
Nebulizer adalah alat untuk mengubah obat dalam bentuk cairan menjadi uap yang dihirup. Pengobatan yang memanfaatkan alat ini biasanya diberikan kepada penderita gangguan pernapasan, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), saat mengalami sesak napas.
Salah satu pengobatan gangguan pernapasan atau penyakit paru adalah dengan menggunakan obat yang dihirup. Pemberian obat hirup ini bisa melalui inhaler atau nebulizer.
Perbedaan nebulizer dengan inhaler ada pada cara kerja alatnya. Nebulizer tidak menyemprotkan obat, melainkan mengubahnya dari cairan menjadi uap sehingga obat lebih mudah masuk ke paru-paru.
Alat ini biasanya digunakan bila dibutuhkan dosis obat hirup yang lebih tinggi atau bila penderita gangguan pernapasan mengalami kesulitan menggunakan inhaler, misalnya anak-anak yang mengalami sesak napas karena asma.
Nebulizer memang umumnya digunakan untuk meredakan gejala asma. Namun, alat ini juga dapat digunakan untuk menangani penyakit lain, seperti:
Penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK adalah kondisi ketika paru-paru mengalami peradangan jangka panjang. Peradangan ini membuat aliran udara dalam saluran pernapasan terhambat sehingga menimbulkan gejala berupa batuk, sesak napas, dan mengi.
Penyakit PPOK bisa disebabkan oleh paparan polusi dan asap rokok terus-menerus dalam jangka waktu lama.
Croup merupakan penyakit yang menyerang pita suara dan tenggorokan akibat infeksi virus. Penyakit ini sering diderita oleh anak usia 6 bulan sampai 3 tahun. Gejala yang dapat dialami anak dengan kondisi ini meliputi demam, suara serak, napas berbunyi, serta batuk bersuara keras dan kasar.
Epiglotitis adalah pembengkakan pada epiglotis, yaitu tulang rawan di pangkal lidah yang berfungsi sebagai katup penutup saluran pernapasan ketika Anda makan atau minum.
Epiglotitis umumnya disebabkan infeksi bakteri atau virus dan cedera pada tenggorokan. Gejala dari kondisi ini biasanya berupa demam tinggi, suara serak, tenggorokan sakit, sulit dan nyeri saat menelan, hingga sesak napas.
Pneumonia merupakan infeksi pada salah satu atau kedua paru-paru yang membuat organ tersebut meradang. Penyebabnya bisa virus, bakteri, atau jamur. Gejala pneumonia meliputi batuk berdahak, sesak napas, nyeri dada, lemas, demam, dan terkadang disertai mual, muntah, atau linglung.
Seseorang lebih berisiko menderita pneumonia jika sedang dirawat di rumah sakit, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, merokok, atau menderita penyakit tertentu seperti stroke, diabetes, penyakit jantung, dan PPOK.
Seperangkat alat nebulizer mencangkup mesin kompresor, masker atau corong mulut, selang penghubung, dan cangkir nebulizer atau wadah obat. Obat yang biasa digunakan adalah obat asma, obat antiradang, dan obat pengencer dahak.
Berikut ini adalah urutan cara yang tepat untuk menggunakan nebulizer:
Jika muncul keluhan pusing, dada berdebar, atau gelisah saat menggunakan obat, hentikan pengobatan sejenak. Setelah 5 menit, gunakan kembali nebulizer, tetapi cobalah untuk bernapas lebih perlahan. Bila keluhan masih juga muncul, hentikan penggunaan nebulizer dan segera konsultasikan ke dokter.
Nebulizer harus selalu dibersihkan setiap setelah selesai digunakan. Nebulizer yang tidak dirawat dan dibersihkan dengan benar berisiko terpapar kuman dan virus penyebab infeksi.
Berikut ini adalah beberapa tips membersihkan nebulizer dengan benar:
Selain itu, nebulizer juga perlu disterilkan setiap seminggu sekali. Cara mensterilkan nebulizer, yaitu:
Ketika menyimpannya, tutupi nebulizer dengan kain kering dan bersih. Hindari meletakkan alat tersebut di lantai, baik saat akan digunakan atau tidak. Sementara untuk obat, simpanlah obat yang digunakan pada nebulizer di tempat yang sejuk dan kering.
Jika masih bingung dalam menggunakan nebulizer, jangan sungkan untuk bertanya kepada dokter terkait cara penggunaan dan perawatan alat nebulizer yang benar.