
Fibrosis paru termasuk dalam penyakit paru-paru serius yang memengaruhi sistem pernapasan.
Kondisi ini bisa meninggalkan bekas luka dan menebalkan jaringan paru.
Hal ini berdampak pada jaringan penghubung di paru-paru dan alveoli (kantung udara di dalam paru-paru). Kerusakan paru-paru secara bertahap menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu.
Jaringan paru-paru yang keras dan kaku tidak mengembang sebagaimana mestinya, hal ini membuatnya lebih sulit untuk bernapas.
Fibrosis paru dapat menyebabkan sesak napas ketika kamu melakukan aktivitas yang tidak pernah terasa melelahkan sebelumnya.
Fibrosis paru adalah kondisi di mana jaringan paru-paru menjadi kaku atau tebal, sehingga mengganggu fungsinya untuk memasok oksigen ke darah.
Berikut ini beberapa faktor dapat menjadi pemicu fibrosis paru, di antaranya adalah:
Pekerjaan di lingkungan yang penuh dengan zat kimia atau partikel berbahaya bisa meningkatkan risiko fibrosis paru, terutama jika seseorang terpapar dalam jangka waktu lama.
Zat-zat yang umum ditemukan di lingkungan kerja yang berisiko menyebabkan fibrosis paru meliputi:
Paparan kotoran tersebut dapat menyebabkan peradangan kronis pada paru-paru, dan jika tidak segera ditangani, dapat berkembang menjadi fibrosis paru.
Beberapa kondisi medis tertentu dapat menyebabkan atau memperburuk fibrosis paru, termasuk penyakit autoimun dan infeksi pernapasan.
Beberapa penyakit tersebut meliputi:
Setiap penyakit ini berpotensi menyebabkan fibrosis paru melalui peradangan kronis atau kerusakan jaringan yang berlangsung lama.
Beberapa prosedur medis juga bisa meningkatkan risiko kerusakan jaringan paru-paru, khususnya pada perawatan yang menggunakan radiasi seperti radioterapi pada pasien kanker.
Risiko kerusakan paru-paru akan meningkat apabila:
Kerusakan paru-paru akibat prosedur medis sering kali tidak langsung terlihat, tetapi bisa muncul dalam beberapa bulan hingga beberapa tahun setelah terapi berakhir.
Perlu diwaspadai bahwa konsumsi obat-obatan tertentu juga turut memicu fibrosis paru.
Obat-obatan tersebut meliputi:
Efek samping obat-obatan ini mungkin bertambah parah apabila pasien memiliki faktor risiko lain, seperti kebiasaan merokok atau kondisi kesehatan paru yang sudah ada.
Selain itu, faktor-faktor lain seperti paparan asap rokok dan infeksi virus berperan dalam perkembangan fibrosis idiopatik.
Risiko fibrosis paru juga dapat meningkat apabila terdapat anggota keluarga dengan kondisi yang sama.
Meskipun sebagian penyebab fibrosis paru belum sepenuhnya diidentifikasi, memahami berbagai faktor risiko ini dapat membantu dalam mencegah atau mendeteksi lebih dini fibrosis paru, sehingga perawatan yang tepat dapat segera diberikan.
Saat mengalami fibrosis paru, pengidapnya bisa mengalami gejala berikut:
Jika kamu mengalami gejala fibrosis paru, sebaiknya hubungi dokter spesialis paru di Halodoc. Mereka bisa memberikan saran pengobatan sekaligus meresepkan obat jika diperlukan.
Nah, berikut ini beberapa rekomendasi dokter spesialis paru di Halodoc yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun.
Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang pernah mereka tangani sebelumnya, ini daftarnya:
Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.
Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.
Beberapa faktor ini juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena fibrosis paru, yaitu :
Pengobatan kondisi ini akan bervariasi pada setiap pengidapnya tergantung tingkat keparahan gejala dan perkembangan penyakitnya.
Sebab, pengobatan hanya akan berfokus untuk meringankan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pengidapnya.
Dokter mungkin merekomendasikan satu atau lebih perawatan:
Dokter dapat meresepkan obat untuk menghambat perkembangan fibrosis paru.
Ada beberapa jenis obat-obatan yang dapat dokter resepkan untuk kondisi ini. Misalnya, obat pirfenidone dan nintedanib yang dapat memperlambat jaringan parut paru-paru.
Selain itu, obat-obatan ini juga dapat membantu menjaga fungsi paru-paru.
Metode pengobatan yang juga dapat pengidap kondisi ini lakukan adalah terapi oksigen.
Pada prosedurnya, dokter akan memberikan oksigen untuk pengidap kondisi ini. Tujuannya untuk mencegah tubuh kekurangan oksigen, sekaligus meningkatkan kualitas tidur.
Rehabilitasi paru merupakan prosedur yang bertujuan untuk sejumlah hal. Mulai dari melatih ketahanan fisik hingga melatih teknik pernapasan agar kinerja paru-paru lebih optimal.
Dengan demikian, pengidap dapat melakukan tugas atau aktivitas sehari-hari.
Menggantikan satu atau kedua paru-paru yang sakit dengan paru-paru yang sehat dari donor.
Cara ini menawarkan potensi untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup seseorang.
Perlu diketahui, transplantasi paru-paru adalah operasi besar, dan tidak semua orang bisa jadi kandidat.
Mengenai prosedurnya, kamu bisa baca lebih lanjut artikel ini: Ketahui Prosedur Operasi Transplantasi Paru.