Berita Kesehatan
Hidung Tersumbat & Gangguan Tidur
Selasa, 21 Feb 2023 13:33:37

Ketidakmampuan untuk bernapas melalui hidung dikenali sebagai salah satu penyebab gangguan tidur. Kasus gangguan tidur dan hidung tersumbat, atau dalam medis dikenal dengan istilah sleep related breathing disorder (SRDB) ini penyebabnya belum diketahui secara pasti.

Perbedaan klinis kasus gangguan tidur dan hidung tersumbat meliputi jenis kondisi: 

  • Primary snoring,
  • upper airway resistance syndrome 
  • obstructive sleep apnea-hypopnea syndrome (OSAS) 
  • hypoventilation syndrome related to obesity. 

Kejadian gangguan tidur yang berhubungan dengan hidung tersumbat yang paling sering terjadi adalah terjadi 2-4% pada usia dewasa.

Dalam kondisi gangguan tidur dan hidung tersumbat, kondisi hidung memiliki peran besar dalam tingkat keparahan. Penderita alergi dan penderita flu akan memiliki pengalaman gangguan napas melalui hidung dan tidur saat malam. Konsekuensi dari hidung tersumbat saat tidur adalah mengantuk dan rasa tidak nyaman pada siang hari, mengeluh tidur yang tidak nyenyak, fatique serta gangguan performa kerja.

Faktor risiko hidung  tersumbat dan gangguan tidur diantaranya: obesitas, jenis kelamin laki-laki, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, kelainan bentuk kerangka dan jaringan lunak wajah, sumbatan jalan napas atas. Oleh karena itu, gangguan hidung sangat diperhitungkan sebagai faktor penyebab hidung  tersumbat dan gangguan tidur menyebabkan seseorang bernapas melalui mulut.

Pengobatan Hidung Tersumbat & Gangguan Tidur

Mengobati gangguan tidur memang merupakan sebuah proses yang panjang dan komprehensif. Hal ini harus Anda diskusikan dengan dokter, pertimbangan faktor-faktor diluar kebutuhan pengobatan dan operasi mungkin diperlukan, seperti:

  • olahraga,
  • pola makan yang disesuaikan,
  • pola aktivitas harian,
  • pola tidur dan lain sebagainya.

Akan tetapi apabila Anda seorang penderita alergi atau rhinosinusitis kronik dan memiliki gangguan tidur, maka pengobatan untuk mengatasi proses dihidung menjadi penting.

Pengobatan seperti hidung  tersumbat dan gangguan tidur dengan penggunaan dekongestan semprot di hidung dapat digunakan untuk membantu mengurangi hidung tersumbat sehingga seorang individu dapat tidur dengan nyaman, namun harus diperhatikan bahwa beberapa dekongestan juga memiliki efek stimulasi yang menyebabkan palpitasi dan insomnia, konsultasikan dengan dokter Anda.

Anti histamin, kortikosteroid, juga dapat digunakan untuk mengurangi gejala alergi dan dapat memperbaiki kelainan SRDB.

Penggunaan nasal dilator bisa menjadi pilihan untuk melebarkan area katup hidung di bagian depan, secara pengukuran meningkatkan 30% luas permukaan pintu masuk ke hidung. Akan tetapi suatu penelitian menyebutkan kurang dari 0,6cm2 pertambahan luas permukaan reseptor udara. Penelitian yang melakukan pengukuran dengan polisomnografi tidak menemukan adanya perubahan bermakna pada penderita OSA. Sehingga penggunaan nasal dilator tidak efektif untuk mengatasi gangguan tidur secara umum, kecuali pada kasus-kasus tertentu dengan kelainan di nasal valve.

Operasi hidung dan sinus sering dilakukan untuk mengurangi keluhan hidung tersumbat dan diharapkan dapat menyebabkan perbaikan secara tidak langsung pada SRDB. Operasi yang dilakukan baik merubah bentuk hidung dari luar untuk memperluas pintu masuknya udara (rinoplasti) maupun operasi septoplasty (memperbaiki bentuk tulang rawan pada hidung) maupun reduksi konka dan operasi sinus. Perbaikan selanjutnya pada hidung  tersumbat dan gangguan tidur menggunakan nasal CPAP (Continues Positive Airway Pressure)  juga diteliti memberikan hasil yang baik.

Penegakkan diagnosis dan terapi gangguan tidur bukan lah hal yang mudah, karena pada umumnya gejala yang timbul tidaklah spesifik. Konsultasikan hal tersebut dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.