
Lipoid pneumonia atau lipid pneumonia adalah kondisi ketika terjadi penumpukan lemak di paru-paru. Hal ini membuat alveoli (kantong udara) dipenuhi dengan cairan dan nanah. Lipid pneumonia terbagi menjadi dua, yaitu endogenous lipoid pneumonia dan exogenous lipoid pneumonia. Mari simak penjelasan selengkapnya melalui ulasan di bawah ini.
Apa itu Lipoid Pneumonia?
Seperti yang sudah dijelaskan, lipoid pneumonia adalah penyakit paru-paru langka yang disebabkan oleh penumpukan lemak di dalam organ paru-paru, tepatnya di saluran udara bagian distal dan alveoli. Kondisi tersebut dapat menyebabkan reaksi peradangan sehingga alveoli terisi cairan dan nanah yang akhirnya menghambat pertukaran gas dalam paru-paru.
Sebagai informasi, lipid adalah kelompok molekul alami yang meliputi lemak, lilin, sterol, dan vitamin yang larut dalam lemak. Lipid pneumonia terbagi menjadi dua jenis, yaitu endogenous lipoid pneumonia dan exogenous lipoid pneumonia. Berikut masing-masing penjelasannya:
Endogenous lipoid pneumonia
Endogenous lipoid pneumonia terkadang disebut juga dengan pneumonia kolesterol. Kondisi ini muncul sebagai reaksi terhadap jaringan rusak yang melepaskan lemak dan kolesterol, kemudian lemak dan kolesterol berkumpul di paru-paru hingga menyebabkan peradangan dan pneumonia. Jenis ini merupakan kondisi yang kronis. Selain itu, kondisi ini juga sering ditemukan pada orang dengan penyakit turunan seperti gangguan penyimpanan dan metabolisme lemak (familial lipid disorders).
Exogenous lipoid pneumonia
Jenis ini terjadi akibat paparan terhadap zat yang mengandung lemak, seperti mineral oil-based laxatives dan nasal dekongestan. Partikel minyak tersebut kemudian berkumpul di dalam paru-paru sehingga menyebabkan pneumonia. Kondisi ini sifatnya bisa berupa akut atau terjadi secara tiba-tiba dan parah, serta dapat berlangsung dalam jangka panjang jika paparan terhadap zat minyak terjadi secara berkelanjutan.
Penyebab Lipoid Pneumonia
Penyebab lipid pneumonia berbeda-beda, tergantung dari jenisnya. Pada endogenous lipid pneumonia, penyebabnya sendiri kurang jelas. Namun, kondisi tersebut sering kali terjadi ketika jalan napas mengalami sumbatan, misalnya akibat tumor paru. Tumor paru tersebut dapat menyebabkan sel-sel rusak, meradang, dan pecah menjadi puing-puing. Sel-sel yang rusak tersebut melepaskan kolesterol yang menumpuk sehingga menyebabkan peradangan.
Kondisi ini juga bisa terjadi ketika seseorang mengalami infeksi tertentu, atau masalah genetik dalam proses pemecahan lemak. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko endogenous lipid pneumonia adalah:
Bronchiolitis obliterans.
Pneumonia jamur.
Merokok.
Kanker paru-paru.
Penyakit Niemann-Pick.
TB paru.
Penyakit Gaucher.
Rheumatoid arthritis.
Sementara itu, exogenous lipid pneumonia terjadi ketika zat lemak yang terkandung dalam produk-produk tertentu terhirup atau teraspirasi. Aspirasi adalah kondisi ketika benda padat atau cairan yang seharusnya masuk ke kerongkongan justru masuk ke dalam saluran pernapasan sehingga berakhir di paru-paru.
Setelah berada di paru-paru, zat tersebut dapat memicu peradangan. Tingkat keparahan reaksi sering kali tergantung pada jenis minyak dan lamanya paparan. Apabila peradangannya cukup parah, maka paru-paru bisa mengalami kerusakan secara permanen.
Obat pencahar berbasis minyak mineral dan nasal dekongestan adalah salah satu contoh yang paling sering terhirup atau teraspirasi yang menyebabkan exogenous lipid pneumonia. Selain itu, insiden exogenous lipid pneumonia ini mengalami peningkatan setelah adanya tren penggunaan vape sebagai pengganti rokok.
Beberapa orang yang lebih mungkin untuk mengalami exogenous lipid pneumonia adalah sebagai berikut:
Anak-anak.
Orang dengan langit-langit mulut sumbing (cleft palate).
Orang dengan GERD.
Gangguan otak yang menyebabkan kesulitan menelan.
Gejala Lipoid Pneumonia
Gejala lipid pneumonia bisa berbeda-beda dari orang ke orang. Bahkan, beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala sama sekali atau hanya menimbulkan gejala ringan. Namun, gejala-gejala tersebut cenderung memburuk dari waktu ke waktu. Dalam beberapa kasus, gejala bisa semakin parah atau bahkan mengancam jiwa.
Adapun beberapa gejala umum lipid pneumonia dapat meliputi nyeri dada, batuk kronis, dan sulit bernapas. Sementara itu, sejumlah gejala lainnya yang mungkin juga dapat terjadi meski kurang umum ditemukan adalah demam, penurunan berat badan, batuk berdarah, berkeringat di malam hari, serta kesulitan menelan.
Diagnosis Lipoid Pneumonia
Lipid pneumonia sulit didiagnosis karena gejalanya mirip dengan jenis pneumonia lainnya. Karena alasan tersebut, kondisi ini mudah terlewatkan atau salah didiagnosis. Dokter biasanya menggunakan CT scan untuk mendiagnosis kondisi paru-paru yang serius. Namun, kumpulan lemak di dalam paru-paru dapat tampak sebagai kista atau nodul pada CT scan sehingga bisa salah didiagnosis sebagai kanker paru-paru.
Jadi, guna mengonfirmasi diagnosis lipid pneumonia, dokter juga membutuhkan informasi lebih banyak tentang gaya hidup atau kebiasaan pasien dalam beberapa waktu terakhir, serta melakukan pemeriksaan penunjang lainnya, seperti bronkoskopi untuk mengambil sampel cairan alveolus untuk kemudian diperiksa di laboratorium.
Pengobatan Lipoid Pneumonia
Pengobatan jenis pneumonia ini akan disesuaikan dengan penyebabnya. Untuk mengatasi endogenous lipoid pneumonia, dokter biasanya akan berfokus untuk mengobati masalah kesehatan yang mendasarinya. Umumnya, perawatan bagi penderita endogenous lipoid pneumonia tersebut, di antaranya:
Terapi penggantian enzim.
Membilas seluruh paru-paru atau mencuci paru-paru dengan larutan garam (whole lung lavage).
Pengobatan steroid.
Memberikan terapi oksigen.
Terapi pernapasan.
Sementara itu, perawatan untuk exogenous lipoid pneumonia adalah berhenti menggunakan atau menghindari paparan zat yang dapat memicu kondisi tersebut. Upaya ini biasanya sudah cukup guna meredakan gejala. Sedangkan, pengobatan lain biasanya tidak efektif.
Lipoid pneumonia memang jarang terjadi, namun kondisi ini bisa dicegah dengan tidak melakukan vaping dan berhati-hati terhadap produk berminyak. Selain itu, gunakan masker pelindung wajah saat bekerja di sekitar pelumas, cat, pestisida, dan produk udara lainnya guna mencegah kerusakan paru-paru akibat exogenous lipoid pneumonia.
Kemudian, sebagai langkah lebih lanjut untuk mencegah atau melakukan deteksi dini terhadap kelainan pada paru-paru, Anda juga bisa melakukan Skrining Kesehatan Paru di Siloam Hospitals. Pemeriksaan ini meliputi tes darah lengkap, foto Rontgen, dan spirometri.