Anda tentu pernah sakit pilek, bukan? Tahukah Anda bahwa selain disebabkan oleh infeksi, pilek juga bisa disebabkan oleh alergi lho. Yuk, kita simak apa itu pilek alergi dan bedanya dengan pilek infeksi.
Dalam dunia medis, pilek alergi dikenal dengan istilah rhinitis alergi. Pada kondisi ini, pilek muncul jika penderitanya terpapar oleh suatu alergen (zat atau bahan pemicu alergi), seperti debu atau bulu hewan. Saat menghirup pemicu alergi tersebut, sistem kekebalan tubuh akan menganggapnya sebagai benda berbahaya dan melepaskan senyawa yang disebut histamin sebagai reaksi perlawanan. Reaksi inilah yang menimbulkan gejala alergi, seperti pilek dan gatal-gatal di hidung.
Perbedaan utama kedua jenis pilek ini adalah penyebabnya. Pilek infeksi disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, sedangkan pilek alergi disebabkan oleh paparan alergen. Nah, bagaimana dengan gejalanya? Meski sama-sama menyebabkan hidung meler dan tersumbat, tetap ada perbedaan di antara keduanya.
Gejala pilek alergi meliputi:
Sedangkan gejala pilek akibat infeksi meliputi:
Di samping penyebab dan gejala, pilek alergi dan pilek infeksi juga memiliki beberapa perbedaan lain, yaitu:
Untuk meredakan pilek alergi, Anda perlu menjauhi penyebabnya. Sedangkan pada pilek infeksi, terutama yang disebabkan oleh virus, obat-obatan tidak selalu dibutuhkan. Anda hanya perlu beristirahat dengan cukup hingga infeksi tersebut sembuh.
Namun jika gejala yang dirasakan sangat mengganggu, pilek bisa diatasi dengan obat antihistamin, khususnya pilek alergi. Berikut adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengobati pilek karena alergi maupun infeksi:
Untuk mengatasi pilek alergi, Anda harus menghindari berbagai pemicunya, seperti debu, asap rokok, serta bulu atau serpihan kotoran hewan. Pemicu alergi dapat berbeda-beda pada setiap orang. Jika tidak yakin apa pemicunya, Anda dapat melakukan tes alergi.
Sedangkan untuk menangani pilek infeksi, Anda hanya perlu beristirahat dan minum banyak air putih untuk meringankan gejala. Umumnya, pilek infeksi bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7 hingga 10 hari.
Untuk membantu mengurangi pilek, Anda bisa menggunakan pelembap udara di ruangan yang ber-AC, dan menjaga kondisi udara agar tetap bersih. Biasakanlah mencuci tangan untuk mencegah masuknya virus atau debu penyebab pilek.
Obat yang biasa digunakan untuk meredakan pilek alergi adalah antihistamin. Obat ini bekerja dengan cara menghambat efek histamin, yaitu zat alami dalam tubuh yang menyebabkan gejala alergi.
Salah satu obat antihistamin adalah fexofenadine. Antihistamin generasi terbaru ini lebih nyaman digunakan karena cenderung tidak menyebabkan kantuk, sehingga tidak mengganggu aktivitas Anda. Obat antihistamin lainnya, seperti dexchlorpheniramine dan cyproheptadine, juga bisa digunakan, namun kedua jenis obat ini sering kali menimbulkan rasa kantuk.
Selain antihistamin, kelompok obat dekongestan juga bisa digunakan untuk meredakan gejala rhinitis alergi. Namun perlu diingat, anak-anak, wanita hamil, ibu menyusui, dan orang dengan kondisi medis khusus, misalnya penyakit ginjal, perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasi pilek alergi.
Selain karena alergi dan infeksi virus, pilek juga bisa disebabkan oleh suatu penyakit, seperti polip hidung dan sinusitis. Pilek juga bisa terjadi akibat kelainan bentuk hidung yang disebut deviasi septum.
Pilek akibat penyakit tertentu memerlukan pengobatan medis, sesuai dengan penyebabnya. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk berkonsultasi ke dokterjika pilek tidak membaik setelah beberapa minggu atau justru bertambah parah.