
Jika sampai terhirup, serat asbes dapat menyebabkan kerusakan secara bertahap pada paru-paru dan menimbulkan penyakit asbestosis. Bahkan, dalam beberapa kasus, asbestosis dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti kanker paru-paru atau gagal jantung.
Penyakit asbestosis terjadi saat seseorang tidak sengaja menghirup debu yang mengandung serat asbes secara terus menerus. Serat asbes tersebut selanjutnya terperangkap di dalam kantong udara dalam paru-paru (alveoli) dan membentuk jaringan parut sehingga paru-paru menjadi kaku.
Paru-paru yang kaku menyebabkan organ tersebut tidak dapat mengembang dan mengempis dengan normal. Akibatnya, penderita menjadi sulit bernapas. Kondisi tersebut bisa berkembang lebih parah jika penderita memiliki kebiasaan merokok.
Asbestosis lebih berisiko menyerang seseorang yang bekerja sebagai:
Pada sebagian besar kasus, gejala asbestosis baru muncul 10–40 tahun setelah seseorang terpapar asbes. Berikut sejumlah gejala asbestosis:
Lakukan skrining atau Rontgen dada tiap 3–5 tahun jika Anda bertempat tinggal atau bekerja di lingkungan yang berisiko menyebabkan Anda terpapar debu asbes. Selain itu, bila muncul gejala yang disebutkan di atas dan tidak kunjung mereda, segera periksakan ke dokter.
Jika Anda sudah didiagnosis menderita asbestosis, periksakan diri Anda ke dokter secara rutin agar perkembangan kondisi Anda dapat diketahui. Pemeriksaan rutin penting untuk mencegah terjadinya komplikasi asbestosis.
Dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan waktu kemunculannya, riwayat penyakit, dan jenis pekerjaan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan fisik pada dada.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
Pengobatan asbestosis bertujuan untuk meredakan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan mencegah komplikasi. Beberapa metode pengobatannya adalah:
Selama masa pengobatan, pasien diminta melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin. Dokter akan melakukan pemindaian dan tes fungsi paru secara berkala untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien. Selang waktu antara pemeriksaan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan asbestosis.
Untuk membantu proses pengobatan, pasien juga akan disarankan untuk melakukan sejumlah hal berikut:
Perlu diketahui bahwa kerusakan paru-paru akibat paparan serat asbes tidak bisa disembuhkan. Meski demikian, metode pengobatan di atas dapat mencegah kondisi pasien makin memburuk.
Asbestosis dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama jika penderita terpapar debu asbes secara terus menerus. Komplikasi tersebut antara lain:
Cara terbaik mencegah asbestosis adalah dengan menghindari paparan asbes, terutama jika Anda bekerja di bidang yang rentan terhadap paparan asbes. Cara pencegahannya adalah dengan memakai pelindung wajah dan pakaian khusus ketika sedang bekerja.
Jika atap rumah Anda menggunakan asbes dan sudah rusak, segera ganti dengan material lain yang lebih aman. Asbes yang sudah rusak dapat mengeluarkan serat asbes yang mudah terhirup. Namun, jangan mengganti material asbes tersebut kecuali jika Anda sudah terlatih.
Bagi Anda yang sudah didiagnosis menderita asbestosis, periksakan diri ke dokter secara rutin untuk mencegah komplikasi. Di samping itu, jangan merokok agar risiko terserang kanker paru-paru menurun.