiasaan merokok, meski tidak mudah dan butuh perjuangan keras. Mintalah dukungan keluarga dan orang terdekat demi kesehatan dan kualitas hidup yang jauh lebi baik.
Paru-paru perokok dan non-perokok tentu sangat berbeda. Berikut perbedaannya jika dilihat dari berbagai sisi:
Pada paru-paru orang sehat, oksigen akan masuk dan turun ke alveoli. Alveoli adalah kantung kecil di paru-paru yang menjadi tempat pertukaran oksigen serta karbon dioksida.
Oksigen yang mencapai alveoli ini kemudian melewati lapisan sel tunggal dan ganda kapiler untuk sampai ke hemoglobin dalam sel darah merah. Nantinya, oksigen ini barulah akan dikirim ke seluruh tubuh.
Sayangnya, alveoli dan lapisan kapiler pada paru-paru perokok terganggu sehingga mempersulit oksigen dan karbon dioksida untuk bertukaran. Ketika dinding alveoli memiliki jaringan parut akibat rokok, oksigen akan sulit untuk melewatinya.
Asap rokok yang masuk ke dalam paru-paru bisa memengaruhi kapiler dan setiap pembuluh darah di dalam tubuh. Ketika sebagian pembuluh darah rusak, pengiriman aliran darah ke paru-paru pun akan terganggu.
Selain itu, merokok juga meningkatkan risiko pembekuan darah di kaki (trombosis deep vein). Nantinya, gumpalan darah ini bisa pecah dan menyebar ke paru-paru (emboli paru) dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
Meskipun beberapa kerusakan yang terjadi tidak dapat dihilangkan, tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok.
Berhenti merokok mulai dari sekarang membantu meminimalkan kerusakan. Selain itu, berhenti merokok juga memungkinkan tubuh untuk memperbaiki kerusakan yang mungkin dapat dipulihkan dan disembuhkan.
Merokok dapat menyebabkan kerusakan otot-otot di dada sehingga mengurangi kemampuan untuk menarik napas dalam-dalam. Selain itu, elastisitas otot polos di saluran udara paru-paru perokok juga bekurang sehingga membatasi jumlah udara yang dihirup.
Aveoli atau kantung udara yang juga rusak karena rokok akan mengurangi kapasitas paru-paru. Kapasitas total paru adalah jumlah udara total yang bisa dihirup saat mengambil napas sedalam mungkin.
Ada sebuah bukti yang menyatakan bahwa ketika seseorang berhenti merokok, dua minggu setelahnya akan ada peningkatan kapasitas paru dan volume ekspirasi.
Dilihat dari hasil tes fungsi paru, orang yang merokok dan tidak merokok memiliki perbedaan yang cukup jauh. Bahkan, sebelum gejala muncul dan dirasakan ternyata ada beberapa perubahan pada fungsi paru-parunya,
Sebagian perokok merasa bahwa ia bernapas tanpa masalah. Namun faktanya, sebagian besar jaringan paru mulai mengalami kehancuran sebelum gejalanya muncul.
Oleh karena itu, sangat keliru jika menganggap bahwa paru-paru Anda sehat-sehat saja hanya karena tidak ada gejala negatif yang dirasakan. Jangan tunggu sampai gejala pun karena itu tandanya kerusakan pada paru-paru sudah semakin meluas.
Paru-paru sehat memiliki rentang warna dari merah muda hingga abu-abu gelap dengan bintik-bintik tambalan di permukaannya. Sementara paru-paru perokok biasanya berwarna kehitaman. Selain menghitam, ada partikel-partikel cokelat yang juga terlihat dengan ruang udara yang membesar.
Lantas, dari mana warna hitam atau cokelat ini berasal? Ketika Anda menghirup asap rokok, ada ribuan partikel kecil berbahan karbon yang dihirup. Nah tubuh memiliki cara khusus untuk mengeluarkan partikel-partikel ini.
Setelah seseorang menghirup asap rokok, tubuh akan menyadari bahwa ada partikel beracun yang menyerbu. Hal ini membuat sel-sel penyebab peradangan bergerak ke tempat di mana partikel ini berasal.
Salah satu jenis sel darah putih yang disebut makrofag adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang bertugas memakan partikel jahat dalam asap rokok.
Namun, karena partikel dalam asap rokok bisa merusak sel-sel makrofag, tubuh menutupnya dalam sebuah ruang pada sel dan disimpan sebagai limbah beracun.
Semakin banyak makrofag yang menumpuk di paru-paru dan kelenjar getah bening dalam dada, akan semakin gelap warna paru-paru seseorang. Itu sebabnya semakin banyak dan sering seseorang mengisap rokok, akan semakin hitam paru-parunya.