
Kamu menggunakan kipas angin saat tidur? Katanya, sering terkena paparan angin dari kipas angin bisa menyebabkan efusi pleura, lho. Efusi pleura terjadi karena ada penumpukan cairan di antara dua lapisan pleura. Nah, kebiasaan menggunakan kipas angin sebagai penyejuk ruangan saat tidur dipercaya bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit paru-paru ini. Tapi, benarkah demikian? Simak penjelasannya di sini.
Pleura merupakan membran yang menjadi pemisah antara paru-paru dengan dinding bagian dalam. Sebenarnya, pleura menghasilkan cairan yang berguna sebagai pelumas agar paru-paru dapat bergerak dengan lancar ketika kamu bernapas. Namun, bila cairan tersebut terlalu berlebihan atau menumpuk, maka akan menyebabkan gejala-gejala tertentu.
Gejala efusi pleura umumnya adalah berupa nyeri dada saat bernapas, batuk, demam, dan sesak napas. Gejala tersebut biasanya baru akan dialami pengidap bila efusi pleura sudah mencapai kondisi menengah hingga parah atau terjadi peradangan.
Selama ini penggunaan kipas angin saat tidur sering dikaitkan dengan paru-paru basah atau pneumonia. Penyakit paru-paru tersebut merupakan salah satu pemicu terjadinya efusi pleura. Namun, ternyata sampai saat ini belum ada penelitian medis yang membuktikan bahwa penggunaan kipas angin benar-benar bisa menyebabkan paru-paru basah. Jadi, paparan kipas angin tidak bisa menyebabkan efusi pleura.
Berdasarkan penyebabnya, efusi pleura dibagi menjadi dua jenis, yaitu transudatif dan eksudatif. Efusi pleura transudatif disebabkan oleh meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah atau rendahnya kadar protein dalam darah. Kondisi ini mengakibatkan cairan merembes ke lapisan pleura. Sementara efusi pleura eksudatif disebabkan oleh cedera paru-paru, tumor, peradangan, dan penyumbatan pembuluh darah atau pembuluh getah bening.
Selain itu, efusi pleura juga sering kali muncul sebagai komplikasi dari berbagai penyakit lainnya, yaitu:
Faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit paru-paru ini bukan lah penggunaan kipas angin, melainkan bila seseorang memiliki riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi), sering mengonsumsi minuman beralkohol, merokok, dan terkena paparan debu asbes.
Tujuan pengobatan yang dilakukan untuk efusi pleura adalah untuk menyembuhkan kondisi-kondisi yang menjadi penyebabnya. Misalnya, pengobatan kanker paru-paru dengan kemoterapi atau radioterapi atau pengobatan pneumonia dengan pemberian antibiotik.
Namun, bila cairan yang ada di antara dua lapisan pleura sudah terlalu banyak atau sudah menimbulkan infeksi, maka ada beberapa prosedur yang bisa disarankan dokter untuk mengeluarkan cairan yang menumpuk:
Itulah penjelasan dari mitos yang selama ini beredar mengenai paparan kipas angin yang bisa sebabkan efusi pleura.