Operasi amandel atau tonsilektomi adalah prosedur pengangkatan bagian amandel yang mengalami peradangan (tonsilitis). Operasi ini sering dilakukan pada anak-anak karena radang amandel yang berlangsung kronis atau kambuh berulang kali. Meskipun begitu, tidak semua kasus radang amandel membutuhkan operasi. Jika anak Anda hendak menjalani tonsilektomi, sebaiknya ketahui dengan baik seperti apa prosedur, efek samping, dan perawatan pasca-operasinya.
Operasi amandel dikenal juga dengan nama tonsilektomi bertujuan untuk mengobati tonsilitis atau peradangan pada amandel atau tonsil.
Pada kebanyakan kasus radang amandel dapat disembuhkan dengan antibiotik untuk radang tenggorokan. Namun, bila kondisinya memburuk dan menjadi kronis, pasien dianjurkan untuk menjalani operasi pengangkatan amandel.
Amandel sendiri adalah sepasang kelenjar yang terletak di belakang tenggorokan. Amandel merupakan bagian dari sistem imun sehingga dapat melawan infeksi virus dan bakteri yang masuk melalui mulut.
Oleh karena itu, amandel juga jadi lebih rentan mengalami infeksi oleh patogen tersebut saat sistem kekebalan tubuh sedang menurun. Ketika terinfeksi, amandel biasanya akan tampak kemerahan, bengkak, dan muncul rasa sakit pada tenggorokan.
Pengobatan penyakit radang amandel tidak selalu membutuhkan operasi pengangkatan amandel. Tonsilektomi akan dianjurkan oleh dokter ketika tonsilitis terjadi berulang kali bahkan sampai membuat penderitanya kesulitan bernapas.
Menurut studi American Family of Physician, ada beberapa kondisi tertentu yang mengharuskan seseorang melakukan operasi pengangkatan amandel, yaitu:
Sebelum melakukan operasi, dokter mungkin akan meminta Anda untuk menimbang pengaruh dari pengangkatan amandel terhadap perubahan kualitas hidup.
Contohnya, operasi amandel dilakukan karena radang amandel yang sering kambuh mengganggu kegiatan sekolah anak. Begitupun pada orang dewasa yang mungkin ingin melakukan tonsilektomi karena infeksi amandel berulang menyebabkan gangguan tidur yang menurunkan kualitas tidur mereka.
Tonsilektomi atau pengangkatan amandel dapat dilakukan dengan dua metode. Namun, metode yang lebih sering digunakan adalah diseksi diatermi bipolar. Metode ini dapat mengurangi risiko perdarahan pasca-operasi.
Metode diseksi diartemi bipolar dilakukan dengan menggunakan forcep elektris guna menutup pembuluh darah yang ada di antara amandel dan otot di sekitarnya. Kemudian, amandel akan diangkat satu persatu. Cara ini dilakukan untuk mengeluarkan amandel secara total dan memastikan tidak ada jaringan amandel yang tertinggal satupun.
Metode tonsilektomi lainnya lainnya adalah metode intrakapsular. Operasi amandel ini menggunakan probe elektris untuk memecah dan menghancurkan protein di jaringan amandel.
Probe tersebut, mengandung larutan garam yang dipanaskan dengan arus listrik, sehingga dapat menghancurkan kelenjar yang ada di lapisan amandel. Tonsilektomi intrakapsular tidak terlalu berisiko merusak otot dan pembuluh darah di sekitar amandel.
Setiap prosedur operasi pasti memiliki risiko tersendiri, begitu juga dengan tonsilektomi. Untuk mengurangi rasa sakit pasca-operasi, dokter biasanya akan memberikan obat perada nyeri seperti ibuprofen atau acetaminophen.
Efek samping yang umum terjadi usai operasi adalah perdarahan. Sementara jika berlangsung jangka panjang, bisa menyebabkan komplikasi penggumpalan darah di dalam pembuluh darah vena dalam (deep vein thrombosis atau DVT).
Nah, setelah melakukan operasi amandel, terkadang perdarahan masih terus terjadi. Perdarahan kecil ini umum terjadi tepat setelah operasi atau sekitar 1 minggu di masa pemulihan.
Ada dua jenis perdarahan yang dapat terjadi setelah operasi amandel, yaitu perdarahan primer dan sekunder. Jenis perdarahan ini dibedakan berdasarkan penyebab dan waktu berlangsungnya perdarahan.
Perdarahan primer adalah jenis perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah operasi amandel. Perdarahan ini berhubungan dengan pembuluh arteri utama yang terhubung dengan amandel.
Jika jaringan di sekitar amandel tidak tertutup dengan sempurna oleh jahitan, maka ini akan memicu perdarahan pada pembuluh arteri. Kondisi ini biasanya dibarengi dengan muntah darah dan perdarahan dari mulut atau hidung.
Jika perdarahan terjadi 24 jam setelah operasi amandel dilakukan, maka perdarahan ini disebut dengan perdarahan sekunder. Jenis perdarahan ini biasanya disebabkan oleh bekas jahitan yang lepas setelah operasi amandel.
Bekas jahitan memang akan mulai lepas 5-10 hari setelah operasi. Hal ini adalah proses yang normal dan umumnya menyebabkan sedikit perdarahan.
Ketika Anda menemukan air liur bercampur darah yang banyak, maka segera konsultasikan ke dokter. Waspadai tanda dan gejala perdarahan lainnya yang meliputi:
Penting untuk diwaspadai, perdarahan pasca-operasi yang berlangsung lebih dari 5 hari harus mendapat pertolongan darurat medis. Pasalnya, jaringan amandel terletak di dekat pembuluh arteri utama. Saat arteri terluka akan terjadi perdarahan besar dan berbahaya.
Jika Anda menemukan bercak darah kering dalam air liur kurang dari 5 hari setelah operasi, hal ini termasuk perdarahan ringan dan tidak perlu dikhawatirkan. Segera minum air putih yang banyak dan istirahat yang cukup untuk menghentikan perdarahannya.
Sebagai langkah awal, segera kumur-kumur dengan air dingin untuk membantu menghambat perdarahan. Selain itu, pastikan kepala Anda tetap dalam posisi yang lebih tinggi untuk mengurangi perdarahan.
Selama pemulihan pasca-operasi amandel, tenggorokan Anda mungkin terasa sedikit kurang nyaman, sakit atau mungkin berdarah. Hal ini membuat tenggorokan sakit saat menelan makanan. Padahal Anda tetap harus mendapatkan asupan gizi yang mencukupi agar cepat sembuh.
Berikut adalah rekomendasi makanan yang baik dikonsumsi setelah operasi amandel untuk mempercepat pemulihan:
Untuk mempercepat pemulihan, hindari berbagai jenis makanan atau minuman yang memiliki tekstur keras, rasa asam, pedas, dan bersuhu panas.
Jika ingin makan atau minum sesuatu yang panas, dinginkan dulu sampai suhunya hangat suam kuku. Pasalnya, suhu panas justru dapat memicu iritasi dan peradangan pada tenggorokan. Alih-alih membuat cepat sembuh, Anda malah harus menahan rasa sakit tenggorokan yang lebih parah saat makan.
Tonsilektomi diperlukan untuk mengatasi radang amandel yang sering kambuh sehingga menurunkan kualitas hidup penderitannya.
Prosedur ini efektif mengatasi gangguan tersebut, tapi tetap memiliki efek samping dan risiko komplikasi. Anda dapat mengurangi risiko komplikasi dengan mengikuti anjuran dari dokter untuk persiapan sebelum dan perawatan pasca-operasi.