
Bronkoskopi adalah prosedur pemeriksaan saluran pernapasan dan paru-paru menggunakan alat yang disebut bronkoskop. Prosedur ini dilakukan untuk mendiagnosis atau mengatasi sejumlah gangguan pada saluran pernapasan dan paru-paru.
Bronkoskopi biasanya dilakukan untuk mendeteksi kondisi yang sulit diketahui dengan pemeriksaan lain. Selain itu, bronkoskopi juga dapat digunakan pada prosedur tertentu yang harus dilakukan langsung di dalam saluran pernapasan.
Bronkoskop yang digunakan dalam bronkoskopi berbentuk seperti selang yang dilengkapi dengan lampu dan kamera di ujungnya. Bronkoskop memiliki ukuran lebar 1 cm dan panjang 60 cm. Umumnya, bronkoskopi menggunakan bronkoskop yang lentur. Namun, pada beberapa kasus, dokter dapat memakai bronkoskop yang kaku.
Dokter dapat melakukan bronkoskopi untuk tujuan-tujuan berikut:
Bronkoskopi juga dapat digunakan untuk melakukan tindakan yang memerlukan bantuan kamera di dalam saluran pernapasan. Beberapa kondisi yang dapat diatasi dengan bantuan bronkoskopi adalah:
Sebelum menjalani bronkoskopi, beri tahu dokter mengenai obat-obatan, suplemen, atau produk herbal yang sedang digunakan. Pasalnya, penggunaan obat atau suplemen tertentu dikhawatirkan dapat menghambat prosedur atau justru memengaruhi hasil pemeriksaan.
Perlu diketahui bahwa bronkoskopi tidak dapat dilakukan pada pasien dengan kondisi-kondisi berikut:
Pasien dengan kadar karbondioksida darah yang tinggi (hiperkapnia) atau sesak napas parah mungkin akan diberikan alat bantu napas terlebih dahulu sebelum menjalani bronkoskopi. Hal ini diperlukan agar paru-paru tetap dapat menerima oksigen dengan maksimal ketika bronkoskop dimasukkan.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh pasien sebelum menjalani bronkoskopi, yaitu:
Keseluruhan prosedur bronkoskopi, termasuk proses persiapan dan pemulihan dari obat bius, bisa membutuhkan waktu sekitar 4 jam. Namun, prosedur bronkoskopi itu sendiri hanya berlangsung sekitar 30–60 menit.
Sebelum bronkoskopi dimulai, dokter akan melakukan beberapa tindakan berikut:
Perlu diketahui bahwa proses masuknya bronkoskop tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi pasien mungkin akan merasa tidak nyaman.
Selama bronkoskop didorong ke dalam, dokter akan melihat kondisi saluran pernapasan melalui layar monitor. Tergantung pada kondisi pasien, tindakan berikutnya yang dilakukan dokter dapat berupa:
Dokter akan memantau kondisi pasien sampai beberapa jam setelah bronkoskopi untuk memastikan pasien tidak mengalami komplikasi.
Penting untuk diingat bahwa mulut dan tenggorokan pasien akan tetap mati rasa sampai beberapa jam setelah bronkoskopi. Untuk mencegah makanan dan minuman masuk ke paru-paru, pasien tidak diizinkan makan dan minum sampai efek obat bius hilang.
Pasien juga mungkin akan mengalami sakit tenggorokan, serak, atau batuk, tetapi keluhan tersebut normal terjadi setelah bronkoskopi. Untuk meredakannya, pasien bisa berkumur air hangat dan mengonsumsi permen pelega tenggorokan (lozenges) setelah mulut dan tenggorokan sudah tidak mati rasa.
Dokter akan menjelaskan hasil bronkoskopi kepada pasien 1–3 hari setelah prosedur dilakukan. Hasil bronkoskopi dapat dikatakan normal bila sel dan cairan yang diambil bersifat normal, atau tidak ditemukan sumbatan, jaringan abnormal, maupun benda asing di dalam saluran pernapasan.
Sebaliknya, hasil bronkoskopi dinyatakan abnormal jika ditemukan kondisi berikut:
Hasil tersebut akan membantu dokter menentukan pengobatan atau pemeriksaan lanjutan yang harus dijalani pasien.
Bronkoskopi umumnya aman dilakukan, tetapi tetap memiliki risiko. Pada beberapa kasus, prosedur ini dapat menyebabkan:
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami keluhan berikut setelah bronkoskopi: