Banyak orang pernah mengalami sariawan dalam hidupnya. Kondisi ini bisa muncul di bagian mulut mana saja, bahkan di tenggorokan. Sariawan yang muncul di sekitar tenggorokan mungkin akan membuat Anda susah makan dan berbicara.
Lantas, kenapa sariawan bisa muncul di tenggorokan dan apa saja faktor penyebabnya? Lalu, bagaimana cara mengobatinya agar tidak mengganggu aktivitas Anda?
Ketahui lebih jauh tentang gangguan kesehatan tenggorokan ini dalam ulasan berikut.
Sariawan merupakan salah satu jenis luka di mulut yang paling umum ditemui dan dirasakan oleh banyak orang.
Sariawan berupa luka kecil dan berbentuk melingkar, biasanya terjadi di jaringan lunak dalam mulut, seperti lidah, pipi, bibir, bahkan tenggorokan.
Di sekitar tenggorokan, sariawan juga bisa muncul di esofagus (kerongkongan). Kerongkongan adalah saluran yang membawa makanan dan cairan dari mulut ke dalam perut Anda.
Secara umum, gejala sariawan di tenggorokan hampir mirip dengan radang tenggoroka (faringitis) dan radang amandel(tonsilitis).
Gejalanya berupa sakit di tenggorokan, terutama saat menelan atau berbicara. Bedanya, Anda bisa melihat adanya luka kecil di tenggorokan ketika Anda menjulurkan lidah ke depan.
Luka sariawan ini biasanya berbentuk bulat atau oval dengan tepian berwarna kemerahan. Bagian tengah luka bisa berwarna keputihan atau kekuningan.
Anda bisa menggunakan senter atau sumber cahaya lain supaya Anda bisa melihat luka sariawan yang ada di tenggorokan dengan lebih jelas.
Sebelum luka benar-benar muncul, Anda mungkin akan merasakan kesemutan atau sensasi terbakar di bagian tenggorokan selama 1-2 hari.
Anda pun mungkin merasa seperti ada makanan yang menempel di tenggorokan atau tidak turun dengan benar.
Rasa sakit pada luka sariawan ini pun cenderung semakin buruk bila Anda mengonsumsi makanan atau minuman yang asam atau pedas.
Ini sama seperti sariawan di lidah, bibir, pipi, maupun bawah gusi yang juga menyebabkan rasa nyeri menyiksa.
Sama seperti sariawan pada umumnya, penyebab pasti dari sariawan di tenggorokan tidak diketahui.
Namun, para ahli percaya bahwa ada banyak faktor yang bisa memicu kemunculan luka di tenggorokan ini.
Berikut beberapa faktor yang membuat Anda lebih berisiko mengalami sariawan di tenggorokan.
Bukan cuma itu, sariawan di tenggorokan juga bisa dipicu oleh kondisi medis tertentu.
Ambil contoh, penyakit yang terkait sistem pencernaan, seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
Pasien kanker yang menjalani kemoterapi atau radioterapi serta orang dengan HIV/AIDS juga lebih rentan mengalami sariawan.
Ini karena daya tahan tubuh pada kelompok orang tersebut lebih lemah dibandingkan dengan orang sehat.
Meski dapat menyebabkan nyeri yang tak karuan, sariawan bukanlah penyakit menular. Kondisi ini pun umumnya dapat menghilang dengan sendirinya dalam satu atau dua minggu.
Pengobatan rumahan, seperti obat sariawan dari bahan alami, terkadang sudah cukup untuk mengatasi sariawan di tenggorokan.
Meski begitu, sejumlah obat medis yang dijual bebas di apotek juga bisa membantu Anda mempercepat proses penyembuhannya.
Berikut berbagai cara mudah yang bisa dilakukan untuk mengobati sariawan di tenggorokan.
Berkumur air garam dapat membantu mengurangi rasa sakit serta mencegah luka sariawan di tenggorokan semakin parah.
Untuk mendapatkan manfaat tersebut, Anda hanya cukup melarutkan sekitar 1 sendok teh garam dalam segelas air hangat.
Lalu, kumur-kumur di tenggorokan sekitar 1 menit. Setelah itu, buang air bekas kumuran tadi. Ingat, jangan menelan air bekas berkumur, ya!
Sariawan di sekitar lidah, gusi, atau bibir bisa mereda bila Anda menempelkan es pada luka sariawan tersebut?
Namun, bagaimana dengan sariawan di tenggorokan? Mungkin agak susah.
Nah, untuk meredakan luka di tenggorokan ini, Anda bisa minum air dingin, baik itu air putih dingin, es teh, atau bahkan es krim.
Anda cukup minum air dingin secara perlahan, kemudian tahan air di tenggorokan dan diamkan selama beberapa detik.
Ulangi hal tersebut beberapa kali sampai rasa nyeri yang Anda rasakan berkurang.
Makanan yang terlalu asam, pedas, dan panas bisa membuat sariawan tak kunjung sembuh. Oleh karena itu, selama sariawan, pastikan Anda menghindari berbagai jenis makanan tersebut.
Anda juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang lunak dan lembut. Hindari makan makanan yang bertekstur keras dan tajam, seperti keripik, kerupuk, atau gorengan.
Alih-alih cepat sembuh, mengonsumsi makanan tersebut dapat membuat luka sariawan semakin besar. Pastikan Anda bijak dalam memilih makanan yang Anda makan setiap hari.
Berkumur pakai obat kumur atau menggunakan obat topikal berbentuk spray juga bisa jadi salah satu cara untuk mengobati sariawan di tenggorokan.
Di pasaran, produk obat ini tersedia dengan berbagai varian. Anda bisa memilih produk yang mengandung senyawa hidrogen peroksida, benzokain, dan fluocinonide.
Berbagai kandungan tersebut dapat membantu meredakan nyeri sekaligus mempercepat pemulihan.
Bila Anda tak tahan dengan sakitnya sariawan, minum obat pereda nyeri bisa jadi solusi yang tepat. Obat pereda nyeri, seperti paracetamol dan ibuprofen dapat Anda beli bebas di apotek.
Obat ini pun aman diminum oleh semua kalangan usia, termasuk anak-anak. Namun, sebelum minum obat, pastikan Anda membaca dengan teliti aturan pakai yang tertera pada label produk.
Pastikan dosis yang Anda minum sesuai dengan yang dianjurkan. Jangan sungkan untuk bertanya ke dokter atau apoteker bila Anda tidak paham aturan pakainya.
Anda juga bisa meredakan rasa nyut-nyutan di sekitar luka dengan minum obat kortikosteroid. Obat kortikosteroid bisa melawan peradangan dan meredakan nyeri.
Namun sebaiknya, Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat ini.
Pasalnya, Mayo Clinic< menyebut, obat steroid oral hanya diberikan bila sariawan sudah parah dan tidak merespons pengobatan apa pun.
Seperti penjelasan sebelumnya, ada banyak faktor penyebab sariawan di tenggorokan, mulai dari hal sederhana hingga kondisi medis yang lebih serius.
Itu sebabnya, segera berobat ke dokter bila Anda mengalami sariawan di tenggorokan yang tak biasa dengan gejala seperti di bawah ini.
Pada prinsipnya, segera periksa ke dokter bila Anda merasa ada yang aneh pada tubuh Anda. Jadi, jangan tunggu sampai parah untuk periksa ke dokter.
Dokter dapat meresepkan obat dengan dosis yang lebih tinggi atau menganjurkan prosedur medis tertentu, misalnya, pemberian obat antibiotik bila sariawan disebabkan oleh infeksi bakteri.
Konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut.