
Flu atau influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang dapat menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Kondisi ini sangat umum terjadi di musim pancaroba. Penyakit ini sangat mudah menular ke orang lain, terutama ketika 3–4 hari pertama setelah pengidapnya terinfeksi virus flu,
Gejala-gejala flu yang biasa dirasakan pengidapnya adalah demam, sakit kepala, batuk-batuk, pegal-pegal, kehilangan nafsu makan, serta sakit tenggorokan.
Gejala influenza akan bertambah parah selama 2 hingga 4 hari sebelum akhirnya membaik dan sembuh.
Flu dan pilek adalah dua kondisi yang berbeda. Pilek umumnya muncul secara bertahap dengan gejala yang lebih ringan, sehingga tidak terlalu berdampak pada rutinitas pengidapnya.
Sedangkan influenza tak seperti itu, penyakit ini cenderung menyebabkan gejala yang lebih berat, sehingga bisa mengganggu aktivitas pengidapnya. Di samping itu, masa inkubasi flu juga lebih singkat.
Virus influenza menyebar melalui udara dalam tetesan atau percikan liur (droplet) ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.
Kamu dapat menghirup tetesannya secara langsung, atau mendapatkan virus saat memegang benda tertentu, dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut.
Orang yang terinfeksi virus kemungkinan dapat menularkan virusnya sejak sekitar satu hari sebelum gejala muncul, sampai sekitar lima hari setelah gejala muncul.
Anak-anak dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah mungkin akan menularkannya dalam waktu yang sedikit lebih lama.
Virus influenza terus bermutasi, dengan jenis baru yang muncul secara teratur. Jika kamu pernah mengalami influenza sebelumnya, tubuh telah membuat antibodi untuk melawan jenis virus influenza tertentu.
Jika virus influenza di masa depan serupa dengan yang kamu temui sebelumnya (baik dengan penyakit atau vaksinasi), antibodi dapat mencegah infeksi atau mengurangi keparahan gejala.
Namun, tingkat antibodi dapat menurun seiring berjalan waktu.
Meski flu bisa menyerang semua orang, tetapi ada beberapa orang yang cukup rentan terserang virus influenza, contohnya:
Influenza, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza, menunjukkan pola penyebaran yang kompleks dan beragam. Memahami pola ini sangat penting untuk upaya pencegahan dan pengendalian penyakit, baik pada skala musiman, epidemi, maupun pandemi. Artikel ini akan mengeksplorasi berbagai aspek pola penyebaran influenza, termasuk variasi musiman, potensi epidemi dan pandemi, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Penularan influenza terjadi terutama melalui droplet atau percikan air liur yang dihasilkan saat batuk atau bersin oleh individu yang terinfeksi. Virus influenza memiliki patogenesis yang unik, menyerang saluran pernapasan dan menyebabkan berbagai gejala seperti demam, batuk, pilek, dan nyeri otot. Efektivitas penularan influenza dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk:
Salah satu ciri khas influenza adalah epidemi musiman. Di daerah beriklim sedang, aktivitas influenza cenderung meningkat selama musim dingin. Beberapa teori menjelaskan fenomena ini:
Virus influenza tidak hanya menginfeksi manusia, tetapi juga berbagai spesies hewan, termasuk unggas, babi, dan mamalia lainnya. Epizootik, atau wabah penyakit pada hewan, dapat menjadi perhatian serius dalam konteks influenza. Virus influenza avian, seperti H5N1, menjadi sorotan karena potensi patogenisitasnya yang tinggi pada unggas dan kekhawatiran akan penularan zoonosis ke manusia. Meskipun penularan H5N1 dari unggas ke manusia relatif jarang, kasus yang terjadi seringkali memiliki tingkat keparahan yang tinggi. Pemantauan epizootik influenza pada hewan penting untuk mendeteksi dini potensi risiko penularan ke manusia dan mencegah munculnya pandemi baru.
Virus influenza memiliki tingkat mutasi yang tinggi, terutama pada genom virus RNA mereka. Mutasi ini memungkinkan virus untuk terus berubah dan menghindari sistem kekebalan tubuh, baik kekebalan alami maupun kekebalan yang diinduksi oleh vaksin. Influenza Genome Sequencing Project (Proyek Pengurutan Genom Influenza) merupakan upaya global untuk memantau evolusi virus influenza secara real-time. Dengan mengurutkan genom virus dari sampel influenza yang beredar di seluruh dunia, para ilmuwan dapat melacak kemunculan varian baru, memprediksi potensi resistensi obat antivirus, dan memperbarui formulasi vaksin influenza secara berkala. Konsep resonansi dinamis dalam evolusi virus influenza juga menjadi area penelitian yang menarik. Resonansi dinamis mengacu pada interaksi kompleks antara virus, inang, dan lingkungan yang memengaruhi evolusi virus dan pola penyebarannya.
Pandemi influenza adalah wabah global influenza yang disebabkan oleh munculnya virus influenza baru yang sangat berbeda dari virus yang beredar sebelumnya, sehingga populasi manusia memiliki sedikit atau tidak ada kekebalan terhadapnya. Sepanjang sejarah, telah terjadi beberapa pandemi influenza yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang signifikan, seperti pandemi flu Spanyol tahun 1918, flu Asia tahun 1957, flu Hong Kong tahun 1968, dan flu babi tahun 2009 (H1N1pdm09). Potensi pandemi influenza selalu ada, dan kesiapsiagaan global sangat penting. Upaya kesiapsiagaan pandemi meliputi:
Berbagai strategi pencegahan dan pengendalian penyebaran influenza telah dikembangkan dan diimplementasikan:
Tentu, berikut adalah artikel pendek mengenai sejarah dan dampak budaya influenza:
Influenza, penyakit yang kita kenal sebagai flu, telah menjadi bagian dari sejarah manusia selama berabad-abad. Jejaknya dapat ditelusuri melalui catatan sejarah, dan dampaknya terasa tidak hanya pada kesehatan masyarakat, tetapi juga pada budaya dan masyarakat secara luas.
Nama “influenza” sendiri berasal dari bahasa Italia, “influenza del freddo“, yang secara harfiah berarti “pengaruh dingin”. Asal-usul nama ini mencerminkan kepercayaan kuno bahwa penyakit ini disebabkan oleh pengaruh astrologis atau udara dingin. Istilah lain yang digunakan di masa lampau untuk menggambarkan penyakit serupa termasuk “grippe” (dari bahasa Prancis) dan “epidemic catarrh“. Bahkan “sweating sickness“, penyakit misterius yang melanda Inggris pada abad ke-15 dan 16, mungkin merupakan bentuk influenza. Beberapa ahli sejarah juga berspekulasi bahwa penyakit yang dibawa oleh pelaut Christopher Columbus ke Amerika mungkin termasuk influenza, yang berkontribusi pada kehancuran populasi penduduk asli.
Sejarah mencatat beberapa pandemi influenza yang dahsyat:
Influenza, terutama pandemi, telah meninggalkan jejak budaya yang signifikan:
Pada awalnya, flu mungkin tampak seperti pilek biasa dengan hidung meler, bersin, dan sakit tenggorokan.
Gejala umum flu meliputi:
Gejala tersebut umumnya muncul 2–3 hari setelah terinfeksi virus. Sebagian besar gejala akan hilang dalam waktu kurang dari 1 minggu.
Meskipun demikian, batuk dan lemas bisa berlangsung hingga beberapa minggu. Nah, apabila Gejala Flu Makin Mengganggu, Segera Hubungi Dokter Ini agar gejala tersebut segera membaik.
Pilek biasa dan flu mungkin tampak serupa pada awalnya. Sebab, keduanya sama-sama penyakit pernapasan dan dapat menyebabkan gejala yang serupa.
Tetapi virus yang berbeda menyebabkan kedua kondisi ini. Pilek dan influenza memiliki beberapa gejala yang sama.
Orang dengan salah satu penyakit sering mengalami:
Namun, gejala batuk pilek berkembang secara perlahan, sedangkan gejala flu menyerang secara tiba-tiba. Selain itu, gejala flu akan lebih parah daripada gejala pilek.
Sebab, pilek jarang menyebabkan kondisi atau masalah kesehatan lainnya. Tetapi influenza dapat menyebabkan:
Jika gejala parah, penting bagi seseorang yang sakit untuk memastikan diagnosis apakah itu pilek atau flu.
Gejala pilek dan flu juga harus ditangani dengan hati-hati karena tumpang tindih dengan gejala COVID-19.
Gejala COVID-19, flu, dan alergi memiliki beberapa kesamaan, tetapi seringkali berbeda. Gejala utama COVID-19 adalah:
Gejala flu mirip dengan COVID-19 termasuk demam dan nyeri tubuh. Namun, flu biasanya tidak akan menimbulkan sesak napas sebagai gejalanya.