
Semua orang punya amandel yang jumlahnya sepasang, berbentuk oval, dan berlokasi di samping dalam tenggorokan. Fungsi amandel adalah mendukung sistem imun dalam melawan serangan penyakit yang masuk melalui mulut. Makanya saat terjadi infeksi, amandel meradang dan membengkak. Jika infeksi terjadi lama dan berulang, seseorang berisiko mengidap radang amandel.
Gejala radang amandel meliputi sakit tenggorokan, sulit menelan, bau napas tidak sedap, demam, dan suara serak. Pada pemeriksaan fisik, amandel terlihat merah, membengkak, serta ada bercak putih atau kuning.
Kondisi ini tidak bisa dianggap sepele karena pada kasus yang parah, radang amandel sebabkan sulit berbicara, demam tinggi, ruam kulit, nyeri sendi, hingga kesulitan bernapas.
Operasi dilakukan untuk mengeluarkan amandel yang membengkak. Tindakan ini tergolong aman dan umum dilakukan meski sebaiknya, operasi dilakukan hanya pada kasus tertentu. Pasalnya radang amandel tergolong ringan bisa disembuhkan dengan konsumsi antibiotik. Saat kondisinya memburuk dan menjadi kronis, dokter menganjurkan pengangkatan amandel dengan operasi, disebut tindakan tonsilektomi.
Beberapa kondisi yang mengharuskan operasi amandel adalah:
Operasi amandel dilakukan dengan dua metode. Pertama, metode diseksi diatermi bipolar yang menggunakan forcep elektris untuk menutup pembuluh darah di antara amandel dan otot sekitarnya. Kemudian, amandel diangkat total satu persatu. Metode ini banyak dipilih karena bisa mengurangi risiko pendarahan.
Kedua, metode intrakapsular yang menggunakan probe elektrik untuk memecah dan menghancurkan protein di jaringan amandel. Probe mengandung larutan garam yang dipanaskan dengan arus listrik agar mampu menghancurkan kelenjar di lapisan amandel. Tindakan ini berisiko karena berpotensi menyebabkan kerusakan otot dan pembuluh darah di sekitar amandel dan tenggorokan.
Pertolongan Pertama Saat Mengidap Radang Amandel
Sebelum memutuskan operasi, lakukan upaya pertolongan pertama berikut ini saat muncul gejala radang amandel.